*interest

12.1K 696 5
                                    


Fire menatap dokumen dihadapannya tanpa minat. Pikirannya tertuju pada perempuan indah yang ditemuinya kurang dari 24 jam.
Oxy,
Oxygenic kozior triatmadja.

Nama yang dia dapat setelah bertanya pada Tera. Nama yang unik dan menarik seperti pemiliknya.

Ini pertama kali dalam sejarah hidupnya,memikirkan seorang perempuan tanpa mau repot-repot menyangkal. Dia memang tak pernah tertarik pada perempuan manapun. Dan bukan berarti dia guy. Dia straight tentu saja,hanya belum menemukan seseorang yang menurutnya menarik. Itu saja. Tapi sekarang lain cerita. Perempuan itu berhasil membuatnya tertarik. Sikap dinginnya,wajahnya,suaranya,dan semua yang ada pada diri perempuan itu membuatnya tertarik.

Sebersit pemikiran datang di fikirinnya.
Sedetik kemudian dia menyeringai.
Dia punya rencana yang lumayan.

Membayangkan dirinya memiliki Oxy membuat dada nya bergemuruh.

∆∆∆

"Kurasa aku akan mencari pekerjaan."

Oxy membuka pembicaraan di tengah-tengah sarapan keluarga Triatmadja.

"Ya itu bagus mengingat kau cuti satu tahun."

Pamannya mengijinkan,dan masalahnya adalah dimana dia akan bekerja?
Matanya tertumbuk pada manik mata Tera. Batinnya berteriak.

"Kau bisa bekerja di perusahaan Triatmadja Oxy."

Tera menawarkan.

"Aku tak bisa akutansi atau sejenisnya."

Pt.triatmadja jaya yang tak lain adalah perusahaan milik pamannya memang bekerja di bidang perindustrian, yang mana rata rata pekerja kantornya mengurus masalah akutansi mengenai pabrik pabrik perusahaan tersebut.

Passionnya bukan di situ,atau bekerja di perusahaan,duduk di kursi dan mencatat laporan. Dia lebih memilih berlarian mengejar penjahat atau berpeluh menjaga orang lain.
Tapi kemampuan IT miliknya lumayan
bagus.

"Adakah perusahaan yang membuka lowongan IT?"

Oxy bertanya entah pada siapa. Saat dirinya mengatakan bertanya pada Tera,hatinya langsung mengkerut.

"Ah ya.. Temanku yang kemarin kau tau. Perusahaan miliknya bergerak di bidang IT memang,dan kurasa ada lowongan."

"Fire?"

"Ya. Akan aku tanyakan."

'apakah ini baik?'
pikir Oxy.

∆∆∆

Rencananya terjadi tanpa di duga. Beberapa waktu lalu temannya menelfon,mengatakan apakah ada lowongan. Sebagai teman yang baik dia menjawab 'ya' tanpa ragu. Dan siapa sangka bahwa lowongan tersebut tak lain adalah untuk Oxy.

Dirinya membayangkan jika Oxy bekerja dia perusahaan miliknya. Dia akan melihat Oxy setiap hari,berpapasan,dan bahkan kalau perlu menjemput Oxy dengan alasan satu perusahaan yang sama.

Fire senang.
Ya dirinya senang saat ini.

∆∆∆

Oxy point of view.

Hari ini hari mendebarkan. Aku melamar pekerjaan di Kehlan company.
Mengecek penampilanku di pantulan dinding lift yang membawaku naik menuju lantai 15 dimana pemilik perusahaan akan menginterview pelamar uang akan bekerja di perusahaan miliknya. Aku seharusnya tidak gugup mengingat pemilik perusahaan ini adalah teman kakak angkatku. Tera.

Tapi ini pengalaman pertamaku melamar dengan interview. Berbeda saat aku di US,aku langsung bekerja tanpa interview atau apapun namanya.

ting

Lift berdenting kemudian berhenti dan membuka. Lantai 15. Seolah lantai terkutuk yang menbuatku ingin segera berbalik pergi.

Aku mengedarkan pandangan melihat pelamar lainnya.
Keningku berkerut,apa melamar pekerjaan di Indonesia harus seperti itu?. Maksudnya harus berdandan menor dengan high hills 7centi begitu?
Aku kembali menengok penampilanku.
Penampilan rekomendasi bibi.
Kemeja putih dengan blazer,rok span dan yang membuatnya tidak matching adalah sepatuku.
Bibi sudah bilang padaku untuk memakai setidaknya flat shoes. Tapi kebiasaan menggunakan sneaker susah dihilangkan,lagi pula mana punya aku sepatu macam itu. Akhirnya aku tetap memilih memakai sneaker berwarna putih yang kuyakini sangat memalukan.

"Nona oxygenic?"

Seorang wanita umur 40 an memanggil namaku.
Aku segera mengangkat sebelah tangan. Bermaksud menunjukan diri.

"Ah ya .. Tuan Kehlan akan menginterview anda. Silahkan."

Bukan kah aku datang terakhir?
Tapi masa bodo dengan itu,aku ingin cepat cepat pulang.

Kutarik pintu coklat dua gagang di hadapanku kemudian menutupnya kembali saat aku telah masuk dalam ruangan.
Melangkah pasti menuju tempat duduk di depan dengan pria yang menatapku tajam.

Aku mendudukkan diri dihadapan Fire.

"Well.. aku tak menyangka kau akan jadi salah satu pelamar disini Oxy."

"Ya. Aku pun begitu."

Aku meremas tanganku yang
sedari tadi tak berhenti berkeringat.

"Aku akan menginterview mu seperti yang lain. Walaupun kau adik Tera bukan berarti aku akan memperlakukan dirimu istimewa."

Tatapan itu terlalu mengintimidasi.
Seolah menenggelamkan ku bersama pusaran matanya yang tajam.

"Ya."

"Baiklah kita mulai sesi wawancara ini."

∆∆∆

oxygenicaddict

Let Me In (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang