Melamar kerja

3.7K 157 10
                                    


- Seoul, korea selatan-

Aku masih duduk mematung disini.Masih tidak percaya dengan tempat mewah yang saat ini ku pijak.

Restaurant bintang 5?
Mungkin lebih dari itu.

Mataku menelaah setiap dekorasi di ruangan ini mulai dari desain lampunya yang mirip seperti lampu di negeri dongeng,bahkan pakaian pelayan disini terlihat mewah dan dinding disini sepenuh nya terbuat dari kaca.

Kebetulan aku sedang berada di lantai 5.Tempat yang strategis untuk melihat indahnya pemandangan malam kota seoul.

Aku mengenakan sebuah gaun indah bernuansa black and gold.Gaun ini cukup panjang hingga menyapu lantai.

Aku bahkan tidak tau darimana asal gaun yang ku kenakan ini.

Karena kalau aku ingat ingat cuma ingat kuncinya ce a minor-
Oke kenapa aku menyanyi?
Baiklah, tabunganku selama berbulan bulan ku yakin tidak akan cukup untuk membeli gaun yang ku pastikan mahal ini.

Rambut panjangku lurus terurai menutup bagian punggungku yang sedikit terbuka karna design gaun ini transparan atau memang si penjahit sudah kehabisan stok kain.

Lalu make up ini?
Ah, aku bahkan sampai tidak mengenali diriku sendiri ketika bercermin.

Dan satu hal yang penting.
Aku disini tidak sendiri tapi bersama seorang namja!

Ya seorang pria impianku yang bernama Jeon Jungkook.

Rambutnya tertata rapi,dan ia juga mengenakan jas hitam dengan sedikit sentuhan warna gold yang menambah kesan mewah.

Aku yang sedari tadi sibuk melihat ketampananya menyadari dia juga sedang sibuk.Sibuk berbicara dengan seorang pria atau lebih tepatnya seorang pelayan restaurant disini.

Entah apa yang mereka bicarakan sampai mengacuhkan eksistensiku.

"Lee Jieun."

Ia memanggil nama lengkapku.

Kedua sudut bibirku terangkat karena Jungkook tidak lagi mengabaikanku "Ne, Jungkook?"

"Kau sangat cantik Jieun-ah" ia tersenyum manis.

Sekarang aku yakin pipiku sudah semerah tomat dan kenapa dia tampan sekali saat tersenyum?

Tiba tiba dia menepuk kedua tangannya dua kali seperti memberikan isyarat pada seseorang.

Dalam sekejap semua lampu di dalam ruangan ini padam.

Hanya menyisakan satu lampu yg menyorot ke meja tempat kami berdua duduk.

Suara alunan biola yang indah itu sekejap memenuhi ruangan yang sedari tadi hening.

Sekarang aku mengerti kenapa bisa restaurant semewah ini hanya ada kami berdua tanpa ada satupun pengunjung lain.

Ternyata dia sengaja memesannya hanya untuk kami berdua.

Persis seperti yang dilakukan seorang pria ketika ingin melamar kekasihnya didalam film film romantis yang sering ku tonton.

Tunggu!
apa? Melamar?
Omo! Apa dia akan melamarku???

Ah tidak mungkin.Pemikiran ini pasti datang karena aku terlalu banyak menonton film.

NEVERMINDWhere stories live. Discover now