Episode 28

75 3 0
                                    

"Ongky!!!"

Aku melihatnya sedang duduk nyaman di kursi kerjanya sambil membaca koran.

"Teganya kamu, ya!" ujarku gemas sambil meninju lengannya.

Dia terlihat cengengesan.

"Bisanya kamu suruh aku handle dia!" seruku setengah kesal.

"Bantu aku kenapa, Rin?"

"Uh! Kamu menyebalkan!" sungutku.

Ongky tertawa kemudian mengedipkan matanya padaku.
Aku membalas dengan memonyongkan bibirku.

"Coba anak gadis itu kalo duduk sadar diri kenapa?" katanya sambil melirik rokku yang tersingkap.

Aku tersenyum makin dongkol. Rok lima senti yang kugunakan begitu duduk pasti tertarik hingga lebih dari itu.

"Nggak usah mengalihkan pembicaraan," kataku masih kesal.

"Kenapa sih, kamu kesal betul. Bingung, kah? Memilih antara Henry atau Kukuh?"

"Troublemaker!" keluhku.

"Rin. Atau kami bisa milih yang di Kimia Farma, Bank Mandiri atau Jamsostek. Pusing aku ngadepin fansmu. Belum dosen itu sama siapa cowok yang di hotel sama..."

"Teruskan!!!" Selaku mencibir. Ongky ngakak keras.

"Ada apa ini," tanya Brian.

"Rin, Pak Kukuh minta dihubungi. Ini nomornya."

Aku mendelik pada Brian.

"Subrian!!! Tega!!!"

"Kenapa, sih!" Brian senyam-senyum.

"Lagi diatas angin dia. Kayak idol baru banyak fansnya hahaha...." Ongky tertawa ngakak sambil memukul meja.

"Wah, pasti banyak bakal hadiah datang dan undangan makan."

Aku melirik mereka kesal.

"Pilih sudah, Rin. Betah banget jomblo!"

"Pilih satu aja, Rin. Jangan seperti Kushi kebanyakan punya pacar."

Hampir rata-rata gadis-gadis di hotel memiliki pacar lebih dari satu. (Mengapa dan bagaimana pembahasannya nanti aja kalo aku lagi mood 😂😂😂)

Ponselku berbunyi

Henry!

Jantungku berdebar!

TEMAN SEPIKUWhere stories live. Discover now