Episode 18

102 4 0
                                    

Brian dan Ongky satu kesatuan yang tak terpisahkan. Ibarat mereka itu satu paket.
Duh, kenapa ya mereka melulu yang diceritain. Abisnya ibarat cerita mereka itu banyak menjadi pelaku peristiwa.

Pada suatu senja. Mereka berdua belum pulang. Jam normal di Sales and Marketing Department itu nine until five. Tapi pada kenyataannya kalo ada event penting bisa seven until further notice hahaha...

Setelah kedatangan bapak presiden Indonesia. Sebulan kemudian hotel kedatangan lagi bapak wakil presiden, menteri, gubernur bank Indonesia, gubernur Kaltim, Bupati dan pejabat-pejabat teras plus unsur muspida lainnya termasuk bodyguard, wartawan weits pokoknya mumet liat banyak orang seliweran di hotel yang biasanya hanya kamu lihat di tv atau koran.

Ongky dan Brian mengecek kesiapan semua kamar yang akan digunakan.
Kebetulan sign hotel yang terletak di lantai sebelas atau landasan helikopter ada beberapa huruf yang mati. Jadi pergilah Ongky dan Brian mengecek hasil pekerjaan pegawai Engineering yang katanya masih bekerja di atas.

Hari sudah sore. Langit kuning terang. Angin laut begitu kencang membelai tubuh keduanya saat tiba di lantai sebelas.

Suasana sepi. Tak ada petugas yang katanya masih memperbaiki lampu. Ketika itulah entah darimana munculnya, seorang anak muncul bermain bola sambil tertawa-tawa.

"Hei, jangan main disini dik, nanti jatuh," tegur Brian.

Ongky kaget dan langsung terpaku nanar melihat anak itu tersenyum padanya.

Ongky tanpa berpikir panjang langsung balik kanan dan turun diikuti tatapan bingung Brian.

"Ong, kok anak itu kita tinggalin. Kalo jatuh gimana."

Ongky diam tak menjawab hingga lift meluncur membawa mereka ke Ground Floor.

Ongky ke kantor langsung duduk di kursi kerjanya dan minum air botol mineral diatas mejanya.
Otomatis Brian melakukan hal yang sama. Bersaman itu pula Brian dan Ongky melepas dasi yang melilit kerah meja mereka.

"Wah, gimana Ong. Kalo anak tadi tersesat. Di cari orang tuanya. Kalo jatuh gimana?" ujar Brian.

"Nggak usah kamu pikirin, Bri. Anak itu sudah jatuh dan meninggal dua puluh tahun lalu di hotel ini."

Brian melongo.

"Sebentar lagi magrib dan di luar sedang senja kuning. Ternyata benar, dia masih suka muncul. Pantas saja tidak ada petugas yang berani kelantai sebelas," kata Ongky sambil meringis.

"Wih, iyakah. Anak itu yang pernah tewas nyangkut di lantai dua?"

Ongky mengangguk.

Seremmmmmm😱😱😱😱😱

TEMAN SEPIKUWhere stories live. Discover now