Chap 21

8.3K 892 79
                                    


Bel pertanda pulang sekolah terdengar mengema diseluruh sudut-sudut sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bel pertanda pulang sekolah terdengar mengema diseluruh sudut-sudut sekolah. Menghentikan sudah ocehan-ocehan dari para guru yang digantikan dengan pekikan gembira dari para siswa dan siswi. Tak terkecuali kelas Lisa dan juga Rosé yang tengah merayakan kepergian salah satu guru killer beberapa menit yang lalu. Dengan secepat kilat Lisa dan Rosé memasukkan buku-bukunya yang berserakan di meja ke tasnya masing-masing-

Para siswa dan siswi pun saling berlomba untuk keluar kelas, termasuk Lisa dan juga Rosé. Tetapi, saat Lisa hampir melangkahkan kakinya keluar dari kelas sebuah tangan menariknya dengan kasar hingga menyebabkannya bertubrukan dengan tubuh sang penarik. Lisa terdiam merasakan aroma maskulin yang mulai memenuhi indara penciumannya. Jantungnya mulai bekerja anomali dan keringat sebesat biji jagung mulai menjalari wajah cantiknya.

Perasaan buruk mulai mengaliri pembuluh darah gadis itu, memberi peringatan pada otaknya bahwa ini bukanlah hal yang bagus. Takut-takut gadis itu mendongak guna menatap sosok Min Yoongi dengan pandangan dinginnya. Pria yang dari pagi—bahkan ketika di kelas pun— coba di hindarinya sekarang tengah berada di hadapannya, mencekal pergelangan tangannya kuat. Ia seharusnya memberontak tetapi obisidian kelam itu seolah membuatnya tenggelam.

"Apa-apaan kau Min Yoongi!" teriak Rosé ketika mendapati sang adik di tarik secara paksa oleh sosok Min Yoongi.

Yoongi sama sekali tak mempedulikan teriakkan Rosé dan tetap menyeret Lisa. Bahkan pria minim ekspresi itu tak mempedulikan ringisan Lisa. Ia hanya harus meluruskan masalahnya dengan gadis bermata bulat itu saat ini juga.

"Yak Min Yoongi!" sahut Rosé dan mengikuti langkah Yoongi dan juga Lisa.

"Rosé-ya, apalagi sekarang?" teriak Jimin frustrasi—yang baru saja keluar dari kelas— Pria itu pun tanpa membuang waktu lagi langsung mengejar Rosé yang telah tak nampak di penglihatannya.

¤¤¤

Angin kencang  menerbangkan anak-anak rambut milik Lisa dan juga Yoongi. Tatapan tajam dari mata sipit itu mampu membuat sel-sel ditubuh Lisa seakan mati. Pria dihadapannya ini sama sekali belum melepaskan cengkramannya dari tangan Lisa yang ia yakini sudah memerah saat ini. Keduanya masih sama-sama diam, enggan untuk membuka suara.

"Bukankah sudah kubilang untuk menjauhiku?" lirih Lisa pelan tanpa berani menatap mata Yoongi yang semakin tajam tiap detiknya. Rasanya tatapan tersebut dapat menguliti tubuh Lisa saat itu juga.

"Sudah ku coba. Tetapi hasilnya nihil. Bahkan lebih baik aku mengerjakan 100 soal matematika daripada menjauhimu, itu terlalu sulit" balas Yoongi datar.

Seandainya ini bukan situasi serius, Lisa pasti sudah terbahak mendengar perkataan dari pria di hadapannya itu. Hell, sebenarnya otak Min Yoongi itu terbuat dari apa sih?. Jika Lisa menjadi Min Yoongi sudah jelas ia akan lebih memilih untuk meninggalkan dirinya daripada harus berkutat dengan 100 soal matematika yang pusingnya bukan main.

We Are : BlackpinkWhere stories live. Discover now