Bab Tiga - Boss and Love

149K 5.4K 71
                                    

Hei everyone! Author balik lagi nih. Bawain kalian part baru.

Penasaran ga? Enggak ya. Gapapa deh.

Btw , thanks ya yang mau ngevote sama comment. Itu bikinn aku seneng jadinya aku post sebelum hari yang kutentukan deh.

Ah udahlah curcol nya , kelamaan.

Check this out. Hope you like it.

--------------------------------------------------

"Edward? Kok lo disini?" tanya Adel kepadaku.

"Kan gue abis rapat , sweetheart. Lo lupa ya kalau gue ada rapat kerja sama sama perusahaan lo?" tanyaku lalu tersenyum.

Entahlah , kalau sehari saja aku tidak mendengar suaranya ataupun senyumnya aku selalu merasa ada yang kurang. Entah apa yang kurang.

"Oh iya. Gimana tadi rapat nya?" tanyanya.

Aku senang mendengar dia bertanya begitu kepadaku. Itu berarti , dia peduli padaku. Benar kan? "Lancar kok. Oh ya , lo bisa izin sebentar ga ke bos lo itu? Gue mau ngajak lo pergi nih. Gimana? Bisa?"

Adelia tertawa. Tawa yang sudah kusuka semenjak kami lulus SMA. "Mana bisa Edward. Oh ya, sorry ya tadi ga bisa nemenin lo makan. Maafin gue ya."

Oke. Aku agak sedikit -mungkin banyak- kecewa mendengar dia tidak bisa pergi. "Sumpah demi apapun , kalau gue bisa narik lo ke perusahaan gue , gue bakal seneng banget."

"Haha. Mungkin gara - gara lo kebiasaan bareng gue mulu dari SD , makanya deh sampai sekarang lo mau gue terus berada di deket lo. Emang lo ga bisa ga ada gue ya?" tanya nya dengan jail.

Iya! Gue ga bisa ga deket sama elo! Walaupun itu hanya sehari! "Mungkin. Kalau iya gimana tuh ya? Lo jadi pacar gue aja ya? Biar gue deket - deket lo terus. Gimana?"

Kulihat pipi Adel merona. Dia ga sadar kalau gue itu udah nembak dia , cuman secara ga langsung.

"Ehem! Adel , kamu dari tadi tuh disini ya? Aku nyariin kamu loh daritadi." kata seseorang dibelakang ku. Ah aku tau. Itu suara Sebastian.

"Hehe. Iya. Emang ga boleh gue diluar sebentar?" kata Adel.

Loh? Ini kok ga ada professionalitas sama sekali sih? Trus kalau begitu , kenapa Adel ga mau pindah ke tempat ku?

"Ga boleh dong sayang. Kamu kan sekertaris aku. Kamu gimana sih?"

"Sayang pala lo peyang." cibir Adel yang membuatku menahan tawa.

Sebastian tidak memperdulikan cibiran Adel lalu berpaling ke arah ku. "Hai Edward. Masih disini?"

"Iya. Mau ngobrol sebentar. Boleh kan?" tanyaku.

"Tentu saja boleh.Tapi kurasa , lebih baik kita pergi ke cafe dekat - dekat sini. Pasti lebih serulah ngobrol nya. Kurasa ada bagusnya kita ngobrol - ngobrol diluar. Bagaimana?" kata Sebastian lalu merangkul pinggang Adel , dengan posesif.

What??? Apa - apan dia?! "Ya sudah. Bagaimana kalau kita pergi sekarang?"

Ku dengar Adel berbisik kepada Sebastian. "Lo apa - apaan sih. Pake ngerangkul - rangkul gue segala. Emang lo pacar gue , apa?"

Hahaha. Rasain tuh!

"Sayang , kamu kok gitu sih sama pacar kamu?" kata Sebastian dengan suara yang sengaja dikeraskan. Bikin sebal saja.

"Pacar?!!" kata Adel , kaget.

"Eh Edward , lo jalan aja ya naik mobil lo sendiri , nanti gue akan menyusul ke sana bareng Adel. Oke?"

Boss and LoveWhere stories live. Discover now