"Ah, aku tidak tau harus minta tolong pada siapa."kata Jiseo.

"Tidak apa-apa."

"Terima kasih, maaf telah merepotkanmu, Seokjin-ah."kata Jiseo.

"Kau tidak pernah merepotkanku,"kata Seokjin.

Seokjin yang sadar bahwa Jungkook sudah mulai malas mengaduk-aduk makanannya hanya tersenyum kecil. Ia tau bahwa adik kekasihnya itu tidak suka didiamkan.

"Aku pergi dulu."

Sekali lagi, ia mencium kening Jiseo lalu pergi setelah menceramahi Jungkook.

"Aku tidak peduli, hyung!"teriak Jungkook.

"Sshhh ..."

"Mengapa dia kemari pagi-pagi?apakah noona yang mengundangnya?"tanya Jungkook.

"Aku menitipkan beberapa berkas yang aku kerjakan untuk dikumpulkan hari ini."jawab Jiseo.

"Tapi-"

"Apakah kau sudah mengucapkan terima kasih karena telah membawakan oat meal ini?"potong Jiseo.

"Sudah."jawab Jungkook.

"Kookie, jika kau masih sakit sebaiknya-"

"Tidak mau ..."potong Jungkook.

"Hey! noonamu belum selesai bicara,"kata Jiseo.

Jungkook hanya menatap Jiseo dengan mata bulatnya dan lihatlah sendok yang kini sedang bertengger manis di mulutnya juga kedua tangannya yang memeluk mangkuk oat meal. Ia berkedip beberapa kali lalu mengambil sendok di mulutnya kemudian menyendok kembali oat meal yang ada di mangkuk begitu terus berulang-ulang sampain habis setengahnya. Jungkook meletakkannya diatas meja dan nampak tidak lagi berselera untuk meneruskannya. Ia mengambil gelas berisi air, menelan beberapa obatnya kemudian meminum air itu sampai habis.

"Aku akan mengambilkan selimut untukmu."kata Jiseo sambil membereskan sisa makanan Jungkook.

"Palli, Noona."pinta Jungkook. Bocah itu mengambil spinner diatas meja lalu memainkannya.

Jiseo hanya mengangguk, ia pergi membawa nampan lalu turun meletakkannya di tempat cucian. Jiseo tidak pernah membiarkan peralatan terlihat berantakan, gadis itu segera membersihkan semua piring kotor dan gelas. Setelah selesai, ia mencuci tangannya sendiri lalu kembali keatas, mengambil selimut hangat kemudian pergi ke balkon.

Jiseo hanya tersenyum saat mengetahui adiknya tertidur di bangku yang ia duduki. Rasanya tidak tega membangunkan kelinci yang kini sedang asik dengan angin yang bertiup pelan menerpa wajahnya. Jiseo mendekati Jungkook, menyelimutkan selimut yang ia bawa kemudian mengusap halus pipi Jungkook.

"Aku tidak pernah menyangka jika kau akan tumbuh dengan baik seperti ini, Kookie."

Jungkook menggeliat tidak nyaman karena ia merasa ada yang menyentuh tubuhnya. Tangannya bergerak mengambil tangan Jiseo yang ada di pipinya. Bukannya ia menyingkirkannya, malah ia meletakkannya di atas kepalanya.

"Tumben sekali kau merasakan ada yang menyentuhmu?"kekeh Jiseo.

"Uugghhh ..."

Astaga, adiknya benar-benar membuat Jiseo gemas. Ia mengangkat sedikit tubuh Jungkook lalu duduk di sampingnya. Jiseo merelakan pahanya menjadi bantal untuk Jungkook.

"Appa, Eomma apakah kalian tau dia sudah sebesar ini?"gumam Jiseo.

Jiseo mengusap sayang surai hitam kebiruan adiknya. Ia mengambil ponselnya kemudian menacapkan earphone kemudian memasangkannya ke telinga Jungkook setelah menurunkan volume nya. Jungkook yang sadar ada musik yang bermain di telinganya perlahan membuka matanya, ia melihat kakaknya yang sibuk memainkan ponsel seperti mengisim sebuah pesan.

 전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]Where stories live. Discover now