1

85.4K 1.3K 28
                                    


...

Jarak semakin dekat. Seseorang ini tahu. Mustahil jika terjadi di dunia nyata. Tetapi ia tidak menghiraukannya dan malah asik meneruskan mimpi yang ia dambakan selama ini. "Tuhan aku tidak ingin bangun dari mimpi indah ini" batinnya.

"Arkana sinii"

"Kenapa sayang?"

"Bibir kamuu lucu yaa?" menunjuk bibir Arkana.

"Ini?"

"Iyaa. Boleh aku gigit?"

Arkana Blaster Wielboard.

Laki-laki tertampan se SMA Praharja. Ketampanan yang tidak bisa di ganggu gugat. Pentolan sekolah serta Ketua geng Blacklist. Nama nya tersebar luas dimana-mana. Siapa sih yang gak kenal dengan sosok Arkana?

Hidung keduanya menempel sempurna. Hembusan nafas laki-laki itu menyeruak dalam indra penciuman Aruna. Siapa Aruna?

Aruna Richardo Emanuel Baran

Gadis berusia 16tahun. Mempunyai rambut panjang dan tebal. Bertubuh pendek namun berisi. Kulit putih bersih bak bidadari. Memiliki mata sayu serta bibir tipis merah alami. Betapa sempurna jika menjadi seorang Aruna Richardo Emanuel Baran.

Cup!

Bibir keduanya menyatu. Sensasi kenyal dan manis dirasakan Aruna ditambah aroma mint milik Arkana yang sangat segar.

Sial.

"Tuhan. Bolehkah aku menghentikan waktu sebentar saja?" gumam Aruna dalam mimpi.

Namun beberapa detik kemudian

Brukk!!

"Awh." Aruna merintih. Mata nya langsung melotot. Belum sempat ia memaki. Ekor mata nya lebih dulu menangkap jam dinding yang menunjukan pukul 07:50.am

"Ah sial! Gue terlambat!"

...

Aruna masih saja menyumpah serapahi Arkana. Ia menyalahkan laki-laki itu yang sudah membuatnya terlambat.

"Sialan Arkana."

Namun sedikit keberuntungan berpihak kepadanya. Deviana, bunda Aruna. Sedang menyelesaiakan pekerjaan di luar kota.
Deviena sangat tidak suka jika Aruna lalai dalam menuntut ilmu.

...

Secepat apapun Aruna berlari tetap saja terlambat. Karena gerbang SMA Praharja ditutup 40 menit yang lalu.

"Cecunguk lagi pada ngapain ya," ucap Aruna sambil melirik ke dalam halaman sekolah.

Yang dimaksud cecunguk adalah sahabatya. Shyla, Zoya, Ziva dan Mishelia.

"Tapi kalo mimpi nya berlanjut sekarang gue sama Arkana lagi ngapain ya?"

"Lagi sodok-sodok kan gak sih? Ha ha ha. Aruna berkahayal sambil tersenyum aneh.

Seketika ia tersadar.

"Anjir! Gue masih depan gerbang! Gue harus gimana? Manjat? Ga ah. Pulang? Gila mana mungkin," tanpa sadar dibelakang ada seorang laki-laki yang memperhatikannya.

Aruna menghentakan kaki  lalu berjalan mundur

Brukkkk..

Gadis itu terjungkal kedepan. Seperti menghantam benda keras. 

"Anjing! Masa belakang gue tiba-tiba ada tembok?" Masih belum menyadari ada seseorang selain dirinya.

Ketika Aruna mengangkat kepala. Ia melotot Memandang laki-laki tersebut. Mulut nya terbuka lebar dan berucap. "Arkana?"

Sial! entahlah ini umpatan ke berapa.

Gadis itu tidak fokus sama sekali. Wajah tampan Arkana membuat nya ingin pingsan. Bibir! Yap bibir yang membawa pikiran Aruna traveling dari tadi.

Spontan saja. Aruna langsung berdiri. 

"Hai Ar. Lo telat juga?" ucap Aruna tanpa memgalihkan pandangan pada bibir Arkana.

Karena terlalu menghayati. Aruna tanpa sadar menggigit bibir bagian bawah.

Lama terdiam. Arkana mendengus kesal. "Ngapain lo liatin bibir gue?"

"Kayanya manis. Jadi pengen."

Mendengar jawaban itu. Arkana menatap tajam.

"Gila." Arkana melangkah mundur dan meninggalkan gadis freak itu sendirian.

Jiwa Aruna tertantang setelah melihat respond Arkana. Seketika senyum smrik menghiasi wajah nya.  

"Kalo lo sampai gue dapetin! Gue cipok lo tiap hari! Gue bikin bibir gue jadi candu buat lo Arkana!"

Benci jadi canduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang