"Ssshh ... biarkan dia sendirian, mungkin keadaan akan membaik jika Jungkook sudah tenang."lirih Seokjin.

"Dia bilang, dia mau berhenti ... Jungkookie mau berhenti ..."

"Apa?"

"Aku takut, aku tidak ingin kehilangan adikku, Seokjin-ah."adu Jiseo.

"Ssshhh ... tidak, dia sedang dalam keadaan tidak baik saat mengatakan itu, aku yakin dia akan merubah keputusannya."Seokjin mengusap sayang puncak kepala Jiseo.

"Aku takut ..."

"Jangan takut, dia menyayangimu ... dia tidak akan meninggalkanmu begitu saja."kata Seokjin.

Jiseo terus menangis di pelukan Seokjin dan membuat lelaki itu khawatir. Ia memutuskan untuk tidak berangkat bekerja karena ingin menemani Jiseo. Beruntung kakek Seokjin mengerti akan hal itu walaupun hari ini masih ada rangkaian acara penting di hotel dan Seokjin adalah kepala koki disana. Hubungan Jiseo dan Seokjin pun sudah diketahui oleh keluarga Seokjin sendiri, jadi mereka sering membiarkan Seokjin memilih Jiseo daripada kepentingan pekerjaan karena mereka tau, Seokjin sangat mencintai Jiseo.

Malam harinya, Seokjin memasak makanan untuk mereka makan berdua. Setelah makanan itu jadi, Seokjin berusaha membujuk Jiseo untuk menelan satu sendok saja makanan yang ia buat mengingat kekasihnya tidak memakan apapun semenjak ia datang tadi siang.

"Ayolah, kau bisa sakit nanti."bujuk Seokjin.

"Aku sedang tidak berselera, maafkan aku."lirih Jiseo.

"Jiseo-ya?"

"Tidak ..."

"Jungkook akan marah jika kau tidak memakan makananmu,"kata Seokjin.

Jiseo masih diam, matanya sembab dan sesekali masih mengeluarkan air mata.

"Kita akan mencarinya nanti, arrasseo?"

Jiseo tidak menjawab, ia tetap tidak mau makan bahkan saat Seokjin berusaha menyuapkannya ia lebih memilih menyingkirkan tangan Seokjin dan menjauhkan piring di atas meja dari hadapannya.

"Jigeum myeot si imnikka?"tanya Jiseo.

"Ohu ahob siyeyo."jawab Seokjin.

"Dia tidak menelfonmu?"tanya Jiseo.

"Tidak ..."

Jiseo menghela nafas panjangnya.

"Dia akan pulang, percayalah."kata Seokjin.

"Aku harus mencarinya,"

Jiseo berdiri dari kursinya, ia mengambil tasnya lalu pergi.

"Jiseo-ya!!!"

Seokjin yang khawatir, segera mengambil kunci mobilnya lalu mengikuti kemana kekasihnya pergi. Namun, malam ini Jiseo lebih memilih menaiki taksi daripada harus memakai mobilnya. Ia tidak ingin Jungkook pergi semakin jauh jika adiknya tau bahwa ia mencarinya.

"Kita sudah melewati tempat ini beberapa kali, nona."kata sopir taksi.

Ya, mereka sudah melewati area rumah sakit dan setiap jalan yang ada di sana, namun tidak sama sekali mereka menemukan Jungkook.

"Ahjussi, turunkan aku disana saja."pinta Jiseo.

Sopir taksi tersebut akhirnya menurunkan Jiseo di persimpangan jalan. Setelah membayar, Jiseo melanjutkannya dengan berjalan kaki. Ia terus mencari dimana keberadaan adiknya, bahkan ia bertanya pada sejumlah orang yang ia temui di jalan namun tidak satupun ada yang melihat Jungkook.

Jam menunjukkan pukul 11 malam, Jiseo mendudukkan tubuhnya di pinggiran trotoar. Ia menekuk kakinya sambil sesekali terisak. Jalan sudah mulai sepi, hanya sedikit mobil yang berlalu-lalang.

 전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]Where stories live. Discover now