23.

8.7K 487 3
                                    


Hal pertama yang dilihat Oxy saat membuka matanya adalah coklat, lebih tepatnya dada bidang Fire yang terlihat menggiurkan. Dia mengerjap, berusaha mengumpulkan nyawanya yang tercecer, kemudian memandang sejenak wajah Fire yang terlelap.
Entah kenapa memandang wajah pria itu dikala terlelap membuat dirinya tersenyum. Tunggu. Ini salah bukan?

Sialan.

Dan lebih sialan lagi saat dirinya meminta Fire tidur bersamanya. Tidur dalam artian harfiah tentu saja. Tapi tetap saja kan meminta pria itu menemaninya tidur.
Mungkin tadi malam otaknya menggelinding entah kemana saat Fire menciumnya. Sepertinya dia harus mencari otaknya agar akal sehatnya kembali.

"Aku tau aku tampan."

Suara Fire membuat Oxy berjingkat kaget. Tapi pelukan erat pria itu membuatnya hanya bergerak sedikit.

"A..ku akan mandi."

Sial. Sial. Sial.
Persetan dengan kata sialan yang terlalu banyak di umpatnya. Dia tergagap. Apa perlu di ulangi. Dia tergagap.

Fire terkekeh, kemudian membuka matanya. Menampilkan mata biru terang yan membuat Oxy terasa terhisap ke dalamnya. Oxy menatap dalam maik mata Fire dan tanpa sadar tangannya terjulur bermaksud menyentuh kedua iris terang itu.
Tapi gerakannya terhenti,

"Kenapa berhenti?"

Fire menatap balik Oxy sambil mengangkat alisnya keheranan.
Tangannya yang terjulur masih menggantung di udara. Ragu dengan dirinya sendiri. Kenapa tangannya dengan tidak sopannya terjulur? Oxy menatap Fire kemudian terdiam.

'sial, bibirnya terlalu menggoda.'
pikiran laknat itu datang di kepala Fire. Melintas bebas.

Dan entah siapa yang memulai, mereka saling memanggut, mencecap dan merasakan satu sama lain. Fire menggeram kemudian menggigit bibir bawah Oxy, membuat pemiliknya mengaduh. Dan kesempatan itulah Fire menelusupkan lidahnya. Membuat ciuman semakin intens dan bergelora. Sedangkan Oxy yang otaknya sudah hilang dari kemarin membalas ciuman Fire tak kalah menggoda. Decapan mereka seolah sakin melengkapi.

"Engghhh.."

Lenguhan Oxy sampai di telinga Fire. Membuat pria itu berpindah, dari berbaring ke atas tubuh Oxy.
Tangan Fire mulai bergerilya di dalam pajama putih bersih milik Oxy. Membuatnya melenguh sekali lagi. Fire mulai mengusap dadanya yang masih terbalut bra dengan lembut. Dan sesekali meremasnya pelan. Memperlakukan dengan lembut dan menggoda.

Hingga keduanya akan kehabisan nafas, mereka baru melepaskan ciuman mereka. Tapi tak lama Fire kembali meraup bibir Oxy mencumbunya lagi. Membuatnya melayang. Dan tanpa sadar mereka mulai meloloskan satu persatu pakaian mereka. Oxy hanya memakai celana dalamnya yang berwarna hitam dan bra dengan warna senada, sedangkan Fire hanya memakai boxer hitam miliknya.

Dengan tak sabaran Fire membuka bra hitam yang menghalanginya melihat sesuatu yang selama ini menjadi imajinasi kotornya. Dan dalam sekali sentakan bra itu lepas menampilkan pemandangan yang membuat kepala Fire pening tak kuasa menahan gairah yang serasa di ubun-ubun. Tanpa basa-basi pria itu melahap puncak dada Oxy, membuatnya mendesah tak karuan. Oxy tak tinggal diam, dia meremas rambut Fire dengan lembut dan kadang meremasnya keras saat lumatan dan kuluman Fire semakin intens.

"Emmhh..Fire."

"Say my name love." gumam Fire tepat di dada Oxy. Mulut Fire berjalan, kemudian berhenti di leher perempuan yang saat ini tengah berada di ambang batas.

Kissmark. Kissmark.

Batin Fire meneriaki. Mempengaruhi pria itu agar membuat kissmark di leher Oxy.

Dan. Ya. Fire mulai membuat kissmark disana-sini. Saat dirasanya cukup banyak pria itu berhenti. Laku dengan susah payah berusaha mengatur nafasnya. Begitu juga dengan Oxy, dia berusaha menetralkan detak jantungnya yang berdebum-debum hingga membuat dadanya sakit.

"Aku tak akan memaksamu jika kau tak ingin. Dan aku akan melakukannya jika kau sudah suka padaku."

Fire beranjak dari atas tubuhnya dan berdiri lalu berjalan menuju kamar mandi. Meninggalkan dirinya yang termenung dan membisu, mencoba mempertanyakan kembali. Dimana kewarasannya?

∆∆∆

Di dalam kamar mandi, Fire menatap bayangan dirinya kesal melalui kaca besar di depan wastafel.

"Seharusnya aku melakukan 'itu'. Tapi...."

bukannya meneruskan ucapannya, dia malah mengacak rambutnya kasar lalu memukul-mukul kepalanya sendiri.

"Bodoh."

Dirinya bodoh bukan?

∆∆∆

Kaos turtleneck berwarna abu-abu menjadi pilhan Oxy mengingat banyaknya bercak-bercak merah di leher dan dadanya. Ah... mengingat hal itu membuatnya ingin melempar pria itu ke kandang Harimau.
Oxy berjalan menuju pantry dan memasak. Dia butuh sarapan bukan?
Pilihan menu hari ini adalah waffle. Karena hanya ada bahan minimalis yang mungkin tidak cukup dibuat makanan lain.
Sepuluh menit kemudian dua waffle dengan sirup maple tersaji di atas meja makan. Dan dengan uap panas yang terpampang jelas, membumbung tinggi menandakan makanan itu masih panas.

Suara tarikan kursi di depannya membuat Oxy mendongak, dan menemukan Fire dengan wajah fresh sehabis mandi.

"Mana sarapanku?"

Ingin rasanya Oxy melempar pria itu dengan wajan penggorengan panas. Atau minimal dengan panci teflon yang tebalnya amit-amit itu.

"Itu."

Oxy hanya menunjuk waffle lain yang belum dia makan dengan menggunakan dagu.

"Terima kasih."

Oh sepertinya Oxy harus ke THT sekarang. Apa Fire barusan bilang terima kasih? SIALAN.
Dia tidak memegang ponsel, jika iya maka dia akan merekam hal itu dan menjadikan bahan yang tepat untuk mengancam.
Dan sekali lagi. Sialan.

∆∆∆

Lupakan Fire. Dia sudah pergi dengan Pajero nya 10 menit lalu, dan dengan kecupan selamat tinggal yang membuat Oxy jengkel karena senang. Bukan. Kesal. Ya memang seharusnya dia kesal kan.

Di ruang tamu, dia menunggu seseorang. Wintera.
Yang katanya akan datang membawakan titipan dari bibi nya.
Andai Fire masih disini, pasti dia akan mengucapkan dengan lantang di hadapan Tera,

'TEMAN KURANG AJARMU MENIKAHIKU DAN MENGURUNGKU. SIALAN.'

Tapi si brengsek sudah pulang dan menurut Oxy, pria itu pulan karena rahasianya tak ingin diketahui oleh Tera yang notabene nya teman satu kuliah.

'Cih si brengsek itu.'

∆∆∆

oxygenicaddict

don't forget to tap the star

Let Me In (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang