PART 13

3.4K 105 6
                                    

Masih dapat dirasa.
Detik saat semua cinta berubah hilang tak bersisa.
Saat kau kembali datang dengan kata maaf yang berjuta, aku disini sudah mati rasa.

.......

"Kak, Alin di jahilin mulu masa sama anak-anak cowok di kelas." Kata Alin yang saat ini menghampiri kakaknya ke kamar.

"Kamu tampang-tampang oon sih. Makanya dijadiin bahan buat di jahilin." Resha masih tidak memandang wajah Alin yang baru saja masuk ke kamarnya itu.

Dia sedang bertukar pesan dengan seseorang lewat WA.

"Enak aja. Alin jitakin satu-satu. Alin mah cewek galak kalau di kelas." Kata Alin tidak mau kalah.

"Gitu mah namanya temen-temen kamu pada caper."

"Iya tapi jangan pake jahilin kan? Sebel tau, bikin ngga betah di kelas."

"Ah pasti salah satu diantara mereka ada yang suka sama kamu. Kakak jamin." Kali ini Resha sudah meletakkan ponselnya. Sepertinya wajahnya tampak kesal setelah meletakkan ponsel di sebelahnya.

"Ada yang cakep sih kak. Kalau emang beneran ada yang naksir, semoga yang naksir itu si Aldo." Alin semangat membayangkannya.

Aldo memang salah satu adik kelas yang jadi incaran para kakak kelas perempuan. Anaknya memang jahil.
Tidak lupa dengan Gilang. Mereka berdua selalu bersama. Wajah Gilang memang tak seberuntung Aldo yang tampan. Wajahnya pas-pasan.

"Ehh, ngarep banget. Belum tentu. Siapa tau Aldo homoannya Gilang, temen kamu itu."

"Mulutnya ihhh. Sentil nih." Sewot Alin sambil membentuk jarinya seolah-olah akan menyentil bibir kakaknya.

Mereka memang sering curhat. Bukan hanya berdua, tidak jarang Bunda juga suka ikut nimbrung.

Katanya, Anak Bunda harus terbuka soal semuanya. Bunda ngga akan ngekang asal bunda harus tau kalian pergi atau pacaran sama siapa.

Ya, itu antisipasi agar kedua anak gadisnya itu tidak kelewat batas dalam bergaul. Walaupun Alin sudah mulai pacaran sejak SMP, Neni selalu mengawasinya.

Dianter atau dijemput harus di depan rumah. Ponsel tidak boleh di password. Walaupun sebenarnya,  Neni sangat jarang memeriksa ponsel anaknya. Yang penting ponselnya bebas dari kode-kode rahasia, maka Neni tidak akan membuka-buka ponsel anaknya. Tau kalau anaknya juga butuh privasi.

"Kak, tapi ngomong-ngomong, ya.. Kak Niko masa minta nomor kakak lewat Alin loh di DM Instagram."

Resha mulai tertarik dengan bahasan adiknya itu. Entah kenapa setelah diantar pulang kemarin, hati Resha sedikit terbuka.

Mm, mungkin karena apa yang di lakukan Farhan dan Niko tidak pernah di dapatkannya saat pacaran dengan Zefan dulu.

Ah laki-laki brengsek itu lagi.

"Oh yaaa? Kamu kasih?" Tanya Resha penasaran.

"Ya engga lah. Aku kan belum minta ijin kakak."

"Jangan kasih deh. Seneng sih kemarin mereka baik banget sama kita. Tapi.. " Resha diam, bingung akan cerita pada adiknya itu atau tidak.

Pejuang LDRWhere stories live. Discover now