Bagian I

2.9K 82 4
                                    

Di pagi hari yang cerah, matahari bersinar dan awanpun tampaknya enggan untuk hadir. Harusnya semua orang sudah mulai dengan aktivitasnya masing-masing. Ya seharusnya...

Karna di suatu tempat, masih diatas permukaan tanah dan terdapat di dalam peta. Sesuatu terjadi dan itu tidak seharusnya.

"Atta!! Cepet bangun. Ish, pamali anak gadis bangun siang-siang!" Teriak wanita dewasa sebut saja namanya Mawar membangunkan anak gadisnya, Attaya yang masih asyik dengan mimpi indahnya.

"Atta, bangun sekarang atau mama siram."

"ngg.. Bentar ma.. lima menit, lima menit." jawab Atta tetap memejamkan matanya.

"bangun Attaya.. Oohh, jadi kamu mau disiram, iya!?" Mawar berjalan ke ruangan yang masih ada di kamar Attaya. Tidak lama kemudian, Ia terlihat membawa segayung air dan kembali berjalan kearah Attaya yang masih terlelap. Dan...

"HUAA... MAMA ATTAYA BASAH..." bangun dan jerit Attaya saat merasakan wajahnya basah.

"suruh siapa kamu dibangunin gak bangun-bangun. Bukannya mama udah bilang anak gadis pamali bangun siang-siang." omel Mawar.

"siang darimana sih, baru juga jam 6 lewat." balas Attaya sewot.

"jam 6..jam 6, emang kamu gak sekolah?"

"Enggak! Atta libur."

"tapi abang kamu sekolah Tta?"

"itu mah Abangnya aja, kerajinan." Attaya menarik kembali selimutnya, masabodo dengan abangnya yang mau pergi sekolah. "udah ah, Atta mau tidur lagi."

"Astagfirullah, ini anak kebangetan ya. Bangun Atta! Cepat bangun atau Mama siram lagi. Mau!?" Teriakan Mawar semakin menggelegar, sepertinya kesabarannya saat membangunkan anak gadisnya ini benar-benar diuji. Membuat Attaya, mau tak mau membuka matanya kembali.

"mama..." rengek Attaya.

"makanya bangun. Nih siram ya, siram.." ancam Mawar sambil mengangkat gayung yang berisi air itu tepat di atas wajah Attaya, siap untuk menyiram Attaya.

"ishhh... Iya nih, Atta bangun. Mama itu berisik banget sih pagi-pagi." ucap Attaya sambil menyingkapkan selimutnya, ia berjalan kearah ruangan yang tadi Mawar masuk-kamar mandi- dengan raut wajah kesal.

"kamu yang bikin mama berisik Attaya." balas Mawar melotot.

"ck., dasar anak zaman. Tidur malem-maleman, eh.. Bangunnya siang-siangan." decak Mawar sambil menggerutu. "Atta cepat mandinya, sepuluh menit gak turun gak ada jatah buat sarapan."

"MAMA..."

***

Attaya menatap tumpukkan-tumpukkan kardus itu dengan kesal. Tadi setelah selesai sarapan, Attaya langsung disuruh untuk bantu-bantu membereskan gudang. Katanya sih mumpung Adi-ayahnya- lagi libur.

Yang bikin kesel Attaya adalah bang Arsen-abangnya-tidak turut ikut membantu karena berangkat kesekolah. Padahalkan waktu mendekati pembagian rapor seperti sekarang hanya diisi acara pertandingan olahraga antarkelas. Attaya yang memang tidak mahir dalam bidang olahraga hanya bisa menonton, menunggu bel pulang sekolah berdering.
And it's so very boring.

Makanya, Attaya memilih untuk tidak masuk sekolah karna absensi-pun sudah tidak berjalan.

Niatnya ingin menambah libur, yang ada malah menambah pekerjaan.

Dan disinilah ia sekarang, diantara tumpukkan kardus dan benda-benda berdebu lainnya. ck.., menyebalkan!

Plukk!

Karna sibuk menggerutu, Attaya tidak sengaja menjatuhkan sebuah buku. Ditatapnya buku yang sudah tergeletak diatas lantai. Sampulnya polos berwarna coklat tua dan kertasnya berwarna kekuningan.

Mimpi (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang