PART 6

4.1K 116 0
                                    

Aku mengutuk hari, dimana aku mengenal dan mencintaimu.

......


Hari ini Resha berangkat sendiri karena Zefan sudah harus mengikuti les tambahan di sekolah, khusus untuk anak kelas XII yang akan mengikuti Ujian Nasional.

Les tambahan di mulai pukul 6 pagi. Zefan yang memang kurang dalam banyak pelajaran, selalu mengikuti les tambahan tersebut. Memang terlalu pagi, karena katanya kalau siang siswa banyak yang sudah malas mengikuti les tambahan. Metode ini dirasa cukup efektif.

Jam sudah menunjukkan pukul 6.45 dan itu tandanya Resha harus cepat mencari angkot kalau tidak mau terlambat.

Sebuah angkot berwarna kuning sudah banyak menunggu para penumpangnya. Resha bersyukur karena hari ini angkot tidak susah. Di dalam angkot ada beberapa siswi dengan seragam yang sama dengannya.

Saat angkot yang di tumpangi Resha hampir sampai ke sekolah, seseorang dengan seragam yang sama menghentikan angkot tersebut. Di belakangnya tertinggal motor yang sedang di tambal. Ya, sepertinya motor perempuan tadi bannya kempes.

Resha sedang memperhatikan jalan ketika sebuah tubuh menggesernya kasar.

"Heh! Geser bego!" Kata perempuan tadi.

Resha menengok asal suara. Dia diam dan bergeser. Padahal angkot tidak terlalu banyak penumpang. Masih banyak tempat duduk kosong. Sepertinya perempuan tadi sengaja.

"Bisu ya?" Katanya lagi.

"E-enggak kak." Resha masih menunduk.

"Kenapa? Takut ya? Haha." Perempuan tadi semakin gencar menggoda Resha yang ketakutan.
"Dasar perebut cowok orang. Dasar cewek ngga tau malu. Murid baru ganjen. Kecentilan. Gampangan banget sih, hah?"

Resha masih diam. Berharap angkot cepat sampai ke tujuannya. Beberapa mata melirik-lirik kepo ke arah mereka. Resha meremas roknya dengan frustasi.

"Emang beneran bisu ni anak. Zefan kok mau sih pacaran sama cewek bisu kaya gini? Iewhhh."

"Maksut Kak Arimbi apa? Salah apa sih aku sama kakak?" Kata Resha yang sudah tidak tahan dengan perkataan Arimbi. Dia masih belum tau maksut dan tujuannya Arimbi berlaku sekasar itu padanya.

"Tanya maksut aku? Dasar emang cewek bego! Gitu aja ngga tau ya?"

Beruntung keajaiban datang. Angkot sampai ke tujuannya. Tanpa menjawab pertanyaan Arimbi, Resha segera turun dan berlari kecil. Mereka tidak terlambat.

Hari ini tidak ada yang spesial. Semua berjalan seperti biasanya. Hidup Resha memang selalu membosankan. Kecuali saat ini, jam terakhir di kelas Resha kosong. Gurunya sakit dan meninggalkan tugas.

"Apa? Dia bilang gitu? Ngga salah lagi. Ini pasti ada hubungannya sama Kak Zefan. Dan kalau dari kata-kata yang dia nyebut kamu itu perebut cowok orang, kemungkinan besar dia mantan Kak Zefan." Kata Sisi dengan emosi di sela-sela mereka mengerjakan tugas.

"Belum bisa move on kali ya dia. Heran deh sama orang-orang yang benci sama pacar baru mantannya. Kenal aja engga, main benci-benci gitu aja." Kata Resha sewot setelah dia mulai memahami kenapa Arimbi sampai bersikap seperti itu.

"Heh! Ngatain aku juga dong? Kamu tuh belum pernah pacaran, belum pernah punya mantan. Belum tau rasanya."

"Masa sih sampe harus kaya gitu? Kenapa coba? Kan udah mantan?"

"Ngga ada mantan pacar, pacarnya mantan, atau mantannya pacar yang ngga kepo. Karena ke-kepoan-nya itu, mereka jadi benci. Entah itu iri, entah itu emang ngerasa dia lebih baik atau dia ngerasa iba sama hubungan baru mantannya itu. Jadi jangan salahin para mantan kalo banyak yang benci sama pacar barunya mantan. Itu hal wajar. Besok rasain sendiri, sakit." Jelas Sisi. Sepertinya Resha memang harus banyak diajari. Dia masih sangat pemula sampai-sampai hal sepele saja tidak paham.

Pejuang LDRWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu