Seorang gadis tengah berpangku tangan sambil menatap kosong ke arah luar jendela. Dirinya sama sekali tak tertarik memperhatikan setiap penjelasan dari guru yang tengah berceloteh ria di depan kelas. Toh jika pun ia menaruh atensi pada sosok guru botak itu, tak akan ada materi yang masuk ke dalam otaknya. Pikirannya kini tengah terlalu runyam dan penuh dengan berbagai pertanyaan yang berujung dengan sebuah kekhawatiran dihatinya.
Di tatapnya gadis yang lebih tua di sebelahnya dengan pandangan penuh dengan tanya dan kecemasan. Apa yang kau rahasiakan sebenarnya?. Memori tentang semalam kembali terputar bersamaan dengan helaan napas berat gadis itu.
Flashback on
Dua orang gadis tengah asik memakan es krim yang beberapa saat lalu mereka pesan. Tetapi salah satunya nampak memandang ke arah es krim yang sudah mulai mencair itu. Sudah beberapa menit berlalu, namun sosok Sang Kakak yang seharusnyamenempati bangku di hadapannya itu sama sekali belum menampakkan batanghidungnya
"Eonnie, kenapa Rosé eonnie sangat lama?" tanyanya sambil menghentikan suapan es krim ke dalam mulutnya. Sementara sang kakak hanya mengedikkan bahunya acuh, terlalu larut dalam rasa dingin dan manis yang ditawarkan oleh es krim yang tengah di makannya itu.
"Aku akan mencari Rosé eonnie dulu" ucapnya dan tanpa menunggu persetujuan dari Jennie dihadapannya dia pun segera beranjak dari tempatnya.
Gadis itu nampak berjalan tak tentu arah mencari Rosé eonnienya, perasaanya terasa tak tenang saat ini. Tiba-tiba matanya menangkap sebuah toko dengan warna dominan baby pink yang menarik hatinya. Tanpa sadar langkahnya membawanya menuju toko tersebut. Matanya pun langsung menangkap sosok yang sedaritadi ia cari-cari
Sebuah senyum lebar langsung mengembang di bibirnya bersamaan dengan rasa lega di hatinya dengan langkah cepat ia ingin menghampiri gadis tersebut. Namun diurungkannya kala melihat seorang pria jangkung yang melangkah mendekati gadis itu. Lisa pun dengan segera bersembunyi di balik pilar.
"D-dokter Chanyeol?" ucap gadis tersebut yang mampu membuat Lisa tertegun.
Dokter?, pikirnya. Gadis tersebut nampak terlibat beberapa percakapan ringan, hingga sebuah perkataan yang keluar dari mulut pria jangkung itu mampu membuat tubuh Lisa lemas seketika.
"Sudah aku katakan jangan terlalu formal denganku. Ngomong-ngomong apa penyakitmu sering kambuh akhir-akhir ini?"
Pe-penyakit?, pikir Lisa
Kepalanya tiba-tiba terasa pusing dan telinganya berdenging nyaring dan tubuhnya hampir saja limbung kalau tangannya tak sigap menahan tubuhnya ke tembok. Ia tidak lagi fokus dengan percakapan antara Rosé dan dokter asing tersebut. Saat ini berbagai kekhawatiran serta ketakutan menghinggapi benaknya. Penyakit apa yang diderita oleh kakak?, apakah itu berbahaya?, apakah Rosé dapat bertahan?. Yang terpenting adalah mengapa Rosé sama sekali tak menceritakan masalah ini kepada Lisa maupun Jennie?.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are : Blackpink
FanfictionKisah ini bercerita tentang sebuah pengorbanan. Pengorbanan keempat gadis cantik untuk sebuah ikrar berharga bernama 'persahabatan'. Yang membangkitkan sebuah tembok kokoh yang melindungi mereka dari segala rasa sakit yang sungguh menyiksa. Karna ta...