15.

10K 577 0
                                    


Hujan.

Oxy benci hujan, seperti halnya dia benci pada orang yang menikahinya tanpa ijin.
Jika hujan membuat tanah becek dan bisa membuat kubangan, maka Fire menarik dirinya dalam kubangan lumpur yang di buat hujan.
Dia kotor. Ikut masuk dalam kekotoran yang sama sekali tidak diketahuinya.

Dengan segelas black ekspresso yang tinggal setengah, Oxy duduk di depan jendela kamarnya. Oh apa perlu dia bilang itu kamar Fire?

Mencoba mencari semua hal yang bisa dia dapat tentang B.O.U.R di kepalanya.

Tapi nihil.

Dia harusnya membuka internet kemudian mengirim pesan pada temannya yang masih dalam keanggotaan militer. Meminta informasi tentang organisasi mafia aneh tersebut.
Sayangnya itu hanya angan, akses komputer dan ponselnya pasti diawasi. Dan jangan lupakan entah berapa bodyguard yang ada di sekitaran apartemen ini. Rasanya dia ingin mati saja.

Sejauh yang ia tau B.O.U.R atau black ours adalah organisasi mafia yang lumayan terkenal. Mereka menjalankan bisnis senjata ilegal hampir di seluruh kota besar di dunia. Jangkauan mereka luas dan mereka cukup bersih dalam bekerja.
Tapi black ours bukan organisasi mafia terbesar sehingga nama mereka cenderung jarang diperhatikan. Pemerintah lebih memilih menaruh banyak simpati pada Drakonian yang merupakan organisasi mafia terbesar yang pernah ada.

"Apa yang kau lamunkan."

Suara bass yang memenuhi pendengarannya sontak membuat Oxy terkejut, hampir menumpahkan black ekspresso miliknya ke lantai.

Di sana, Fire berdiri dengan kemeja putih yang digulung sesiku dan tangannya sibuk melepas dasi.
Oxy segera meletakkan gelas dalam genggamannya ke atas meja terdekat, lalu memberanikan diri bertanya hal yang akhir-akhir ini bercokol di benaknya.

"Untuk apa kau menikahiku."

Ucapan to the point Oxy membuat gerakan Fire terhenti. Lalu ditatapnya Oxy lekat.

"Untuk apa aku menikahimu?" bukan jawaban yang Oxy harapkan. Lihat, bahkan Fire menjawabnya dengan kekehan seolah pertanyaan yang ia ajukan adalah sebuah lelucon.

"Jawab saja."

Fire menyeringai lalu menopangkan tangannya ke dagu.

"Hmm.. mungkin karena kau menarik."

'brengsek' umpat Oxy dalam hati. Yang benar saja. 'Dia menjawab dengan kata mungkin dan karena aku menarik?' batinnya berteriak kesal.

"Jadi jika kau menemukan perempuan lain yang menarik bagimu, kau akan menikahi nya juga?"

"Apa kau cemburu love?"

Fire lagi-lagi menyeringai, menatapnya geli.

"Apa kau baru saja bermimpi? sialan."

Fire tersenyum, membiarkan pertanyaannya menggantung sejenak.

"Well, tidak. Untuk saat ini hanya kau yang menarik bagiku."

"Kenapa kau tidak mencari perempuan lain?"

"Kau sudah banyak bicara sekarang hm?"

Fire berjalan mendekatinya, sembari melepaskan dasi yang tadi nbelum terlepas kemudian melemparnya asal. Oxy diam, tidak mundur dan mencoba menghindar. Dia sempat berpikir salah satu cara dia mengetahui segalanya dan terbebas dari semua ini adalah bersikap berani dan tak banyak menentang. Berani dalam artian lebih berani menunjukan ekspresi.
Fire sekarang berdiri di hadapannya, tubuhnya yang tinggi menjulang itu berbau musk sialan yang membuat akal sehatnya menipis.

"Ya."

"Good girl. Dan oh, apa kita sedang bermain twenty one question and answer?"

"Tidak. Jawab saja pertanyaanku tuan Fredeix."

"Pertanyaan yang mana nyonya Fredeix."

Perkataan Fire membuat mata Oxy melotot. Pria brengsek di depannya sudah pandai bercanda rupanya.

"Apa perlu aku mengulangi pertanyaanku?"

"Permainan ini tidak menyenangkan. Bagaimana kalau kita bermain yang lain. Bermain bibir misalnya."

"Aku sedang tidak mengajakmu bermain sialan!!!"

"Tapi aku ingin bermain."

Nada merajuk Fire membuat Oxy terkaget. Hell, siapa sangka pria ini bisa merajuk.

Fire melingkarkan tangannya ke sekeliling Oxy, memeluk erat.

"Lepas."

Tubuh Oxy mulai berontak, sementara tangannya mencoba mendorong dada Fire sekuat tenaga. Tapi Tubuh Fire tak bergeming, bergerak pun tidak.
Sekarang Oxy berpikir semua bela diri yang dikuasainya percuma.

"Aku tak akan melepasmu."

Sialan, tubuh Oxy merinding dibuatnya. Fire mengatakan hal itu tepat di telinga kirinya dan disertai jilatan yang membuat tubuhnya sedikit menggelinjang.

Fire yang merasakan tubuh Oxy didekapanya tersenyum lebar, berhasil menemukan titik sensitif milik perempuannya.

"Aku suka reaksi tubuhmu. Bagaimana kalau kita bermain di ranjang dengan borgol. Akan sangat menarik bagiku."

"Sialan!"

Oxy mendorong tubuh Fire sekuat tenaga tapi Fire malahan menangkap kedua tangannya. Kemudian memepetkan tubuhnya ke dinding kaca tepat di belakangnya.

Segera dipanggutnya bibir Oxy, bibir sialan sexy dan sangat menggairahkan itu pikir Fire.

Fire memanggut bibirnya penuh passion yang membuat kepalanya pening akibat hantaman keinginan membalas ciuman memabukan itu.
Dan benar saja, egonya runtuh. Oxy mulai membalas ciuman Fire, lupa akan hal yang sempat di pikirnya beberapa menit yang lalu, tentang Fire
yang kemungkinan benar-benar ketua organisasi mafia dan tentang bagaimana Fire bisa hidup dalam dua sisi.

Bibir Fire terlaku menggoda untuk ditolak. Terlalu kissable dan epmilik yang terlalu jago dalam mencumbu.
Kedua tangan Oxy sudah berpinda ke leher Fire. Meremas rambutnya dan kadang menjambaknya kecil.
Hal itu membuat Fire tersenyum penuh kemenangan di sela-sela ciuman mereka.
Lidah Fire menggoda bibir Oxy memberi kode agar dirinya membuka mulut. Dan tanpa sadar Oxy membuka mulutnya, memberi sambutan baik pada lidah Fire.

Tangan Fire tak tinggal diam, salah satu tangannya mulai merayap masuk ke dalam kaos santai yang dipakainya.
Setelah menemukan apa yang dicarinya, Fire mulai meremas dada milik Oxy yang masih terbalut bra hitam berenda bermerk Victoria secret itu.

"Ngghhh.." Oxy melenguh merasakan kenikmatan yang datang.

Setelah kehabisan nafas Fire melepaskan ciumannya. Sementara tangannya masih berada di dalam kaos Oxy.

"Let's play the game love."

∆∆∆

oxygenicaddict

Let Me In (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang