Part 9

924 76 17
                                    

Sahabat adalah mereka yang tahu bahwa ada kesedihan di matamu.
Ketika seluruh dunia percaya dengan senyum di wajahmu.

-ZahraAdelia-

〰️〰️〰️

"Kalian lagi ngapain?" tanya seseorang dari arah belakang punggung Zahra.

Pertanyaan orang tersebut seketika membuat keduanya tersadar akan posisinya. Mereka melepaskan pegangannya dan saling menjaga jarak.
Kecanggungan tercipta diantara keduanya. Gugup karena suasana beberapa detik yang lalu. Dan sialnya dipergoki oleh orang lain.

Arkan berdeham untuk mencairkan suasana canggung yang terjadi. Berbeda dengan Zahra yang mengalihkan perhatiannya dengan memperbaiki penampilannya akibat serangan yang dilancarkannya pada Arkan.

Rafa menatap curiga kedua orang di depannya itu. Tadi setelah menghabiskan makanannya, ia segera menyusul kepergian Zahra. Niatnya ingin melihat perang dunia ketiga malah berbalik melihat kejadian tak disangkanya. Emang jahat.

Ini diluar prediksi gue, pikir Rafa sambil bersedekap dada.

"Lo masih ada urusan dengan gue," ujar Zahra dengan jarinya menunjuk Arkan.
Arkan yang sama sekali tidak pernah ditunjuk seperti itu merasa emosinya mulai naik. Ia memegang telunjuk Zahra dengan tatapan datarnya yang sudah berubah menjadi tajam. Terbesit akan ide jahil di kepalanya.

Arkan memegang tangan Zahra yang sempat tadi dijulurkannya menunjuk dirinya. Dia lalu mengecup punggung tangan Zahra seperti halnya seorang pangeran pada gadis pujaannya.

Akan tetapi, perlakuan manis Arkan tak membuat Zahra tersipu. Dia balas menatap Arkan yang menatapnya tajam.

"Kan kutunggu hal itu, gadis bar-bar." Arkan mengucapkannya setelah mengecup tangan Zahra. Panggilan khusus untuk gadis itu pada akhir kalimatnya juga sengaja ia tekankan dengan nada menyindir.

"Jijay!" cibir Zahra menghempaskan tangannya dari Arkan. Dia berlalu dari sana dengan berengut kesal. Dia tidak memperdulikan tatapan penasaran Rafa saat melewatinya.

Arkan yang menyadari muka melongo sahabatnya tak mau ambil pusing untuk menjawab rentetan pertanyaannya. Sebelum Rafa menyadarinya, dia berlalu dari sana mengikuti jejak Zahra. Dia akan pergi ke mansionnya terlebih dulu sebelum beranjak ke kantor.

"ARKAN!!!" teriakan Rafa dari arah belakangnya membuat Arkan makin mempercepat langkahnya.

〰️〰️〰️

Mentari pagi indah mengiri langkah siswa siswi menuntut ilmu. SMA Victoria yang menjadi sekolah ter-elit di kota kembang itu menjadi tujuan gadis dengan rambut panjangnya yang dikuncir kuda.

Zahra melihat jam tangan berwarna merah maroon bertengker manis di pergelangan tangannya. Tinggal lima belas menit lagi, bel sekolah berbunyi. Malas menunggu di kelas, Zahra malah merubah haluan menuju kantin sekolah. Mengotak atik ponselnya untuk memberi kabar kepada sahabatnya untuk menyusul dirinya.

Setelah membeli roti dan juga susu sebagai sarapan paginya, Zahra duduk di bangku pojok kantin. Dari arah pintu kantin terdengar namanya disebut oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan sahabat cemprengnya, Alea Hasan.

"Morning everybody, Alea hereee!" sapa Alea kepada penjuru kantin. Ish, memalukan.

"Pagi, nona Zahra!" sapanya juga saat sudah duduk di depan Zahra.

"Hm," deham Zahra.

"Lo kenapa? Ada masalah? Cerita dong ama gue, setidaknya kalo gak bisa bantu, lo bisa longgarin beban pikiran elo," ucap Alea penuh pengertian.

Zahra menatap Alea lalu menghembuskan nafasnya berat. Cuma Alea yang mengerti apa yang sedang dirasakannya. Karena cuma dia yang ada disaat orang tuanya sibuk dengan dunianya sendiri.

"Gue bingung, Lea. Gue gak tau mau bagaimana lagi," curhat Zahra frustasi.

Alea sudah mengerti kondisi sahabatnya. Dia pindah tempat duduk ke samping Zahra. Siswa yang berada di kantin mulai berangsur-angsur keluar saat bel masuk akan berbunyi. Kini hanya dua gadis itu saja yang ada di sana.

Ketika tak ada kata terucap, diam mampu ungkapkan apa yang tak bisa diucapkan. Tak semua bisa memahami, tapi sahabat selalu mengerti.

Begitu pula dengan Alea yang kini merengkuh tubuh dan hati rapuh sahabatnya. Dia sangat tahu apa yang telah dialami sahabatnya ini. Dibalik ketegasannya tersimpan banyak luka di hatinya.

Zahra menumpahkan segala bebannya dengan air mata. Dipeluknya dengan erat sahabat yang menjadi penopangnya selama ini.

"Kita bolos, gimana? Sekali ini doang kok, yuk!" ajak Alea saat tangisan Zahra sudah berhenti.

"Yuk!" seru Zahra tanpa berfikir panjang lagi. Dia akan menenangkan pikirannya terlebih dulu. Dan tentunya bersama sahabatnya, Alea.

〰️〰️〰️

TBC

Apa arti sahabat buat kalian?
Coment, kuy 😊😊😊

12 April 2019
Ig: @lilis_ata77

CCTV ✔️Where stories live. Discover now