Bagian III

1K 63 2
                                    

It's monday.
Are be funday?

***

Attaya menghempaskan tubuhnya ke atas kasur miliknya, menatap langit-langit kamarnya yang penuh dengan tempelan-tempelan bintang.

Selepas makan malam tadi, Adi memberitahu kalau mereka akan berlibur di pulau Raja Ampat selama 10 hari. Dan mereka akan berangkat lusa nanti.

Seharusnya Attaya senang karena ia beserta keluarganya akan menghabiskan waktu liburan mereka di tempat yang terkenal akan keindahan alamnya. Tapi entah mengapa, Attaya merasa enggan. Tidak, tapi Attaya merasakan sesuatu yang-ia rasa- buruk akan menimpanya.

Hmmm...

Attaya membuang nafasnya dengan berat.

"buka dan baca buku itu Attaya.. Buka dan baca buku itu Attaya.." sayup-sayup Attaya mendengar seseorang yang berbicara padanya. Attaya melihat sekeliling kamarnya. Nihil, tidak ada seorang pun dikamar Attaya selain dirinya.

Attaya termenung. Ini sama seperti apa yang dialaminya sore hari tadi. Saat ia kembali kearah parkiran, selama perjalanan ia mendengar suara-seperti bisikkan- itu. Yang menyuruhnya membuka dan membaca buku. Tapi, buku apa?

Attaya juga merasakan seperti ada yang memperhatikannya dibalik punggungnya. Tapi saat ia membalikkan badannya, tidak ada yang mencurigakan.

Sekali lagi, Attaya membuang nafasnya berat. Ia balikkan badannya, diraihnya guling yang telah disusun rapih di atas kasurnya, dan memeluknya.

Entahlah, tapi ia merasa aneh dengan kejadian-kejadian yang menimpanya beberapa hari terakhir ini. Cowo yang meminjamkan jaket kulit hitam dan cowo yang tadi berada ditaman yang tiba-tiba menghilang. Lalu dengan suara-suara yang -ia merasa- seperti menghantuinya.

Pikiran Attaya melayang ke buku mimpi. Buku tua yang berada diantara tumpukkan-tumpukkan kardus yang berada di gudangnya. Buku yang menarik perhatiannya untuk dibuka.

Ia ingin, tapi ia terlalu malas.

Attaya mulai menguap, matanya pun mulai memberat. Disekelilingnya mulai terlihat samar.. Samar..Dan,
"buka dan baca buku itu Attaya.." sepersekian detik kemudian ia sudah tidak peduli dengan sekelilingnya.

Attaya mulai menjemput mimpi indahnya, mimpi yang akan menemani tidur malamnya. Mimpi dengan segala harapannya.

***

Gelap..
Gelap...
Dan, indah..

Attaya membuka matanya perlahan. Tautan di kedua alis Attaya menunjukkan raut keheranan diwajah. Ia mulai mengamati sekelilingnya.

Asing. Kata yang tepat untuk menggambarkan tempat ini. Disekelilingnya yang ia lihat hanyalah, rumput-rumput ilalang yang tingginya hampir mencapai pinggangnya. Dimana ini?

Attaya mengedarkan pandangannya. Mencari sesuatu atau mungkin seseorang yang bisa menjelaskan kepadanya dimana ia berada.

Gotcha!
Ketemu!!

Attaya melihat seorang laki-laki dengan kemeja yang dipadukan dengan jas dan celana panjang yang semuanya berwarna putih, berada dibawah pohon yang rindang diantara ribuan rumput ilalang ini.

Mimpi (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang