Ch. 29 - Murid baru

Start from the beginning
                                    

"Baguslah kalau begitu."

Setelah itu, aku sering cari-cari kesempatan agar bisa mengobrol lagi dengan Lev. Kalau dia sedang bersama Roman dan Hoshi, aku tidak bisa mengajaknya mengobrol. Aku hanya mengajak ngobrol Lev ketika dia sedang sendirian saja.

Selama sebulan aku berada di Kelas 1-F, temanku hanya Lev saja. Hanya dia yang mau berteman denganku, yang lain sombong semua. Tapi, tidak masalah. Walau temanku hanya satu, tapi aku merasa nyaman ketika bersamanya.

Suatu sore ketika pulang sekolah, Lev mengatakan sesuatu padaku.

"Emili, mulai besok kamu akan betah di kelas ini," kata Lev, lalu tersenyum.

"Eh? Gimana maksudnya?" tanyaku yang tidak paham perkataan dari Lev.

"Karena nanti malam bakal hujan, besok kamu akan mengerti."

Aku tidak mengerti sama sekali apa yang dikatakan Lev, aku hanya mengangguk saja.

***

Ternyata, yang dikatakan Lev benar. Besoknya, sikap anak Kelas 1-F berubah 180 derajat.

"Halo Emili, ke kelas bareng yuk!" Nana menyapaku di lorong sekolah.

"Oh, i-iya ayoo." Aku agak grogi

Waah senangnya, sekarang Nana sudah tidak cuek lagi.

Aku pun berjalan bergandengan tangan dengan Nana menuju kelas.

Ketika tiba di kelas, ternyata ada seorang gadis yang berdiri di depan. Aku baru pertama kali melihat gadis itu, mungkin dia anak baru sepertiku.

Ketika aku duduk di bangku, gadis itu mulai berbicara.

"Emili, sebagai ketua kelas aku mau berbicara sesuatu. Aku mewakili semua anak Kelas 1-F, ingin meminta maaf. Selama sebulan ini, kami telah mengawasimu. Kami takut, kalau kamu adalah mata-mata yang ingin memanfaatkan kami. Jadi kami pura-pura mengacuhkanmu. Sekali lagi kami semua minta maaf." Gadis itu membungkuk.

"Loh, bukannya ketua Kelas 1-F itu Roman, ya? Kamu siapa? Murid baru?" tanyaku yang keheranan.

Semua anak tertawa.

"Tidak, aku bukan murid baru. Aku Roman. Aku jadi perempuan karena kekuatan anehku." Gadis itu menjelaskan.

Untuk sejenak aku terdiam.

Oh, iya aku baru ingat. Dulu aku pernah lihat di TV tentang cowok yang kalau hujan berubah jadi perempuan. Ternyata dia orangnya.

"Tidak. Dia bukan Roman. Dia adalah Lemon." Hoshi berteriak.

Semua anak tertawa lagi. Kelas mendadak jadi heboh.

Setelah itu, semua anak mendatangiku, mereka semua meminta maaf satu persatu. Aku tersenyum bahagia, dan menerima permintaan maaf dari mereka. Untung aku ini cewek strong. Kalau tidak, mungkin aku sudah pindah kelas sejak lama, hehehe.

"Oh iya, yang kepalanya bisa menyala siapa, ya?" tanyaku

Hoshi langsung mengangkat tangan. Aku menoleh ke arahnya.

"Aku mencintaimu Emili," kata Hoshi. Kepalanya menyala.

"Maaf Hoshi. Tapi, aku sudah suka sama lelaki lain."

"Eh. Enggak, aku cuma berbohong. Lihat, kepalaku akan menyala kalau berbohong," kata Hoshi sambil menunjuk kepalanya yang menyala.

"Oh iya, aku lupa, hehehe."

"Makanya jangan kegeeran woy!"

Padahal selama sebulan ini, Hoshi itu anaknya sangat pendiam, kok tiba-tiba jadi banyak ngomong, ya? Oh, mungkin dia sengaja jadi pendiam, agar kepalanya tidak menyala dan ketahuan olehku. Hahaha kasian sekali dia.

Aku baru ingat, ini adalah kelas aneh, setiap anak mempunyai kekuatan anehnya masing-masing. Ternyata selama ini mereka menyembunyikannya, karena curiga aku adalah mata-mata. Syukurlah, sekarang aku bisa berteman dengan mereka.

"Aku kan sudah bilang. Emili itu bukan mata-mata, kamu sih ngeyel. Nona Lemon," keluh Lev.

"Iya iya, aku minta maaf, orang normal," balas Lemon dengan sedikit kesal.

***

Ketika istirahat semua anak perempuan mendatangi mejaku, mereka mengajakku makan ke kantin. Semua mencoba mengakrabkan diri denganku. Tentu saja, aku merasa sangat senang. Aku tidak balas dendam atau apa, aku menerima ajakan mereka dengan senang hati.

Lama kelamaan, aku hampir akrab dengan semua anak Kelas 1-F, termasuk anak laki-laki. Yang paling akrab denganku tentu saja Lev. Malahan sepertinya, aku sekarang jatuh cinta kepada Lev. Dia sangat dewasa dan bisa diandalkan. Wajahnya cakep pula. Kok bisa ya, cewek di kelas ini gak ada yang tertarik pada Lev? Padahal cewek kelas lain banyak yang ngantri.

Meski cukup dekat, aku tidak tahu apakah Lev sudah punya pacar atau belum. Aku masih malu menanyakannya.

"Emili!" seseorang menepuk pundakku. Ternyata dia Lev.

Aku langsung menoleh.

"Iya, ada apa Lev?" tanyaku.

"Gapapa. Hanya ingin menyapamu. Aku pulang duluan, ya," ucap Lev seraya pergi meninggalkanku.

Kok langsung pulang sih? Padahal aku masih ingin mengobrol dengan Lev.

"Tunggu!" Dengan refleks aku memegang tangannya.

...

...

...

"Kamu siapa, ya? Kok pegang-pegang tanganku?" tanyaku pada lelaki asing di depanku.

Dia tertunduk lesu.

Tidak. Ternyata aku yang sedang memegang tangannya. Aku langsung melepas genggaman tanganku dari dia.

"Maaf," ucapku pelan.

Lelaki itu terlihat bersedih. Dia pergi meninggalkanku.

Siapa ya, lelaki itu?

Subarashii Classroom: Kelas Aneh! [END]Where stories live. Discover now