Episode 27

64 3 0
                                    

Ya Tuhan, sepertinya aku bakalan pingsan. Mendadak aku merasa kena migrain. Hatiku pun tak karuan.

Aku melepas gelungan rambutku yang baru saja kutisik dengan pulpen. Rambut ikalku menjadi panjang curly alami tanpa perlu alat.
Aku memerhatikan wajahku di cermin. Menyemprot parfum dan makan permen.

Kantor hanya aku sendiri hingga pukul sebelas menjelang tengah hari. Hatiku dak dik duk.

"Permisi. Saya mau ketemu dengan Pak Onky."

Tiba-tiba dia sudah berdiri di depan pintu kantorku dan aku terpana. Aku rasa aku lupa mengatupkan mulutku. Ya Tuhan, kenapa ada cowok setampan ini?

"Hei, kamu... ?" tanyanya. Aku mengangguk. Seolah klik aku dan dia kemudian mengerti.

"Apa kabar Pak Henry?"

Aku menelpon Ongky tapi dia minta aku yang menangani acara Pak Henry.

"Bagaimana jika kita lihat ruang meetingnya dulu, pak. Mungkin sambil membicarakan kebutuhan Bapak," kataku.

Henry tersenyum misterius.

"Siapa? Yang mana? Oh my God! Cute! So handsome," Karlinda nyaris menjerit mengatakannya.

Gadis-gadis receptionist di hotel tempatku bekerja hampir semuanya cantik dan punya pesona sendiri.

"Rinda!"

Aku terkejut melihat Kukuh sedang berdiri di pintu lift.

"Kapan kita bisa bicara?"

"Maaf Pak Kukuh, saya sedang ada tamu. Nanti Bapak bisa bertemu Pak Ongky atau rekan Sales saya yang lain. Jangan khawatir mereka akan membantu semua yang Bapak perlukan."

"Aku hanya ingin bertemu dan bicara denganmu masalah pribadi," katanya tegas sambil melirik Henry.

Sekilas kulihat wajah Henry seperti tak suka.

"Aku akan menelponmu," ucapnya sebelum berlalu. Ah, mengapa cowok ini begitu mengintimidasi. Aku menghela napas.

"Apa dia pacarmu?" tanya Henry ketika aku dan dia di dalam lift.

"Bukan, pak. Maaf atas ketidaknyamanannya," ujarku sambil menggigit bibir bawah.

"Apakah dia menganggumu?"

Duh, cowok tinggi berkulit putih dengan rambut spike yang keren. Senyumnya indah bagai iklan pasta gigi. Wajahnya mulus sangat terawat. Setampan itu penuh perhatian pula. Aku merasa terguncang. Dan guncangan dalam lift membuatku tersadar........

TEMAN SEPIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang