*kembali

15.2K 887 4
                                    


Tera terdiam beberapa saat,bingung memandang perempuan berjarak 6 langkah dari tempatnya berdiri.

"Bagaimana kamu bisa disini?"

Oxy terkekeh kecil kemudian menjawab,

"Aku sedang cuti."

Singkat,padat,jelas. Oxy berjanji pada dirinya sendiri tak akan terlena untuk yang kedua kalinya. Tak akan.

"Duduk Tera,kita makan bersama. Sudah lama kita tidak makan dengan anggota yang lengkap bukan?"

Tera menatap wajah ayahnya. Menelisik lebih jauh.

"Baiklah"

∆∆

"Tera sudah menggantikanku di perusahaan. Kerjanya lumayan."

Makan malam usai,saatnya berkumpul bersama sambil bersantai di ruang keluarga.

"Ah ya,maaf aku tidak menghadiri acara pengangkatanmu Tera"

Tera menoleh mengabaikan tv dan mencari wajah yang barusan berbicara padanya.

"Tidak masalah. Bukan masalah besar."

Oxy mengangkat sebelah alis nya,kemudian terdiam.

"Aku akan istirahat, permisi."

Tera menatap Oxy yang naik ke lantai atas.

∆∆

Dingin angin malam menyambut lengannya. Menggigit lembut dan membuatnya menggigil. Dia tak bisa tidur atau bahkan hanya untuk sekedar memejamkan mata. Pikirannya menerawang jauh,mencoba membuka berbagai kenangan yang ada.

"Belum tidur?"

Suara maskulin dari arah kanan nya membuatnya berjengit kaget. Cepat cepat dia menoleh dan menemukan Tera memandangnya. Balkon miliknya berseberangan dengan balkon Tera. Ya Tuhan,kenapa ia sampai lupa.

"Belum."

Meringis dalam hati mengingat jawabannya yang kelewat singkat.

Hening.
Desau angin menerbangkan rambutnya yang pendek.

"Aku tidak tau militer bisa cuti."
Tera mengambil pembicaraan.

"Hm... Sepertinya aku akan tidur. Malam."

Oxy berjalan menuju ranjang, menutup pintu balkon.
Sementara Tera terdiam kemudian tersenyum pahit.

∆∆∆

Pagi hari adalah saat semua orang sibuk dengan urusan masing-masing. Lain dengan dirinya,sejak pukul 6,Oxy hanya menonton televisi yang acaranya hanya terisi oleh kartun atau acara anak-anak lainnya. Bibi nya sedang menjenguk tetangga,pamannya bermain golf di taman kota. Dan Tera......ahh mengingat nama pria itu dia hanya bisa tersenyum sinis.

kring kring

Oxy menoleh mencari sumber suara,sejurus kemudian matanya menangkap telfon rumah yang bergetar. Dengan malas Oxy berjalan meraih gagang telfon yang diyakininya sudah ketinggalan jaman.

"Ya?"

Hanya bunyi kresek kresek,hingga

"Oxy...

Oxy tau siapa penelfonnya.

"Maaf mengganggu tapi ini penting,mm.. berkasku tertinggal di meja makan sepertinya bisakah kau mengantarkannya?"

"Baiklah."

"Maaf merepotkan."

"Tak masalah Tera,aku akan segera kesana."

Let Me In (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang