Part 17

757 73 22
                                    

Tuhan mengirim seseorang dalam hidupmu untuk sebuah alasan, baik untuk belajar darinya atau untuk menjalani hidup ini bersamanya.

—Someone—


〰️〰️〰️

"Husstt, tenanglah." Arkan dengan sabar terus mengelus kepala Zahra menenangkan.

Kini keduanya masih berada dalam mobil Arkan. Arkan baru menyadari seragam pengawasnya yang tidak sempat ia ganti tadi. Ini semua karena ia terlalu khawatir? Maybe.

Sampai tangisan Zahra mereda. Namun tiba-tiba saja Zahra kembali menangis. Sampai Arkan dibuat bingung.

"Kamu kenapa?" tanyanya khawatir.

"Ih, malu." Zahra makin menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Arkan. Sungguh dia yakin sekali, muka dan penampilannya hancur berantakan. Serasa dirinya ingin hilang saja atau meminjam jubah ajaib Harry untuk sementara.

Arkan malah terkekeh mendengar pernyataan Zahra. Dia kira ada sesuatu yang membuat cewek itu menangis lagi. Dia perlahan melepaskan pelukannya. Kemudian memegang kedua bahu Zahra.

"Loko at me! Kamu nggak jelek, kok. Kalau cowok breng**k itu masih ganggu kamu, tanya ke aku yah?" ujar Arkan lembut.

Zahra mengulas senyum tulus sembari mengangguk. Tanpa diduga Arkan menghapus air matanya dengan sapu tangan yang ia yakin milik Arkan.

Desiran aneh itu datang lagi. Degupan jantungnya makin menggila. Zahra berpikir dia tidak pernah memiliki riwayat penyakit jantung atau semacamnya. Zahra menjadi gugup dan malu.

"Sudah, kamu jangan nangis lagi. Mau ikut ke suatu tempat?" Arkan menaikturunkan alisnya.

"Ke mana?" tanya Zahra bingung.

"Secret." Arkan mengedipkan matanya.

"Nggg... baiklah. Tapi, kita ganti baju dulu. Dan... maaf yah. Gara-gara aku baju kamu kotor," ujar Zahra merasa bersalah.

"Nope, gak usah dipikirin. Aku anterin kamu pulang dulu."

Mobil mulai melaju menuju kawasan rumah Zahra. Hingga kemudian Zahra pamit untuk ganti baju. Arkan menunggunya sampai selesai. Lalu kembali melajukan ke gedung apartemen Arkan. Dan ternyata dekat dengan perumahan Zahra. Hanya butuh sepuluh menit untuk sampai di sana.

Keduanya kini sudah siap dengan baju non-formal. Zahra dengan baju kaos putih dibalut rompi jeans dan celana jeans. Sedangkan Arkan dengan kaos putih dibalut jaket dan juga celana jeans. Mereka tampak sangat kompak dan serasi.

"Are you ready?"

"Yes, sir!"

️〰️〰️

"Wow, ini keren banget." Zahra kagum dengan tempat yang dikunjungi keduanya.

"Welcome to The Lodge Maribaya!" Arkan lalu menarik tangan Zahra memasuki salah satu tempat wisata alam di Bandung.

"Kamu ingin mulai dari mana?" tanya Arkan pada Zahra masih posisi bergandengan.

"Outbond dulu," ujar Zahra dengan semangat 45nya.

"C'mon!"

Satu persatu fun game dicoba oleh keduanya. Keceriaan dan kebahagiaan menyelimuti keduanya. Semua masalah seakan tidak pernah terlintas dalam benak mereka. Hanya keseruan yang dirasakannya.

"Aku mau naik ayunan itu." Zahra menunjuk ayunan diatas ketinggian dengan latar pemandangan hijau alami.

"Panggilannya?" tanya Arkan jail.

"Arkan, ayo dong!" ujar Zahra dengan puppy face.

"Sky swim menunggu!" Arkan mengacak-acak rambut Zahra lalu menariknya ke spot wahana tersebut.

"Waahhhh, gilaaa!" teriak Zahra saking senangnya.

Dari jauh Arkan memotretnya dengan diam-diam. Dia merasa gemas dengan tingkah Zahra. Dia tidak ikut naik ayunan itu, dia hanya mengamati Zahra dari tempatnya hingga selesai.

"Mau naik sepeda?" tanya Arkan saat Zahra selesai melepaskan semua pengamannya tadi.

"Ayo!" sahutnya semangat. Arkan terkekeh kecil lalu mengacak kembali rambut Zahra.

Keduanya memakai pengaman yang diperlukan untuk menaiki Zip Bike. Bersepeda diatas trek seutas tali dengan di bawahnya adalah jurang yang curam. Spot wahana ini membuat adrenalin kita tertantang.

Sedari tadi Zahra memegang ujung jaket Arkan. "Kamu aja yah," ujarnya sudah berulang kali. Melihat jurang di bawah membuatnya ngeri.

"Tenang, ada aku kok." Arkan mengelus lembut kepala Zahra. Setidaknya Zahra sedikit lebih tenang. Dia mengangguk merespon.

Keduanya mulai mengayuhkan sepedanya. Zahra berada di depan dan Arkan tepat bersepeda di belakangnya.

"Buka matamu, Ra!" teriak Arkan takut Zahra tidak mendengarnya.

Perlahan namun pasti Zahra membuka kelopak matanya. Dia mulai merasa tenang. Menikmati segala ciptaan Allah yang sungguh tak dapat diragukan lagi.

"Satu wahana lagi, mau?" tanya Arkan menggandeng Zahra menuju suatu tempat.

"Mau!" seru Zahra girang.

Sampai di tempat yang dimaksud, Zahra menatap Arkan. "Kita naik itu?" tanyanya menunjuk balon udara.

"Yup, Hot Air Balloon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yup, Hot Air Balloon." Arkan menjawabnya dengan mantap. Tanpa menunggu respon Zahra, dia menariknya menuju balon udara itu. Dan membantu Zahra menaikinya.

Hanya satu penjabaran Zahra ketika berada di atas balon udara itu. Wonderful. Di atas ketinggian sekitar enam meter, Zahra sangat menikmatinya. Tanpa sadar dia memeluk lengan Arkan. Yang dipeluk bukannya kesal, tapi malah senang.

"Senang?"

"Sangat!"

"Bahagia?"

"Iya!"

〰️〰️〰️

TBC

Asikk, aku mau dong diajak ama bebeb Arkan. Jangan lupa bintang dan komentarnya ⭐💬

20 April 2019
Ig: @lilis_ata77

CCTV ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang