14.

9.6K 589 0
                                    


Oxy menenteng tas hermes miliknya, berjalan cepat yang membuatnya hampir berlari lari kecil. Di ceknya jam di pergelangan tangan kirinya. 17.09.
Dia sudah pulang kantor dan dia harus memastikan sesuatu.

"Aku ingin menemui Jim." ucap Oxy setelah berada di dalam taxi yang supirnya merupakan bodyguard Fire.

"Tuan tidak membolehkan nona."

Oxy mengangkat alisnya, kemudian berpikir.

"Bukankah Fire bilang kau harus menuruti segala keinginan ku?"

"Tapi nona Tuan Fi.." ucapan bodyguard itu dipotong oleh Oxy.

"Apa kau ingin di pecat?"

Si bodyguard hanya gelagapan dan meng'iya'kan ucapannya. Sementara Oxy tersenyum penuh kemenangan, dia harus memastikan sesuatu. Dan orang yang bisa dia mintai jawaban adalah Jim.

∆∆∆

Oxy menatap bangunan tua dengan pelataran yang amat berantakan dengan rumput liar yang tumbuh disana sini dengan penuh minat. Di langkahkannya kaki jenjang miliknya masuk ke dalam gedung 3 lantai yang nyaris roboh jika bukan karena podasinya yang masih utuh separuh.

Beberapa bodyguard mengawalnya, berjejer jejer mengingatkannya pada awal dimana dia berlatih dalam camp militer.
Dia terus berjalan, hingga pintu besi berkarat menyapanya.
Salah saru bodyguard maju mengetuk pintu dengan irama tertentu yang sulit dihafalkan. Tak lama kemudian pintu terbuka, menampakan pria berwajah seram dengan guratan luka di sepanjang lehernya, serta tato yang bisa membuat nyali siapa saja menciut.
Tapi lain halnya dengan Oxy, dia terbiasa melihat orang dengan penampilan dan fisik yang seperti itu. Tidak ada rasa takut pun yang terlihat di wajahnya.

"Siapa dia?" si pria menakutkan itu berkata sambil menunjuk dirinya, suaranya yang lebih mirip orang sakit tenggorokan. Serak dengan nada sarat akan bahaya.

"Teman dekat Tuan Fredeix."
bodyguard yang tadi mengetuk pintu menjawab pertanyaan si wajah bringas. Sebut saja seperti itu. Mengingat guratan luka itu, siapa yang tidak percaya dia beringas. But, Wait. Apa tadi bodyguard itu katakan? Teman dekat?
Dia istrinya sialan.
Dan hei kenapa dia malah mengakui bahwa dia istri Fire.

"Lalu. Apa maunya."

"Temanku. Aku ingin menemui temanku. Jim."

Sekarang giliran Oxy yang menjawab menatap pria wajah beringas dengan tatapan yang sama tajamnya.

"Apa kau sudah diberi ijin?"

"Kau meragukanku?"

Melihat ekspresi datar Oxy, pria itu memandangnya dari atas ke bawah kemudian bergerak membuka lebih banyak celah pintu agar Oxy dan para bodyguard bisa masuk tanpa kesulitan.

∆∆∆

Dilihatnya Jim baik-baik sekali lagi, memastikan bahwa benar dihadapannya benar temannya, teman satu tenda, teman merumpi, bukan orang lain.
Oxy menghela nafas kasar menahan emosi melihat apa yang mereka lakukan pada Jim. Kawan baiknya.
Lihat saja, kaki yang terikat rantai dengan lecet dan lebam tersebar hampir ke seluruh tubuh, tangan yang menampilkan darah yang mengering, dan wajah yang hampir tak bisa dia kenali. Bibir sobek, gigi rontok separuh, pipi tercongkel sebagian dan mata yang membengkak.
Oxy menahan tangis, benar-benar menahan tangisnya.
Jimmy. Apakah ini salahnya? Oh Tuhan.

"Maafkan aku Jim."

Oxy menunduk di hadapan Jim, ikut bersimpuh di kotornya lantai beton yang terasa kasar. Air matanya menggenang di pelupukan matanya.
Mungkin dalam sekali kedip air mata itu akan meluncur bebas di pipinya.

"I..ni bu..kan sala..hmu..u"

Tanpa bisa di cegah Oxy menangis,kemudian dibekap mulutnya sendiri agar isakannya tak terdengar sampai keluar. Dikedipkan matanya berulang kali, mencoba menghilangkan air mata yang menghalangi pandangan. Hatinya teriris, satu satunya teman dekat miliknya yang mendekati dirinya bukan karena fisik atau materi. Temannya, saudaranya.
Dulu dia yakin Jim pasti bisa mengencani wanita manapun, dan sekarang Jim babak belur. Berkata pun sangat sulit.

" Tidak. Ini salahku."

Bahu Oxy bergetar hebat, terlalu menahan tangisnya.

Jim menggeleng.

"Bu..kan. Mere..ka Black.. Ours, Oxy. Ma..fia. Pen..jahat. Dan breng...sek."

"Pusat mereka di Rusia, Jim. Tak mungkin." ucap Oxy dengan suara parau.

Jim menggeleng kembali.

"Me...reka su..dah berge..rak sejak lama."

"Apa ini ada hubunganya dengan penyebar luasan senjata ilegal dalam wilayah asia?"

Jim mengangguk.

"Sejak kapan jangkauan mereka bisa seluas itu?"

"Se..jak...

nafas Jim terseok, dia mengerutkan kening sejenak mencoba menahan sakit di dadanya.

...ketua me..reka ber..ganti."

Ucapan Jim yang tergabung membuat Oxy terkaget. 

Black Ours atau bisa diartikan kegelapan milik kita bersama adalah salah satu geng mafia yang lumayan berpengaruh. Kuat dan terorganisir serta bekerja secara bersih dan tanoa jejak. Kelompok mafia ini berpusat di pengunungan satu musim di Rusia. Membuat berhektar-hektar salju menjadi pasar gelap tempat menjual senjata ilegal. Jumlah mereka lumayan banyak tapi koneksinya yang hampir di seluruh dunia membuat geng mafia ini sangat ditakuti.

"Se..jak kapan Black Ours.."

Oxy sekarang menjadi tertular tersendat dalam berucap, bahkan dia tak bisa meneruskan kata-katanya.

"Setahun yang la..lu. Dan Fire Ro..gue Fredeix ada..lah ketuanya."

Jantung Oxy berhenti berdetak sepersekian detik. Dia tak bisa merasakan nafasnya. Dunia serasa runtuh di pundaknya, menghimpit dirinya ke bawah dan semakin ke bawah hingga mungkin dirinya aka. tenggelam bersama pusaran dosa tak berujung.

∆∆∆

oxygenicaddict

Let Me In (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang