Episode 37

52 4 0
                                    

Aku berlari-lari melintasi koridor menuju ruang kerjaku. Tak kuindahkan makhluk kasatmata yang tersenyum sinis.

Masih pagi. Terlalu pagi untuk aku yang paling sering tiba dikantor pukul sembilan.
Jika bukan karena Pak Damar dan gosip tentangnya yang beredar. Aku nggak akan mungkin melewatkan sarapan nasi kuning yang ditawarkan Ayahku.

Aku sedang  mencetak dan mengumpulkan semua laporan sesuai yang diminta Pak Damar. Semua file sudah rapi di mejaku dan siap untuk  kuantar keatas tepat pukul  sembilan pagi.

"Good Morning!" Sapa Pak Tom.

"Morning, Sir!"

Pak Tom, segera  meletakkan tas dan menggunakan dasinya. Tumpukan file untuk Morning Briefing sudah siap dimejanya.

"Selamat pagi!"

Ongky muncul.

"Event pagi ini beres semua Pak Ongky?" tanya Pak Tom.

"Sebentar saya akan keatas untuk cek all function, pak."

"Jangan lupa welcome drink semua tamu Dinas Perikanan yang akan check in sore nanti. Saya morning briefing dulu, ya."

"Baik, pak!" kata Ongky.

Ongky mengawasi Pak Tom hingga keluar di pintu depan. Aku melihat lagaknya sambil mengernyit. Curiga!

"Rinda! Ada bisnis! Maha penting!"

"Apaan sih!" kataku penasaran.

"Kadin perlu MC acara siang ini.  Sebentar aja. Cuman dua jam! Jam sepuluh sampe dua belas. Aku minta  bayaran lima juta. Jangan lupa tiga puluh persennya aku, ya?"

"Widih, mahalnya! Trus, sejak kapan kamu jadi manajerku!"

"Sejak sekarang!" ujarnya cengengesan.

"Kalo aku  bilang nggak, gimana?"

"Nggak mungkin kamu tolak. Ayolah! Tanggal tua ini. Perlu dana segar," ujar Ongky merayuku. Aku pura-pura enggan.

"Okelah! Deal!"

"Jam sembilan kamu ketemu panitianya, ya."

"Waduh gimana dong! Aku  harus  ketemu Pak  Damar."

"Wah! Gimana dong?"

"Makanya itu! Dia orangnya kelihatan bikin segen, ya? Seperti kata orang-orang biar masih muda kayak punya kharismatik sendiri."

"Coba nanti jam sembilan. Aku yang antar filenya."

"Wokeh! Deal, ya!"

Tepat pukul sembilan, panitia acara menungguku di Ballroom. Aku  bergegas bersama Ongky  menuju lift, yang sangat aku wanti-wanti untuk segera  ke lantai sembilan.

Didepan Ballroom suasana  cukup ramai.

"Mbak Rinda!"

Aku menoleh dan terkesiap!

"Pak... Pak Henry?"

Dia melintasi mezzanine dan fokus dengan pandangan hanya padaku. Jantungku berdebar tak karuan.

Menjelang akhir November 2017
❤Maritza Jasmine❤






TEMAN SEPIKUWhere stories live. Discover now