Bonus #2: Akhir Kisah Nasi Goreng Petai

41.8K 3.9K 370
                                    

Joya mengentak-entakan kakinya menaiki tangga menuju kelasnya. Saat ini dia benar-benar sedang marah. Kalau ini dalam anime sudah pasti sekarang ada tanduk yang tumbuh di kepala Joya. Telinga serta hidungya juga akan mengeluarkan asap.

Ghazi nyebeliiiin! Gerutu cewek itu dalam hati. Joya tidak pernah menyangka dirinya akan dipermainkan Ghazi seperti ini. Bodohnya, Joya menelan informasi yang diberikan Ghazi mentah-mentah. Gailan suka petai? Itu benar-benar mustahil banget.

Joya meletakkan tas di atas meja dengan keras, disusul dengan kotak bekal yang gagal ia berikan kepada Gailan. Kemudian Joya menjatuhkan bokong di bangkunya. Cewek itu langsung melipat tangan di dada dan mendengkus.

Pagi ini ia benar-benar dibuat malu. Tengsin berat. Saat ini Gailan pasti mikir yang jelek tentangnya. Ini semua gara-gara Ghazi, juga nasi goreng petai itu.

"DASAR CECUNGUK NYEBELIN!" Seru Joya keras. Membuat seisi kelas sontak menoleh kepadanya. Tapi, Joya yang saat itu sedang tidak waras, tentu saja bersikap masa bodoh.

"Apaan sih teriak-teriak? Bikin jantung gue mau copot aja! Kalo gue tadi mati gimana? Lo mau tanggung jawab?" omel Friska, teman satu bangku Joya.

Joya mendelik kepada Friska. "Plis, deh, Fris. Nggak usah ngomel. Gue lagi panas, nih. Bisa-bisa bukan cuma jantung lo yang gue bikin copot, tapi juga gigi lo sekalian. Mau?"

Mendengar ancaman Joya tentu saja membuat Friska ngeri. Terlebih Friska tahu Joya itu jago taekwondo. Bisa-bisa bukan giginya aja yang copot, tapi seluruh anggota tubuhnya. Friska bergidik, membayangkannya saja sudah menakutkan.

"Lo seram, ih. Gue pindah tempat duduk aja!" Setelah itu Friska mengambil tasnya dan buru-buru kabur demi menyelamatkan nyawanya.

"Ke mana lo?" tanya Joya.

"Ngungsi. Soalnya ada orang gila lagi ngamuk. Mending gue nyelametin diri daripada ikutan gila."

"Nggak setia kawan banget lo. Ya udah pindah sana. Huusssh!" Joya mengibas-ngibaskan tangannya seakan-akan mengusir ayam.

Friska yang bete, menampol belakang kepala Joya, lalu kabur ke meja kosong deretan belakang.

Kemudian Joya kembali menatap mejanya. Pandangannya jatuh pada kotak bekal berwarna merah muda. Padahal kemarin ia bela-belain beli kotak bekal imut ini. Pakai uang tabungannya pula. Sekarang, sia-sia semua perjuangannya hari ini.

Daripada makin dongkol, Joya memutuskan untuk mengisi perut dulu. Tadi di rumah ia lupa sarapan karena buru-buru ke sekolah. Tidak sabar ingin bertemu Gailan.

"Daripada mubazir, mending gue makan aja!" kata Joya akhirnya.

Joya membuka kotak bekal itu. Nasi goreng petai yang sudah dicetak berbentuk love--kemarin Joya juga membeli cetakan itu--menyambutnya. Ada dadar gulung, irisan timun, dan juga tomat. Ah, untuk membentuk nasi goreng ini jadi cantik saja membutuhkan waktu yang lama. Keinginannya membuat Gailan terkesan berakhir sia-sia sudah.

"Nggak apa-apa. Setiap misi nggak selamanya berhasil," bisik Joya menghibur dirinya. "Masih ada banyak cara untuk menaklukkan hati Gailan. Semangat!" tambahnya kemudian.

Setelah berdoa dalam hati, Joya segera menyuap nasi goreng ke mulutnya. Namun, baru satu kali kunyahan, mata Joya langsung melotot. Nasi di dalam mulut itu kembali Joya muntahkan.

"HUEEEEK!"

Astaga! Nasi goreng apaan ini? Rasanya nggak keruan banget. Seperti muntahan kucing.

Joya mengelap mulut dan menatap nasi goreng di hadapannya itu ngeri. Seakan nasi goreng itu granat yang siap untuk meledak. Joya buru-buru menutup kotak bekal itu, lalu menjejalkannya ke dalam laci.

Kemudian Joya teringat kepada Gailan. Bagaimana reaksi cowok itu seandainya memakan nasi goreng ini? Astaga! Joya tidak sanggup membayangkannya. Ini pasti akan lebih memalukan daripada Gailan menolak bekalnya.

Joya mengusap dadanya. Entah mengapa kekesalan yang tadi melandanya terusir oleh perasaan lega. Kejadian tadi pagi ternyata ada hikmahnya juga.

Namun, tetap saja Ghazi tidak bisa dibiarkan. Joya harus membuat perhitungan dengan cowok itu agar lain kali tidak mengerjainya lagi. Kira-kira hukuman apa, ya, yang cocok untuk calon adik iparnya itu?

Tiba-tiba sudut bibir Joya terangkat saat sebuah ide terpikirkan olehnya. Joya tertawa dalam hati. Tidak sabar melihat bagaimana reaksi Ghazi saat menerima pembalasan darinya.

Lo jual, maka gue beli, Zi!

Joya bersiul pelan. Suasana hatinya kembali membaik. Lalu ia menoleh ke belakang dan berteriak, "Fris, lo balik ke sini, deh. Gue udah aman, kok. Udah waras lagi. Nggak bakal bikin jantung dan gigi lo copot. Suer!"

😲😲😲

MODUS [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now