Chap 12

10.2K 1K 86
                                    

Bel pertanda pulang sekolah terdengar mengema di seluruh penjuru koridor yang sunyi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bel pertanda pulang sekolah terdengar mengema di seluruh penjuru koridor yang sunyi. Menghentikan segala aktivitas pembelajaran yang sungguh membosankan. Seo songsaenim yang tengah mengajar pun ikut menghentikan aktivitasnya dan melirik ke arah jam tangan yang melingkar manis di tangannya. Guru kepala tiga itu pun memperhatikan siswa dan siswinya yang nampak mulai sibuk mempersiapkan diri untuk pulang.

"Baiklah anak-anak" sahut Seo songsaenim yang mampu menghentikan aktivitas para murid. "Jangan lupa kerjakan tugas kalian, saya permisi" lanjut Seo ssaem dan pergi meninggalkan kelas.

Setelah kepergian Seo ssaem para murid pun saling berlomba-lomba keluar dari kelas. Hingga sekarang hanya tersisa Mino, Jennie, Seokjin dan Jisoo. Suasana kelas nampak hening dan mencekam. Mereka berempat sama-sama terdiam terlarut dalam pemikiran mereka masing-masing. Hingga suara decitan bangku yang berasal dari Seokjin mampu mengejutkan ketiganya yang masih berada satu ruangan dengannya. Pria itu membawa tungkai jenjangnya ke arah Jisoo dan membisikan sesuatu yang membuat Jisoo menganggukan kepalanya pasrah.

Jujur saja hal tersebut membuat Jennie yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik keduanya merasa geram karena secara terang-terangan Jisoo nampak menyembunyikan sesuatu darinya. Gadis itu pun bangkit secara tiba-tiba yang menyebabkan kursi yang didudukinya terjatuh ke lantai dan menimbulkan bunyi debuman yang sangat keras. Gadis itu pun melangkah dengan cepat ke arah Jisoo yang hendak berdiri dan mendorong kasar gadis itu hingga ia kembali terduduk dibangkunya.

"Yak! Apa masalahmu gadis brandal?" teriak Jisoo. Hal tersebut sontak membuat wajah Jennie berubah merah padam. Sahabatnya sendiri, orang yang dianggapnya sebagai panganti sang ibu mengatainya brandal?.

"Kau bilang apa barusan?, aku brandal? Memang aku seorang brandal yang tidak memiliki aturan dan hanya tau berkelahi saja, apa kau malu sekarang memiliki sahabat brandal sepertiku hah?" ucap Jennie penuh penekanan disetiap kalimatnya.

"Kalau aku malu bagaimana hah? Kau mau apa? Kau memang gadis tak tahu malu dan aku menyesal pernah mengatakan bahwa kau adalah saha-"

Plak

Belum sempat Jisoo menyelesaikan ucapannya Jennie langsung menampar Jisoo dengan kuat. Jisoo nampak memegangi pipinya yang berdenyut nyeri dengan gerakan patah-patah dirinya memandang ke arah Jennie yang nampak berurai air mata. Sisi hatinya sungguh berdenyut nyeri sekarang, mengapa ia berkata begitu kasar tadi, mengapa ia begitu bodoh?.

"Jisoo eonnie" lirih Jennie pelan yang mampu menghantarkan gelenyar pedih pada hati Jisoo.

"Terima kasih, aku mengerti sekarang. Kau malu memiliki sahabat sepertiku kan?. Aku bisa memahami itu, tapi kumohon jangan lakukan hal yang sama terhadap Lisa dan Rosé. Jika kau menyakiti mereka, aku akan benar-benar membencimu" sahut Jennie dan berlalu pergi. Sementara itu Mino yang sedari tadi terdiam langsung berlari mengejar Jennie tanpa melirik kearah Jisoo atau pun Seokjin.

"Nona Jisoo biar saya oba-"

"Biarkan saja kolega itu melihatku seperti ini, agar dia tahu kekejaman ayah yang telah merusak persahabatanku" sahut Jisoo dan bersamaan dengan itu setetes air mata menuruni pipi mulusnya. Jin hanya mampu terdiam, membiarkan gadis dihadapannya untuk mengeluarkan segala gundah gulana yang tengah menghimpit hati gadis itu.

We Are : BlackpinkWhere stories live. Discover now