Bab Tujuh Belas - Boss and Love

72.4K 2.3K 34
                                    

Sorry ya guys aku telat ngepost. Salahin si Flappy Bird! Gara - gara dia tuh.

Btw happy reading ya...

Hope you like it!

---------------------------------------------

"Kalian berdua kenapa sih? Kok jadi sering barengan gini??"

Aku hanya bisa nyengir sambil melirik Edward yang tertawa garing. Sumpah demi apa , ini moment akward banget. Dicurigai pacar sendiri itu rasanya gimana - gimana coba. Serasa bikin dosa yang ga terampuni.

Walau padahal kami ketemuan buat keselamatan Adel sendiri.

"Emang aku ga boleh keluar bareng Edward ya sayang?" tanyaku pada Adel yang masih melirik kami dengan curiga.

Edward tertawa kecil lalu akhirnya membuka suara. Akhirnya dia ngomong juga. "Iya. Gue kan cuman mau ngobrol suatu hal sama Tian. Masa ga boleh sih?"

Adel melihat kami dengan cemberut. Ah , how cute she is. Mungkin kalau ga ada Edward aku udah nyosor dari tadi. Eh? Apa coba yang aku pikirin. Udah gila nih aku.

Lupakan.

"Yah tapi ga sesering itu juga kan?"

"Sayang , aku masih normal kok. Kamu ga usah takut kalau aku bakal beralih haluan. Cuman kamu tau yang-aw! Kamu kenapa sih? Sakit tau!" kata ku sambil mengusap pinggang ku yang jadi sasaran empuk cubitan Adel. Aduh , kayaknya merah nih.

"Makanya mikir jangan yang aneh - aneh." sahut Adel dengan cemberut.

"Tau lo. Gue juga ga mau kali sama lo." tambah Edward.

"Lo pikir gue mau sama lo? Malahan lo tuh yang mau sama gue." balasku.

"Dih. Ga sudi gue. Kalaupun gue jadi gay , bukan lo yang pertama kali gue jadiin sasaran." balas Edward sambil menatap ku dengan horor.

"Dih gue juga ga sudi kali jadi sasaran lo. Yah walau gue orang yang termasuk most wanted tapi gamaulah gue , yah walau harus gue akui kal- Awww!" ucapan ku terputus lagi karena cubitan maut Adel.

Dia ga tau ya kalau di cubit itu sakit?

"Kamu kenapa sih Adel?! Nyubit mulu daritadi. Sakit tau." sambungku.

"Lagian kalian berdua malah ribut disini. Mending mutu. Udah ah. Kali ini aku ijinin kalian berdua pergi." kata Adel akhirnya walau sambil berkacak pinggang.

Yes! Akhirnya lolos! Aku janji ga ngapa-ngapain kok! Ini buat keselamatan kamu juga kok sayang. Eh?

Lupakan. Fokus Tian. Fokus dulu dengan Adel yang masih terlihat curiga.

'Baru sehabis itu ngomongin masalah Varo.' batinku dalam hati.

Kulihat Edward tertawa pelan melihat tingkah Adel. Bahkan aku masih lihat pancaran cinta di mata Edward. Tapi gapapa. Aku tau dia lagi berusaha melupakan Adel.

"Ya udah. Gue jalan dulu ye. Bye Adel."

Adel melambaikan tangannya pelan dan akhirnya Edward keluar dari ruangan kami. Kini hanya ada aku dan Adel.

"Kamu pergi makan sendiri bisa kan sayang?" tanyaku pelan. Aku takut kalau nanti Adel kenapa - kenapa.

Entahlah , karena masalah ini aku sekarang jadi lebih over protective sama Adel. Aku takut dia kenapa - napa.

"Bisalah. Dulu sebelum ada kamu aku kan makan sendiri juga." sindir Adel walau masih melirik ku curiga.

Aku tertawa pelan mendengar sindirannya. "Aku janji nanti setelah pulang kerja kita bakal jalan. Oke?"

Boss and LoveOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz