L'ombre de l'obscurité de Paris (4)

254 41 0
                                    

Bayangan Kegelapan Paris (4)
•••

Air itu habis dalam sekali tenggakan. Kate menyimpan gelas di atas meja. Memijit pangkal hidungnya dengan embusan napas kasar.

Wanita itu menyandarkan tubuhnya di sofa. Hanya satu nama yang saat ini terngiang di benaknya. Dan itu membuat otaknya terasa meledak. Dia mulai merangkai kejadian yang menurutnya masuk akal.

"Kau kenapa?" tanya Chris duduk di samping Kate, "daritadi sepertinya memikirkan sesuatu."

Ya. Mereka sudah pulang. Chris tak tega melihat Kate yang hanya melamun. Sementara dirinya, Agatha, dan James membicarakan perihal kasus itu.

"Hm, boleh kau ceritakan orang yang terlibat dalam penyelidikan?" Kate bertanya dengan nada meminta. Tatapannya jatuh pada Chris.

Pria itu berdeham sebentar. Dan menjawab, "ada 6 orang yang terlibat. Kau, aku, Agatha, lalu——"

"Ceritakan tentang mereka. Kecuali aku dan kau."

Meski bingung dengan ucapan wanita itu, Chris tetap menuruti permintaannya. "William Eugene. Dia adik Inspektur ... hm, sepertinya kau tahu siapa yang aku maksud."

"Hm ... " gumam Kate memikirkan sesuatu.

"Dia dokter yang mengautopsi semua mayat korban. Lulusan universitas ternama di Amerika. Jangan ditanya soal kemampuannya di bidang farmasi atau kedokteran. Hanya itu yang kutahu. Kau bisa menanyakan yang lain pada dokter William," lanjut Chris menjelaskan.

Mereka terdiam. Larut dalam pikiran masing-masing. Chris dengan bingung dan penasarannya. Sedangkan Kate dengan keraguan di hatinya.

"Ah, kau punya nomor dokter William? Aku ingin menanyakan sesuatu." Kate berdiri dan meregangkan tubuhnya. Sedangkan Chris mengangkat alisnya. Heran.

Pria itu segera mengambil ponsel dari saku celananya. Mendikte nomor yang Kate minta. "Hm, apa kau mau kenal lebih dekat dokter itu?"

Mata Kate melotot mendengar godaan barusan. Yang benar saja! Dirinya tak tertarik dengan orang Paris.

Chris tertawa keras saat adiknya pergi ke kamar. Dan semakin tergelak saat ekspresi kesal Kate melintas di matanya.

•••

"Oh Nona Kate. Yah, aku memang seorang dokter. Kau tahu? Aku punya alasan untuk jadi dokter."

Kata yang tiduran di kasur mengangkat alisnya. Dia sedang menelepon Dokter William. Ah, William dan William. Adik-kakak yang punya nama sama. "Apa alasannya?" tanya Kate berusaha tertarik.

Meskipun dia tidak tertarik dengan ocehan dokter itu.

"Dari kecil aku memang punya impian jadi dokter. Tadinya kupikir itu hanya impian seorang bocah saja. Sampai ibuku bilang, kakak mengidap penyakit aneh. Dia punya kepribadian ganda. Sering tak sadar apa yang dilakukannya. Kadang marah dan baik.

Seperti orang yang mengidap penyakit bipolar. Kakak akan ingat dengan apa yang dia lakukan sejam kemudian. Dan akan menyesal. Ah, jangan bahas soal kakakku. Bagaimana jika mengobrol soal tempat seru di Paris?"

"Tentu! Katakan tempat wisata yang wajib dikunjungi. Kau tahu? Aku sudah lama ingin ke Paris. Tapi baru kali ini aku bisa mewujudkannya!" Kate berteriak senang. Dia sampai meloncat dari ranjangnya.

Paris. Siapa yang dapat menolak kota indah itu?

•••

James membuka berkas kasus dari kepolisan. Sesekali dia mengerutkan dahinya kemudian berteriak.

Double C DetectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang