Extra Part (The Show) - Boss and Love

62.5K 2.1K 94
                                    

Hai guyss. Aku balik lagi!

Kali ini , aku bikin part Adel sama Tian waktu Alice sama Dylan belom ada , atau dengan kata lain saat mereka baru nikah.

Happy Reading yaa!

* * *

18 years ago...

"Tian , udah berapa kali aku bilang kalau makan , harus dihabisin?"

Aku hanya tersenyum saat melihat Adel, istriku. Menatapku tajam , karena aku tidak menghabiskan makananku. Aduh itu kan masalah sepele. Kenapa harus dibesar - besarkan sih? "Sayang , aku udah kenyang."

Oh ya , aku udah bilanh belom kalau kita sekarang udah nikah? Setelah melamarnya beberapa bulan yang lalu dan menyiapkan pernikahan selama setahun karena keluarga kami ingin resepsi secara besar - besaran , akhirnya kami sah menjadi suami istri.

Dan yah , kami masih newlyweds dan kini kami sedang dalam masa - masa teromantis dalam pernikahan kami.

Kini Adel malah melotot menatapku. Oh , tidak taukah dia sungguh manis saat seperti ini? Membuatku.. sudahlah. Kenapa aku jauh menjadi lebih mesum saat kami telah menikah? Rasanya aku ingin membawa tubuh Adel itu ke dalam kamar dan menahannya di sana sampai berhari - hari dan melakukan urusan nya bersama ku?

"Gamau tauu." sahut Adel yang membuatku terkekeh pelan.

Aku bangkit dari kursi ku lalu menghampiri Adel yang masih memelototiku. "Sayang , aku udah kenyang." bisikku lembut ditelinganya. Tapi kenapa Tuhan niatan ku untuk menggoda nya malah membuat aku yang tergoda? Kenapa aku bisa tergoda dengan mencium aroma coklat yang keluar dari tubuhnya?

"Emang ngomongnya harus bisik - bisik ya?" sahutnya lagi dan menatapku tajam.

Aku hanya menatapnya bingung , yang ia balas dengan senyuma manisn. Dan tiba - tiba saja Adel mencubiti perut rata ku ini.

Astaga , tidak taukah ia perut ku ini tercipta untuk dikagumi bukan untuk dicubiti? Harusnya kan perut ini dikagumi oleh Adel bukan dicubiti dengan ganas sampai memerah. "Sakit sayang!" sahutku kesal.

Adel tertawa. "Bodo amat!" jawabnya lalu kembali cekikikan. Dasar istri durhaka!!! Masa ia senang diatas penderitaan suami kece nya ini?

Sebuah ide tiba - tiba saja muncul diotakku. Aku hanya bisa tersenyum licik melihatnya yang cekikikan. Kita lihat siapa yang akan tertawa nanti. Hahahaha.

Eh fokus dulu Tian. Aku kembali mengarah kan wajahku padanya lalu berbisik. "Kamu tau? Sekarang aku udah lapar lagi."

Adel hanya bisa menatapku bingung. Aku tersenyum miring lalu segera menggendongnya yang ia langsung balas dengan pekikan.

"Sebastian! Kamu apa - apaan sih?!"

Aku tersenyum cuek sambil menggendongnya ke arah kamar kami. "Aku cuma mau beduaan aja sama istri aku. Salah?" sahutku lalu mencium bibirnya yang manis dan menjadi candu bagi diriku. Ah , semua yang dimiliki istri ku memang menjadi candu bagiku.

"Salah! Kamu harus kerja tau!" ucapnya langsung dengan wajah memerah karena kehabisan nafas. Bahkan kini Adel telah menutup wajahnya karena pipinya merona. Aku tertawa. Manis sekali sih diaa?

Aku kwmbali menunduk dan tersenyum nakal ke arah Adel. "Itu bisa diatur nanti, sayang." jawabku santai dan kembali mencium bibirnya.

Dan oh untuk kalian , maaf aku harus menutup pintuku dulu. Karena ada suatu hal yang kuurus. Dan kalian tau itu apa kan? Hahahaha.

* * *

"Morning sunshine."

Aku tersenyum kecil saat mendengar suara serak Tian. Aku menatap matanya dan tersenyum lembut. "Morning."

Boss and LoveWhere stories live. Discover now