Extra Part - Boss and Love

74.3K 2.4K 87
                                    

"DYLAN!!! RESE BANGET SIH JADI ORANG!! MOMMY!! DYLAN RESE BANGET NIH! MOMMY!!!"

Sebuah suara khas perempuan terdengar dari ruang tamu. Adel yang sedari tadi hanya berkutat di dapur hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dan ia tau , sebentar lagi , akan ada sebuah suara yang menyusul dan membantah teriakan suara itu.

"BOHONG TUH MOM!! KAK ALICE AJA YANG LEBAY!!" teriak sebuah suara lagi , membantah perkataan Alice , anak pertamanya.

Adel hanya bisa menggelengkan kepalanya. Yah , ini sudah bagai rutinitas mereka di setiap pagi. Anak perempuan sekaligus anak pertamanya akan berteriak karena kesal diganggu adiknya yang berbeda jarak 2 tahun itu. Dan pasti, sebentar lagi , Tian akan muncul dan menambah keributan.

Adel berjalan keluar dari dapur dan membawa beberapa piring makanan. Ya , dia sedang mempersiapkan sarapan pagi keluarga mereka. Keluarga kecil yang sangat ia cintai dari dulu.

"Sayang , kalian pagi - pagi jangan ribut terus dong. Gabaik tau." ucap Adel ketika sampai di ruang makan. Tepat seperti perkiraannya , kedua anaknya telah berkumpul di meja makan dan duduk bersebelahan , walau akhirnya mereka akan terus bertengkar sepanjang hari.

"Itu mom , si Dylan. Iseng banget jadi orang!" sahut Alice sambil menunjuk Dylan yang duduk di sebelahnya dan memeletkan lidahnya. Adel hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan tingkah laku anaknya. Karena ia tau , semua sifat itu turun dari Tian.

"Lo tuh yang lebay! Orang ga diapa - apain malah ribut."

"Heh! Lo hampir bikin gue jatoh dari tangga , dan itu bukan apa - apa?!!"

Adel berdecak sebal melihat tingkah anaknnya. "Udah! Jangan ribut terus," sahut Adel lalu berhenti sejenak dan kembali bicara setelah memikirkan sesuatu. "Dad kalian mana?"

Sebuah suara muncul dari belakang seolah mejawab pertanyaan Adel. "Hai sayang!"

Adel menoleh dan mendapati Tian , suaminya , sedang tersenyum lebar. Ia bahkan masih terlihat tampan di usia empat puluh enam tahun. Entahlah , Adel rasa , ia selalu jatuh cinta pada suaminya setiap harinya.

"Astaga kamu bikin kaget aja." sahut Adel. Tian memasang wajah tidak peduli lalu mencium sekilas kening istrinya dan beralih ke bibir Adel seperti biasa. Dan hal itu langsung dikomentari oleh kedua anaknya yang sudah asyik makan pancake buatannya.

"Dad , pagi - pagi jangan mesra - mesraan deh." sahut Alice yang langsung diangguki Dylan. "Ya dad. Bikin envy aja tau ga."

Tian menoleh dan memelototi kedua anaknya dengan sebal. "Makanya cari pacar. Apa kalian ga laku di sekolah ya?" sahut Tian yang langsung dibalas oleh kedua anaknya itu.

Tuh kan.

Adel hanya bisa menghela nafas pasrah. Bahkan kelakuan kanak - kanak Tian masih suka muncul. Untung masih ada dirinya yang paling normal. "Astaga. Masa bapak sama anak malah ribut? Astaga. Udahlah."

Tian hanya bisa berdecak sebal lalu ikut duduk di meja makan. Mereka pun akhirnya makan dalam hening. Dan ya seperti itulah rutinitas keluarga mereka. Keluarga kecil yang membuatnya sangat bahagia.

"ASTAGA DYLAN!! MAKAN NYA LANJUT SEKOLAH AJA!! INI KITA UDAH TELAT BANGET! AYO JALAN!" teriakan Alice memecah keheningan yang baru saja tercipta. Alice berdiri lalu menarik kemeja sekolah Dylan. Dan pasti sebentar lagi , Adel yakin Dylan akan ikut berteriak -padahal mereka duduk bersebelahan- dan mengambil kunci motor lalu keluar dari rumah.

"SEBENTAR!!! GARA - GARA ELO SIH NGAJAKIN RIBUT PAGI - PAGI!"

Dylan berjalan keluar ruang makan dan ia yakin sebentar lagi akan ada teriakan dari mereka berdua yang berasal dari ruang tamu dan terdengar kompak. Teriakan yang hanya bisa membuat Tian dan Adel geleng kepala.

Boss and LoveWhere stories live. Discover now