Chap 6

13.5K 1.2K 46
                                    

"Dasar sialan, Park Jimin sialan"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dasar sialan, Park Jimin sialan"

"Kau akan mati di tanganku bocah"

"Argh!, aku baru menyelesaikan 2 putaran dan masih ada 13 putaran lagi"

Umpatan demi umpatan tersebut keluar dengan lancar dari mulut Rosé. Gadis itu tengah melaksanakan hukuman yang diberikan oleh Jeon songsaenim, akibat Jimin yang lupa membawa buku matematika Rosé. Sekarang dirinya harus menerima hukuman lari 15 keliling memutari lapangan outdoor sekolah. Ayolah matahari tengah membanggakan dirinya di hamparan langit yang luas dan Rosé harus berlari dibawah teriknya matahari. Sungguh hukuman yang sangat keterlaluan untuk kesalahan yang dilakukan oleh orang lain. Gadis itu benar-benar bersumpah akan membunuh Park Jimin setelah hukumannya selesai.

Baru 3 putaran yang di tuntaskan oleh Rosé, tetapi ia merasakan matanya berkunang-kunang dan kepalanya seperti terhantam batu yang sangat banyak. Meski begitu dirinya tetap berusaha untuk menuntaskan hukumannya. Dengan langkah yang terseok-seok ia tetap mencoba berlari mengelilingi lapangan outdoor sekolah yang luasnya tak main-main.

Hingga Rosé merasakan rasa nyeri di bagian dadanya yang menyebabkan gadis itu jatuh tersungkur. Dapat ia rasakan detak jantungnya yang tak beraturan serta rasa sesak mengerayangi dadanya, matanya makin berkunang-kunang dapat ia lihat sepasang sepatu yang berlari ke arahnya hingga perlahan hanya kegelapan yang dirasakan Rosé.

¤¤¤

Mata caramel itu perlahan terbuka dan mengerjap kala cahaya menyapa penglihatannya. Butuh beberapa menit hingga iner kembar itu menyesuaikan diri dengan intensitas cahaya yang masuk. Nampaklah ke empat wajah yang setia menemani hari-harinya dan sesosok pria asing yang menatapnya datar.

"Rosé-ya? Kau sudah sadar? Apa ada yang sakit?" pertanyaan itu terlontar dari seorang gadis dengan rambut coklat yang seperti biasanya selalu nampak berantakan itu. Kilat kecemasan dapat terlihat kentara di wajah gadis tersebut.

"A-aku dimana?" tanya Rosé

"Kau ada di ruang kesehatan, kau pingsan saat menjalani hukuman dari Jeon ssaem. Biar aku telfon paman dan bibi" sahut Jimin sambil merogoh kantung celananya.

"Jangan Jimin-ah, Kau memiliki hutang budi padaku, gara-gara kau aku terkena hukuman dari Jeon ssaem. Aku mohon kali ini jangan laporkan apapun pada Papah dan Mamah. Aku tak ingin mereka khawatir padaku" ucap Rosé cepat. Jimin menghela napasnya dan mengeluarkan tangannya dari saku celana.

"Baiklah, tetapi kau harus meminum vitaminmu" ucap Jimin sambil mengeluarkan bungkusan berisi vitamin yang selalu aku minum.

"Kau memiliki vitamin itu juga?" tanya Rosé terkejut.

"Aku baru membelinya" balas Jimin.

Rosé memutar bola matanya malas dan kembali menatap ke arah pria asing yang tengah menatapnya secara intens. Jujur saja hatinya mendadak berkecambuk kala mata tajam pria itu bersibobrok dengan matanya. Rahangnya yang tegas serta hidung mancungnya mampu membuat jantung Rosé berdebar tak karuan, bukan debaran yang membuatnya sesak napas tetapi debaran yang begitu mengasyikan.

We Are : BlackpinkWhere stories live. Discover now