16.

10.1K 597 5
                                    

Fire mengerang, mengacak rambutnya  kesal. Ya ampun. Dia baru saja akan melakukan malam pertama bersama istrinya, tapi lagi-lagi si sialan Threes mengganggunya.

*flashback

Fire menggeram merasakan betapa lembut dan manisnya bibir Oxy, bahkan sekarang lidah Fire sedang mengekplorasi mulut Oxy. Mencoba menggoda.
Oxy yang terlena membalas semua yang Fire lakukan padanya, dan entah sejak kapan mereka bergumul di ranjang dengan pakaian Oxy yang sudah terlepas. Dia topless begitu pula Fire yang kemejanya terbuka seluruhnya tapi belum terlepas.

"sialan love. kau begitu menggoda."
Oxy tak benar-benar mendengarkan, pikirannya hanya tertuju pada tangan Fire yang sedari tadi meremas dadanya mesra. Dan kadang memelintir putingnya gemas.

"Shhh..ah."

Sialan. Fire mulai mengulum dadanya pelan, membuatnya frustasi setengah mati. Lidah panas itu terlalu menggodanya. Membuat pikiran warasnya hilang seketika.

Tok Tok Tok

Ketukan di pintu kamar tak membuat dua insan tersebut berhenti, malahan Fire mulai menjilati perut datar Oxy yang sedari tadi andil dalam mengggoda libodonya.

TOK TOK TOK

Kali ini pintu di ketuk lebih keras dan tidak sabaran. Fire berteriak kesal membuat Oxy berjengit kaget.

"jangan mengganggu sialan?!??"

"kode 02 tuan.", suara Threes yang sedikit panik membuat kening Fire berkerut.

Oxy terengah mencoba mengumpulkan kembali sisa-sisa kewarasannya, menyadari apa yang barusan terjadi.
Fire masih berada di atas tubuhnya, tapi dengan wajah yang berang berteriak marah pada pelaku yang mengetuk pintu. Oxy yang tersadar langsung mencoba bangkit, mendorong Fire dari atas tubuhnya.
Tapi dia tak bisa, Fire sekarang sudah berbalik menghadapnya dan benar-benar menindihnya. Sehingga Oxy tak bisa bergerak dan susah bernafas.

Oxy memelototi Fire yang sekarang tengah menatapnya frustasi.

"aku bisa mati brengsek!!"
Fire tak bergeming dalam beberapa saat, tapi kemudian dia bangkit berdiri membiarkan Oxy bernafas dengan baik.

"kalau bukan karena urusan penting mungkin kita sudah bercinta sejak tadi love.",

Sialnya tatapan tajam dan geraman Fire membuat Oxy terbakar.

cup

Fire mengecup bibirnya pelan, kemudian beranjak pergi meninggalkannya yang masih mematung. Sedetik kemudian..

"BRENGSEK!!"

*flashback off

∆∆∆

"Jika kau bukan orang yang amat kupercayai Threes, sudah kubunuh kau sekarang!"

ancaman Fire yang terdengar menggaung di ruangan kerjanya tak membuat seseorang bernama Threes takut. Dia sudah sering mendapati boss nya marah atau lebih tepatnya murka.
Dan masalah yang sebenarnya adalah bagaimana dia bisa menjelaskan pada tuannya tentang yang terjadi dalam bisnis mereka.

"Ini sangat mendesak tuan. Drakonian mencuri dua truk yang mengangkut senjata kita."

brak

Fire menggebrak meja kaca di hadapannya, membuat meja itu pecah berkeping-keping. Threes terlonjak kaget kemudian gemetar. Dia melakukan kesalahan dan tuannya bukan orang yang mudah memaafkan.

"Brengsek!! akan kubunuh Raphael sialan itu!?! Siapkan kendaraanku! aku akan menemui si brengsek itu."

"Ba..baik tuan."

Threes undur diri, keluar dari ruangan sebelum bossnya bertambah mengamuk.
"Fvck."
Fire menyumpahi pria sialan yang bernama Raphael, kemudian melangkahkan kaki keluar, menuju seseorang yang bisa membuatnya sedikit tenang.

∆∆

Oxy menatap bayangan dirinya yang berada di dalam cermin. Dress selutut berwarna ocean blue melekat indah di tubuhnya. Ditatapnya lekat jejak kemerahan di lehernya, tak terlalu kentara memang. Tapi itu kissmark. Kissmark. Astaga. Dia rasanya ingin membenamkan diri ke samudra Hindia.

Sepasang lengan kekar memeluknya dari belakang, membuatnya sedikit terlonjak.
Mata Oxy menatap cermin dan melihat tersangka yang seenak hati membuat kissmark di lehernya.

"Lepas!" Oxy berusaha melepas kedua lengan Fire yang melingkar di perutnya.

"Ijinkan aku seperti ini."

Oxy terdiam mendengar nada lelah dan sarat akan kesedihan terselip di dalamnya. Dia membiarkan Fire memeluknya.

"Aku lelah."
ucapan Fire membuat Oxy terhenyak.
Dia selalu melihat Fire yang terlalu menyebalkan,brengsek dan sialan. Tapi sekarang dia melihat Fire yang berbeda. Fire yang menyimpan sesuatu dalam hati terdalamnya.

"Aku ingin lari tapi tak bisa. Semua ini membuatku muak."

Oxy hanya bisa terdiam, memandang kaca dan melihat Fire yang membenamkan wajah tepat di lehernya.

"Pekerjaanmu?"

"Ya.Aku yakin kau sudah tau mengenaiku love. Jangan berpura-pura lagi."

Hening. Hanya deru nafas Fire yang mendominasi, sedangkan Oxy menahan nafasnya. Fire tahu jika dia sudah mengetahui siapa Fire sesungguhnya.

"Apa menjadi ketua mafia membuatmu lelah Tuan Fredeix."

Oxy berkata sarkastik, terlampau pedas. Dan Fire hanya terdiam.

"Bantu aku keluar."

Fire mengangkat wajahnya membalikan tubuh Oxy agar berhadapan dengannya. Kedua tangan Fire masih bertengger di pundaknya.
Matanya mencari-cari mata Oxy.

deg

Fire menangis?
Bukan sejenis tangisan berurai ari mata, tapi hanya dengan mata yang berkaca-kaca Oxy bisa merasakan betapa tersiksanya seorang Fire. Dan entah karena apa.
Jika selama ini Oxy tak pernah bisa membaca pikiran Fire, sekarang Oxy bisa.

"Bagaimana?"

"Cukup selalu berada di sampingku dan bertahan selama yang kau bisa."

Oxy terdiam, memandang Fire lekat-lekat. Melihat titik lemah pria dihadapannya membuat sebagian dirinya berteriak, dia melihat dirinya sendiri. Disaat dia terlalu kesepian dan tak pernah menemukan teman, dan saat Tera meninggalkannya dan menikah dengan perempuan yang bahkan sekarang telah menjadi tanah.

"Let me in... your life."

Ucapan Oxy membuat Fire terkejut, kemudian tersenyum. Bukan senyuman sinis yang biasanya dia tunjukkan, tapi senyum tulus yang mampu membuat hati Oxy bergetar.

"I permitte you. And welcome to my life love."

Oxy sedikit terkejut dengan apa yang keluar dari mulutnya sendiri.
Dan kenapa dia menawarkan sesuatu yang menyulitkan bagi dirinya sendiri.

∆∆∆

oxygenicaddict

Let Me In (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang