PART 18

2.9K 109 9
                                    

Orang itu datang dengan membawa sejuta pesonanya.
Mana sanggup aku menutup mata?

.......

Resha memasuki gerbang sekolah Nusa Bhakti. Memisahkan diri dari Alin yang kelasnya berbeda arah dengan Resha.

Jam masih menunjukkan pukul 6.32 dan sekolah masih sepi. Padahal setengah jam lagi, gerbang akan di tutup.

Memang sudah biasa jika jam setengah tujuh, sekolah masih terlihat sepi. Hanya beberapa siswa yang terlihat melintas sesekali.

Sekolah akan mulai ramai sekitar pukul 6.45 atau lebih. Jika telat, mereka akan menunggu satu jam pelajaran di depan gerbang atau jika sedang apes, mereka yang telat akan dihukum membersihkan halaman sekolah dalam waktu satu jam pelajaran.

Kelas masih berisikan beberapa orang saja. Oky dan Sisi belum berangkat.

Jam pelajaran pertama adalah Bahasa Indonesia. Resha sengaja berangkat lebih awal karena dia tidak mau mengambil resiko jika telat.

Hukuman di gerbang selesai, nanti pasti akan dilanjutkan dikelas bersama Bu Heni.

Resha menunggu jam pelajaran dimulai, dikeluarkannya headset dari dalam tasnya. Ditekannya icon spotify pada ponselnya.

Lagu dari Tulus terputar ditelinganya. Suara dari cowok berbadan gempal itu menjadi favorite Resha. Dilanjutkan suara dari Raisa.

Beberapa lagu sudah terputar dan bel masuk pun berbunyi.

Letak kelas Resha ada di paling ujung,  dan didepannya berhadapan langung dengan koridor. Terlihat Sisi berlari tergesa-gesa, mendahului Bu Heni yang sedang berjalan santai menuju kelasnya.

"Selamat pagi, bu." Sisi berhenti sebentar untuk memberi salam. Diraihnya tangan guru killer itu dan di tempelkan ke pipinya.

"Iya, selamat pagi." Jawab Bu Heni dengan senyum samar-samar yang tidak terlihat oleh Sisi.

Sisi melanjutkan larinya, dan sampailah ke tempat duduknya. Tas ditaruh dilaci dan dia mulai mengatur nafasnya yang tidak terkontrol itu.

"Minum?" Tawar Resha.

"Mau."

Resha mengulurkan botol minumnya ke arah Sisi. Tanpa basa-basi, Sisi meminum air dalam botol itu hingga setengahnya.

"Jangan di habisin."

"Ntar ku beliin es di kantin. Kurang ini." Sisi melanjutkan kegiatan minumnya.

Resha hanya berdecak kesal.

"Ketemu Oky di parkiran ngga?" Tanya Resha saat Sisi sudah menghabiskan semua isi di botolnya.

"Tadi sih papasan di pertigaan bawah sekolah. Tapi lagi dorong sepeda motornya bareng Gio."

"Udah ni alamat nihh kena hukum dia."

"Tadi mau tanyain, tapi ngga keburu juga waktunya. Lagian ngga bisa nebengin dia kan."

"Coba WA dia deh." Suruh Resha.

"Selamat pagi anak-anak."

Mendengar suara Bu Heni, Sisi bergegas memasukkan kembali ponselnya.

Pejuang LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang