Bab IX

39K 2.2K 36
                                    




"Aku tidak mau !"

"Kau harus ikut bersamaku.. Mengertilah"

Keributan itu terdengar dari kamar tidur milik Flow. Bahkan semua maid dan juga keluarga Flow hanya bisa diam mendengarkan pertengkaran manis dari Lucas dan juga Flower yang terdengar tidak seperti pertengkaran. Itu dikarenakan keputusan semua diambil berdasarkan keinginan Lucas yang terdengar seperti permohonan. Namun bukan Flower jika tidak keras kepala menolak apapun yang ia tidak suka, hingga terjadilah perdebatan yang sepertinya semua orang yang berada disana tahu siapa yang akan memenangkan ini.

"Luke !! Aku ingin menyelesaikan kuliahku dulu. Aku sudah berada diakhir semester. Ayolahh.." jelas Flow disertai wajah merengut yang tampak menggemaskan

"Amour.. Tapi kau harus bersamaku. Keadaanmu akan berbahaya karena aku sudah menandaimu. Jadi mengertilah.." bantah Luke dengan penjelasan yang benar-benar lembut

"Ya sudah, kalau begitu kau saja yang ikut denganku ke Indonesia." jawab Flow ringan tanpa memikirkan ucapannya akan membuat dampak yang luar biasa baginya nanti

"Baiklah kalau itu keinginanmu. Kita akan berangkat lusa." balas Luke membuat Flow mengernyit tidak suka mendengar jawaban dari pria tampan yang saat ini sibuk dengan entah-apa-yang-sedang-dikerjakannya

"Kenapa kau ikut ?" tanya Flow ketus karena kesal

"Bukannya kau yang meminta aku ikut bersamamu ? Jadi kenapa tidak ? Luna-ku memintaku untuk ikut, jadi aku akan ikut dengannya."

"Ishh !! Aku kesal denganmu ! Jangan berbicara denganku."

"Aku salah apa lagi saat ini, Amour ?"

"Huaaaaa... Aku benar-benar kesal !!!" jerit Flow disertai tangisan frustasi karena sikap Lucas yang membuat ia frustasi sendiri

"Kau kenapa, sayang ? Kau terluka ?" panik Luke karena mengetahui Lunanya menangis histeris

Tak kalah heboh dengan pasangan unik didalam kamar itu, ketiga orang yang saat ini tengah berdiskusi diruang tengah pun sibuk memikirkan tentang rencana untuk memindahkan Flower setelah ia lulus dari Universitasnya.

"Jadi aku hanya perlu membujuk Flow agar pindah kemari, Tuan ?" tanya Irenne pada Kakek Flower yang kini tampak serius membahas mengenai keadaan cucu satu-satunya itu

"Tentu saja.. Aku ingin ia tinggal disini, apalagi setelah kejadian ia dan juga Mr. Brien yang sangat mengejutkan kita semua."

"Baiklah, Tuan. Lalu untuk tugas saya selanjutnya apakah.."

"Tidak, Irenne.. Kau bebas tugas.. Terima kasih telah menjaga cucuku selama ini.. Entah apa yang aku harus lakukan untuk membalas jasamu serta keluargamu." ucap Alexander

"Ah.. Tidak perlu mengucapkan terima kasih, Tuan.. Aku yang seharusnya mengucapkan itu. Lagipula dengan ini aku bisa memiliki seorang sahabat. Tidak terkurung oleh kekangan orang tuaku lagi."

"Itu memang dasar Chris saja yang keras kepala. Haha.."

"Daddy memang seperti itu."

"Ya bagaimana pun itu Daddymu. Haha.."




*********


Saat ini kedua gadis cantik di mansion Alexander tengah sibuk membicarakan mengenai topik yang begitu penting bagi salah satu gadis tersebut. Yaitu jalan-jalan dan juga shopping.

"Jadi ? Lo harus berangkat lusa ? Kita bahkan belum sempat jalan-jalan disini." gerutu Irenne

"Trus gue mesti gimamana ? Gue bahkan harus menangis seperti ini. Itu bahkan ngga buat ia ngerti juga. Lihat ! Mata gue udah seperti bola pingpong. Huhuuu.." jelas Flow frustasi disertai isakan kecil karena tangisannya baru berhenti setelah Lucas akhirnya menurut ketika Flow menjerit-jerit meminta ia pulang karena benar-benar kesal akan tingkah pemaksa Lucas

Lucas Mate ||	CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang