Episode 34

59 4 0
                                    

Aku menghela napas sedalam mungkin. Merasakan udara pagi yang menenangkan.
Datang terlalu dini ke kantor hanya untuk menyepi di taman lantai dua.

Perasaanku masih diliputi kegundahan. Misiku gagal total!

Masih teringat dalam relung ingatanku bagaimana Kukuh menyambar pergelanganku dan membawaku pergi jauh dari Henry dan Alvin hanya untuk bilang, "Rinda, maafkan aku. Aku harus melewatkan janji kita. Aku harus melakukan tugas negara. Aku mungkin akan pergi lama. Jaga dirimu baik-baik, ya. Janji kau akan menungguku. Aku akan kembali."

Dan...
Bodohnya aku hanya bisa celangap tanpa sempat berkata apapun. Kemudian menyadari bagaimana aku telah ditinggalkan di Lobby seorang diri.

Duh, mengapa jadi begini ceritanya. Bukan seperti ini kan yang aku mau. Tapi...
Aku tak pernah berjanji apa-apa pada Kukuh atau pada siapapun.

Setengah jam sebelum jam kerja dimulai. Aku sibuk mematut wajah sembari menerima telpon.

"Morning, Mbak Rinda. Dari Hotel Cakrawala dengan Erik. Apa kabar?"

Tanpa perlu berpikir aku nggak mungkin akan lupa dengan cowok tinggi berbadan bagus dan wajah sangat tampan. Sempurna!

"Oh, hai Mas Erik! Apa kabar juga. Aku baik. Gimana ada yang bisa saya bantu?"

"Aku juga baik, Mbak. I just want to say hello. Hellowwww hahaha....," ucapnya membuatku tertawa lupa akan masalahku sesaat.

"Yeah, Hellow juga." Entah mengapa aku masih tertawa.

"Mbak tanya occupancy hotel harini dong," tanyanya.

"Ah, buntutnya nggak enak. Nanya rahasia perusahaan."

Dia ngakak, entah mengapa tawa Erik seperti kerupuk. Renyah dan gurih. Ah, pikiran gila.

"Kalo aku bilang seratus persen pasti kamu nggak percaya," kataku menggodanya.

"Apapun yang kamu bilang aku akan selalu percaya haha..."

Aku ikutan ngakak lagi.

"Serius dong!"

"Wokeh, kamu duluan dong yang bilang. How about your hotel?"

"Sepi. No function and just 50 %."

"More less hahaha...."

Aku ngakak lagi.

Tiba-tiba Ongky berdiri di depanku.

"Who is he?" tanya Ongky tanpa suara. Bagaimana dia tahu aku bicara dengan he dan bukannya she😆

"Mas Erik, Pak Ongky mau bicara sebentar ya... ditunggu."

Secepat kilat Ongky menyambar gagang telpon membuatku melongo.

Aku memulas lipstik dibibirku ketika Brian datang. Kushi dan terakhir Mia. Payahnya Kushi dan Mia belum berdandan sama sekali. Otomatis satu jam pertama hanya untuk melakukan pekerjaan bak rias pengantin😂

Brian sibuk memilih dasi dan bolak balik bertanya pada Kushi mana yang pantas dikenakannya.

"Sip Mas Erik. Untuk detailnya nanti sore kita ketemu, ya."
.......

"Apa! Semua tim Sales diundang? We'll see Mas. Thank you. Bye!"

Ongky meletakkan telponku sambil berkata ketus.

"Dasar Erik! Alasan aja ngundang kita semua. Padahal pang! Supaya bisa ketemu Rinda."

Aku mencucutkan bibirku.

"Beta pilih-pilih yang mana... yang mana? Ada polisi... ada dokter... ada banker... ada hotelier... ada dosen... ada..."

Aku meninju lengan Brian yang sedang bernyanyi dengan lirik karangannya sendiri yang tentu saja kutahu sedang menyindirku.

"Teruskan!" kataku sambil ngakak.

Tapi siapa sangka seraut wajah dibalik dinding kaca membuatku berhenti tertawa.


TEMAN SEPIKUWhere stories live. Discover now