Part 15

809 76 7
                                    

Mengapa aku selalu terdiam saat aku menatap mata indahmu?
Mengapa aku selalu terpaku ketika melihat senyumanmu?

ArkanJoneaAlistair

〰️〰️〰️

Sinar mentari seakan menusuk pori-pori kulit. Jika bukan musim hujan maka hanya akan ada musim kemarau. Begitulah negara tropis, negara tercintanya.

Arkan masih setia duduk depan komputer. Mengamati satu objek pada layar monitornya. Diliriknya jam tangan Rolex miliknya. Jam pulang sekolah dan artinya jam istirahat untuknya. Senyuman terbit di bibirnya. Dengan semangat dia mengirimkan pesan singkat pada seseorang disana.

Seseorang yang sudah dua hari menghalau segala alur pikirannya. Dan hanya seputar dia yang selalu dipikirkannya. Walau dua hari ini, mereka tidak bertemu. Namun komunikasi mereka berjalan dengan lancar.

Zahra...

Nama itu lagi. Akan tetapi mampu menerbitkan secercah senyum. Permusuhan sebelumnya tercipta senantiasa kokoh berdiri. Kini keduanya seakan sudah menghancurkan tembok besar itu.

Langkah kaki Arkan membawanya keluar dari ruangan pengawas. Sebelum benar-benar keluar, suara berat sudah dikenalnya menginterupsinya.

"Nggak ngajak gue?" sindir Rafa.

"Jomblo kesepian!" cibir Arkan pedas. Dia segera bergegas keluar sebelum kena semprotan Rafa.

"Nggak usah ledek diri sendiri lu! Lo juga jomblo!" teriak Rafa geram. Gumaman dan makian terlontar dari mulut Rafa. Kesal karena sekarang moodnya tambah hancur. Ingatan tentang gadisnya berduaan dengan cowok lain membuatnya terbakar.

Arkan sampai lebih dulu di restoran tempat mereka janjian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arkan sampai lebih dulu di restoran tempat mereka janjian. Awalnya Arkan ingin pergi bersama saja. Namun ditolak mentah-mentah oleh Zahra.

"Hy," sapa Zahra baru datang.

Arkan menoleh ke samping saat dilihatnya gadis itu berdiri dengan senyuman cerah dan hangatnya. Dia memang duduk membelakangi pintu masuk jadi tidak menyadari kedatangan Zahra.

"Kamu naik apa ke sini?" tanya Arkan memulai obrolan. Sudah saya katakan keduanya sudah tidak saling mencela lagi. Tidak ada lagi panggilan om-om atau gadis bar-bar atau semacamnya.

"Taksi," jawab singkat Zahra.

Tampak Arkan kurang suka dengan jawaban diberikan Zahra. Tetapi sekeras apapun dia memaksa, Zahra lebih keras kepala. Entahlah ada sebersit perasaan khawatir mendengar jawaban Zahra.

"Emang enak makan sup siang begini?" tanya Arkan saat setelah pesanan mereka sudah dibawa oleh pelayan.

"Enak tau, aku suka sekali dengan makanan jenis itu." Zahra menjawab ceria seakan membayangkan memakan sup dengan dipenuhi wortel. Hanya sup sayur yang dia sukai.

"Kamu vegetarian?" tanya Arkan lagi. Rasanya Arkan ingin sekali mengenal lebih banyak tentang Zahra.

"Hm, gak juga sih. Aku kadang juga makan daging kok. Tapi gak sesering makan sayur."

"Kalo suka aku?" Arkan mengerling pada Zahra. Pipi merah Zahra makin terlihat lucu.

"Ih, gombal!" Zahra bergidik ngeri melihatnya.

Tawa Arkan pecah melihat gadis depannya. Niatan menggoda seakan menjadi hal menarik.

Dengan jahilnya Arkan malah menoel-noel punggung tangan Zahra berada di atas meja. Senyuman miring terpatri di wajah maskulinnya.

"Kamu nyebelin deh!" Zahra dibuat geram.

"Cie, cemberut."

Ucapan Zahra terpotong saat pelayan membawa makanan mereka. Setelah semua makanan tersusun rapi di atas meja, Zahra masih kesal tak mempedulikan Arkan dan langsung menyantap supnya.

"Kasian sekali tuh wortel digigit dengan ganas seperti itu." Arkan menatap prihatin terhadap sup santapan Zahra.

Zahra mengalihkan pandangannya, dia melotot tak suka pada Arkan. Emang dia pikir dirinya apa? Ganas? Astaga, Zahra sudah mau meledak. Huft, dia harus sabar. Dirinya sudah lapar.

Arkan tersenyum geli. Melihat muka merah Zahra membuatnya senang. Mungkin akan menjadi hobi barunya untuk menggoda gadis itu.

"Aku tau aku cantik," ujar Zahra pede. Niatan membalas tiba-tiba terlintas di otaknya.

"Ih, pede abis." Arkan menjawab acuh padahal dalam hati ia membenarkannya. Dia mulai menyantap makan siangnya.

"Kamu melting," goda Zahra makin menjadi.

"Makan!" seru Arkan mengundang tawa Zahra. Arkan tidak lagi tertarik pada makanannya, dia makin menatap Zahra sedang tertawa.

〰️〰️〰️

TBC

Part gaje yah? 😕 maapin ding 😇. Kasih bintang atau komen dong 😉.

20 April 2019
Ig: @lilis_ata77

CCTV ✔️Where stories live. Discover now