Hari yang Panjang

6.1K 518 189
                                    

!Long chapter detected!
Enjoy reading ^-^)

◇◇◇◆◆◆◇◇◇◆◆◆◇◇◇

-Blu-

Aku berdiri di suatu tempat yang sangat gelap. Hitam dan pekat, sama sekali tak nampak apapun. Dalam benakku yang panik berputar-putar dua kemungkinan mengerikan tentang kondisiku.
1. Aku buta.
2. Aku terjebak dalam mimpi buruk.

"Tolong!" Kata itu keluar begitu saja dari mulutku. "Tolong!!" Lagi aku berteriak minta tolong, suaraku bergetar ketakutan. Malangnya, tak seorang pun datang atau menjawab.

Tujuh menit aku mencari solusi dalam gelap dan hening. Yang kudapat hanyalah kata 'bagaimana' berputar-putar seperti siklus di kepalaku. Solusi. Solusi. Apa solusinya? Tubuhku menggeming di tempat sebagai hasil dari pemikiranku yang tak jernih.

Apa solusinya?! Aku mulai menyalahkan diri sendiri atas ketidakmampuan berpikirku. Setelah itu otakku sama sekali menyerah.

Aku panik, aku tak bisa berpikir, aku tak bisa melihat.

Kalau kemungkinan satu benar, bagaimana ceritanya aku bisa buta? Bagaimana bisa aku tidak ingat apa-apa? Bagaimana bisa tahu-tahu posisiku sedang berdiri?

Jantungku berdebar kencang atas semua kemungkinan.

Baiklah. Tenang dulu Blu. Anggaplah tadi kepalaku terbentur lalu aku amnesia. Benturan itu mungkin begitu kuat sampai membuat mataku buta.

Tapi...

Aku meraba tengkorakku dan menekannya pelan. Kepalaku tidak sakit. Mataku pun demikian.

Apa itu artinya, aku... terjebak dalam mimpi buruk?

Kurasa benar, telingaku menangkap suara lolongan di kejauhan. Samar seperti mengucapkan 'tolong' dan suara dencingan aneh seperti rantai.

Kegelapan telah mematikan indra penglihatku dan menajamkan indra yang lain. Aku bahkan bisa mendengar suara yang sangat kecil.

"Keluarkan aku dari sini..!" Suara itu terdengar samar.

Kupejamkan mataku dan kufokuskan pendengaranku untuk memastikan apakah suara itu nyata atau imajinasiku belaka. "Kau pikir kau siapa!?" bentak suara itu lagi. "Lepaskan aku! Sial!!!" dia menyabetkan sesuatu yang berdencing seperti rantai.

Ini pasti mimpi yang sangat buruk!

Pemilik suara itu memaki-maki dan meronta-ronta, menimbulkan bunyi rantai yang bergemerencing tak karuan.

Bunyi-bunyi rantai lain muncul. Semuanya menyabet-nyabet marah. Seperti memokuskan kemarahannya pada satu pihak.

"DIAM!" Sebuah suara yang berat, berat sekali, menggema kuat ke seluruh penjuru dan membuatku merinding.

CRAK!!

Para makhluk yang tak kuketahui itu berhenti tiba-tiba. Rantai-rantai yang membelenggu mereka terdengar seperti ditarik hingga tegang. Mereka pun meronta-ronta lebih parah.

"Tolong! Tolong aku!" teriak satu yang paling kuat. Suaranya begitu nyaring. Rantainya berdencing, ia meronta untuk kukuh di tempat melawan rantai yang menyeretnya.

Satu-persatu dari mereka ditarik mundur. Mereka berusaha mengelak dengan mencakari lantai. Suara cakaran yang menjijikkan dan membuat ngilu.

"BLU!! TOLONG AKU!!!"

Aku tersentak.

Salah satu rantai tiba-tiba terbakar. Tahanan itu melolong kepanasan dan menggeliat seperti cacing yang disiram air sabun. Sedetik kemudian api itu menyambar rantai yang lain seperti dikendalikan dengan sengaja.

The Last BlueNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ