Bab Lima - Boss and Love

102K 3.7K 63
                                    

"Apa yang kamu lakukan disitu sayang? Sini , mendekatlah. Aku kan gak gigit."

Adel tertawa , tertawa lepas didepan kekasihnya ini. "Gak aku gak mau. Aku lagi ngambek sama kamu , Varo."

Alvaro tertawa , melihat gadis yang dicintainya. Ia mendekat dan menghampiri Adel. "Kamu jangan ngambek dong sayang , nanti aku gak cinta lagi loh."

"Ya udah. Aku makin ngambek lagi aja." kata Adel lalu cemberut.

Alvaro tertawa terbahak - bahak lalu mencubit pipi gadis yang ia sayang ini. "Aku ingin kamu lihat ke langit , sayang. Ayo lihat."

"Lihat apa?" tanya Adel penasaran lalu melihat langit.

Tiba - tiba saja ia melihat banyak kembang api di angkasa. Bahkan ada juga yang berbentuk hati.

"Ya Tuhan. Ini semua , kerjaan kamu?" tanya Adel kaget.

Tak ada jawaban.

Karena tidak ada jawaban , Adel menoleh dan melihat Alvaro sudah berada bersama seorang pemain gitar.

Alvaro akan menyanyi?

Your hand fits in mine

Like it's made just for me

But bear this in mind

It was meant to be

And I'm joining up the dots

With the freckles on your cheeks

And it all makes sense to me

Adel menutup mulutnya tak percaya. Ya ampun! Apa yang dilakukan lelaki ini?

I know you've never loved

The crinkles by your eyes when you smile

You've never loved

Your stomach or your thighs

The dimples in your back at the bottom of your spine

But I'll love them endlessly

Kini mereka berdua telah menjadi tontonan gratis. Bahkan banyak wanita yang memegang dadanya karena merasa sesak akan keromantisan Alvaro. Dan Adel tak sadar , benar - benar tak sadar , karena suara serak nan merdu itu menghipnotisnya.

I won't let these little things slip out of my mouth

But if I do

It's you

Oh it's you

They add up to

I'm in love with you

And all these little things

Alvaro berlutut lalu mengeluarkan kotak beludru dari kantongnya.

"Hei Adelia Aalisha Sanchez. Will you marry me?"

Adel tak percaya. Ia dilamar didepan umum seperti ini. Ya ampun.

"Terima! Terima!" terdengar teriakan dari orang - orang yang menonton mereka sedari tadi.

Adel berlutut lalu memeluk Alvaro dengan erat. "I do." bisiknya.

"Hei , jangan nangis dong. Masa dilamar malah nangis?"

"Aku bahagia tau!" kata Adel masih memeluk erat Alvaro.

"Hei Adel? Lo denger gak sih omongan gue dari tadi?" kata Sebastian kesal.

"Hah ya?"

"Kita udah sampai dihotel Adel. Ayo turun."

"Ah iya." kata Adel lalu segera turun. Adel sendiri juga bingung kenapa ia kembali mengingat saat ia dilamar oleh Alvaro.

Mereka berdua berjaln menuju hotel dan langsung disambut oleh pegawai disana.

"Silahkan lewat sini.." kata pegawai itu.

Adel hanya berjalan mengikuti pegawai itu. Ia bahkan tak sadar ia sudah sampai dikamarnya.

"Adel! Lo ini kenapa sih?"

"Hah iya? Apa?" tanya nya dengan suara yang serak.

"Lo nangis? Hei , ada apa?"

Adel bahkan tak sadar ia sudah menangis. Dan yang ia tau hanya sekarang ia sudah berada dalam pelukan Sebastian.

Bukannya mereda , tangisan Adel semakin kencang.

"Ssstt.. Sudah jangan menangis lagi. Gue sedih kalau lo nangis Adel." kata Sebastian jujur.

Sebastian bahkan tidak tau apa penyebab Adel menangis.

'Varo , bagaimana caranya aku bisa membuka lembaran baru , sementara kamu masih saja membayangi hari - hari ku?'

* * *

Aku tau part ini sedikit! Sorry ya. Hehehe.

Gimana part ini? Bagus gak?

15 votes and 10 comments for next chapter. Oke?

Love you!

P.S : Suka gak dengan karakter Alvaro? Dan jujur , aku rada nyesek bikin part ini. Kenapa ya?

Boss and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang