Bab Empat Belas - Boss and Lovee

78.3K 2.3K 31
                                    

Berjalan di sekitar pantai sambil menunggu sunset adalah saat yang paling menyenangkan. Apalagi ditemani dengan ice cream dingin.

Hidup itu indah.

"Adel. Ngelamunin apa sih?"

Suara Sebastian mengagetkan ku. Aku menoleh dan melihat wajah nya yang disertai kening berkerut. Aku tertawa pelan melihat ekspressi nya.

"Kok malah ketawa?" tanya nya lagi.

Aku menggeleng pelan. "Emang salah ya kalau aku ketawa?"

Tian tertawa pelan mendengar nada suaraku yang merajuk. "Ya enggak lah. Itu berarti kamu gak ngambek lagi sama aku kan?"

Mengingat peristiwa tadi malah membuatku kembali cemberut. Ngapain sih diinget-ingetin lagi? "Udah deh. Jangan mulai."

Dia tertawa melihat ulahku. Asal kalian tau ya , dia ternyata ngajakin aku bolos karena tadi pagi dia bikin ulah sama daddynya. Ditambah lagi kami yang sekarang membolos , makin diomeli dia sama daddynya.

Udah gitu , masa kami berantem di toko es krim! Mending kalau yang didebatin mutu. Ini enggak sama sekali!

'Kamu jangan pesan 2 scoop ice cream nya. Kamu baru sembuh.'

'Tapi aku mau , Tian.

'Aku bilang enggak!'

Dan jadinya aku ngambek sepanjang jalan dan dia sengaja membawa ku kesini agar aku tidak ngambek lagi sama dia.

Well , walau harus ku akui dia berhasil.

Kualihkan tatapan ku ke arah dia. Dan ternyata dia sedang menatapku.

"Kamu daritadi ngeliatin aku ya?" kataku lalu duduk di pasir.

Kulihat Tian juga mengikuti tindakan ku. Dia duduk disebelah ku dan kembali menatapku.

"Kamu ngapain ngeliatin aku?" tanyaku lagi.

"Soalnya kamu cantik banget hari ini sayang."

Aku terkekeh pelan mendengar gombalannya. "Gombalan kamu udah gak mempan sama aku."

Dia menatapku dengan -kedua mata coklat tua miliknya yang sanggup menghipnotisku dalam sekejap- serius.

"Apa yang keluar dari mulut aku untuk muji kamu itu semua serius sayang. Kamu emang cantik. Dan aku bersyukur punya kamu."

"Terima kasih udah mau nerima aku. Apa adanya. Bahkan kamu mau nunggu aku saat aku masih bimbang dulu." kataku pelan lalu menatap manik coklat tua miliknya yang sangat aku sukai.

Dia tersenyum. Sangat manis. "Harusnya aku yang bilang gitu ke kamu. Terima kasih udah mau dengerin cerita aku dulu. Mau maafin aku karena gak bilang apa - apa ke kamu soal Kaleena."

"Yang penting kamu udah ceritain semuanya ke aku."

"Kamu harus tau cuman kamu yang ada dihati aku."

"Aku udah tau kok. Dan ngomong - ngomong soal Kaleena , kamu harus tau kalau dia-"

"Dia apa?" potong Tian.

"Dulu dia meninggalkan mu untuk mengejar Varo."

"Hah?"

* * *

"Kaleena? Kamu kenapa sih?" tanya Tian dengan penasaran. Ia menatap wanita disebelah nya ini dengan penasaran. Sedari tadi , Tian merasa kalau Kaleena mendiamkannya. Dia memang menjawab apa yang ditanyakan Tian , namun semuanya terasa berbeda.

Kaleena berhenti berjalan dan menatap Tian dengan jengah. Pandangan yang jarang sekali Tian dapatkan dari Kaleena. "Aku udah bosen Tian."

"Bosen? Maksud kamu apa? Aku gak ngerti." kata Tian.

Boss and LoveWhere stories live. Discover now