PART 16

3.1K 119 5
                                    

Hatinya bersih.
Walaupun masih terlihat ada bekas luka  disana.
Perlahan tapi pasti
Dia masih menunggu obat yang dapat menyembuhkannya.

......

Aku bisa membuatmu,
jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta,
kepadaku.
Beri sedikit waktu,
Biar cinta datang karena telah terbiasa

Lagu dari Dewa 19 itu sedang menggema diseluruh kamar Niko. Laki-laki itu kini sedang memikirkan cara agar perempuan yang di taksirnya bisa suka juga padanya.

Beberapa hari lalu, Oky memberi tahunya. Kalau mantan Resha berusaha mendekati Resha lagi.

Resha orang yang baik, bukan tidak mungkin kebaikannya itu akan dimanfaatkan oleh lelaki brengsek semacam Zefan.

Pikirannya tak berhenti memikirkan gadis cantik, sederhana dan baik hati yang baru beberapa minggu ini dikenalnya.

Niko anak satu-satunya. Ibunya pun jarang dirumah. Kalau sedang seperti ini, biasanya dia butuh teman untuk sekedar bermain PS bersama. Suntuknya sudah keterlaluan.

Niko mengambil ponsel di dekatnya. Mencari nama yang akan di telfonnya.  Setelah ketemu, Niko menyuruh Gio dan Agung kerumahnya.

Farhan tidak bisa, karena dia sedang melanjutkan sekolah ke luar kota.

Niko punya bengkel di dekat rumahnya. Kalau sedang longgar begini, biasanya dia pulang dan menitipkan bengkel pada karyawannya.

Sembari menunggu temannya itu datang, Niko membuat makanan untuk dimakan dia dan teman-temannya. Niko sudah terbiasa, karena selain di bantu Si Mbak, Niko memang sering masak masak sendiri.

Ada suara ketukan pintu yang berasal dari pintu utama.

"Mbak, tolong bukain pintunya dong." Teriak Niko dari dalam dapur.

"Iya, Mas Niko." Mbak Yuli segera melangkah ke asal suara. Membukakan pintu untuk tamunya.

"Eh Mas Gio. Masuk mas, Mas Nikonya lagi di dapur."

Mbak Yuli menyuruh mereka untuk ke dapur. Mbak Yuli memberi salam pada ketiga teman Niko yang datang.

Ternyata Gio datang bersama Oky. Dan Agung sendiri.

Ketiganya berjalan menuju dapur. Rumah Niko tidak terlalu luas. Hanya saja dapur ada di belakang. Sehingga agak sedikit memakan waktu walaupun hanya beberapa menit.

"Langsung ke kamar aja gih sana." Kata Niko pada teman-temannya yang sekarang sudah ada di dapur bersamanya.

"Males ah. Mau makan nih laper." Jawab Agung.

Agung mulai menuju ke arah kulkas. Mencari minuman dingin. Mereka sudah terlalu sering datang kesini. Sehingga sudah biasa kalau mereka menganggapnya seperti rumah sendiri.

"Nik, ngga ada Teh Botol?" Agung mulai mencari-cari barang di dalam kulkas.

Biasanya memang ada beberapa stock makanan dan minuman yang di sediakan Ibu Niko sebelum pergi.

"Habis, belum sempet beli. Bikin sirup aja sana." Perintah Niko tanpa melihat Agung.

Tangannya masih sibuk dengan pisau yang ada di depannya. Dia sedang membuat spaghetti.

Pejuang LDRWhere stories live. Discover now