chapter 15 ( i d k )

4.9K 376 33
                                    

Dering telepon, mengintrupsi 2 gadis yang sedang tertidur pulas, dengan keadaan, setengah telanjang ini.

" hello.. "

" nanti aku pulaang.. "

" ibu, nanti kita bahas dirumah "

" iya, maaf ibu aku tidak bisa.. "

" kita bahas nanti, okay bye ibu.. "

Sambungan dimatikan,

" ibumu..? " tanya lisa, "iya.., tapi lupakan..." ucap rose melepas tangan lisa dari pinggangnya, dan bangun dari ranjang, dan melihat dressnya kusut di bawah ranjang, itu sudah sangat buruk untuk kugunakan lagi, pikir rose.

Rose duduk dipinggir ranjang, tapi tak lama sebelum lisa menarik pinggangnya dan menindihnya lagi, " hey ada apa ?... " tanya lisa mencium bibir rose singkat, " oh shit, lisa kau membuat kepalaku pusing... " ucap rose, mencoba bangun lagi, dan lisa membiarkannya,.

Rose berjalan ke kamar mandi masih dengan bra dan celana dalam saja, muncul semburat merah tipis di kedua pipi lisa melihat tanda merah di sekujur badan rose, bahkan di pantatnya(?)..

Lisa POV

" lisaa... "

Kubuka pintu kamarku, dan mendapati suguhan tubuh rose yang hanya memakai handuk sebatas dada hingga pahanya. " iya..."

" apa kau punya dress atau apapun yang bisa kupakai.. "

" bagaimana kalau ini... " usulku mengambil dress kuning " tenang ini belum pernah kupakai... "

" heem.. Tidak, kau banyak meninggalkan tanda merah ditubuhku, dan dress ini.. Terlalu terbuka.. " aku lihat pipi chubbynya sedikit memerah saat menyatakannya.

" sweater dan jeans...!?"

" ide bagus.., pergilah aku akan memakainya, " dia mengusirku, mengapa dia tergesa-gesa.

ku langkahkan kaki panjangku lebih dekat ke tubuh sexy-nya , ku perhatikan wajah bayinya, dia sangat manis hanya dengan handuk itu, banyak tanda merah diarea leher, dada, pundak dan bagian tubuh lainnya, maafkan aku rose, kulitmu sangat disayangkan untuk dilewatkan.

" hey pergilah.. " dia mendorong dadaku, ku tarik pinggang kecilnya, membuat kami perpelukan, kutatap mata indahnya, nafas segarnya, menimpa pipiku.

" lisa..." suaranya lembut, aku ingin mendengarnya lagi malam ini.

" kau cantik... " ,

" iya pergilah... " dia kembali pada mood buruknya, dia melepas tanganku serta mendorong badanku dan menutup pintunya.

" dia lucu... " kuputuskan untuk membuat kopi dan susu coklat untuknya.

" kau mau kuantarkan kemana,.."

" ke rumahku,.. " ucap rose singkat, " sebenarnya siapa pria kemarin.. " lucu, aku lupa menanyakan hal yang membuat wajahku memar, " dia william shug, ayah menjodohkanku dengannya, karena aku tak kunjung memiliki kekasih, dan ayah mengira dia pria yang baik dan bertanggung jawab . " Dia menarik nafas pelan dan menutup matanya, dia tertekan, aku tau itu,

" dan kenyataannya dia kasar padamu... " ungkapku dari apa yang ku lihat.

" aku takkan melepaskanmu, aku janji,.. " kugenggam tangannya,dia membalasku meski tatapannya diberikan kejalanan luar jendela mobil.

Setelah perjalanan yang kami habiskan dengan terdiam, kami sampai, rose merapikan penampilannya dan bersiap untuk pergi " kau yakin tak perlu ditemani... " tanyaku lagi, aku begitu khawatir dengan gadisku,.

" aku baik baik saja... , lagipula dia masih calon, bukan hal yang harus kita khawatirkan.." dia tersenyum manis, dan mencopot safetybeltnya, " rose.. Tunggu.. " kutarik pergelangan tangannya, dan kusatukan bibir kami, kulumat ringan, dia hanya membalasku pasif, setelah beberapa saat, lagi dia mendorong dadaku pelan, " kau takkan berhenti jika aku tidak mendorongmu.. " entah kenapa ini membuatku ingin tertawa.

" kau tau penyebabnya park chaeyoung.. " jawabku, dan dia pergi.

Rose pov

" rose, duduklah, ayah dan ibu ingin bicara... " kududukan diriku di sofa berhadapan dengan orang tuaku,

" bisa kau jelaskan yang kemarin ! ... "

" ayah ibu, aku akan jujur, aku tidak mau dijodohkan.., dia kasar padaku, dan kemarin temanku memergokinya kasar padaku, dan ayah, ibu tau apa kelanjutannya .. "

" jangan membela teman urakanmu itu,.. William itu pria baik, dan bagaimana mungkin teman perempuanmu, memiliki kelakuan seperti itu, memukuli calon tunangan temannya sendiri, tanpa meminta penjelasan lebih dulu, dan sekarang sudah terbukti mana yang bersalah kan'... ,"

" ayah tidak bisa menyimpulkannya begitu saja, ay.. "

" semenjak kau berteman dengannya kau sering membakang, pulang terlambat, dan terkadang tak pulang, jauhi dia,.. Dia tak layak jadi temanmu, apa kau tau orang tuanya,.."

Aku tidak terdiam, kenyataan ini membuatku tersudut, aku mengenal lisa belum ada sebulan, dan ayah benar, bahkan aku tidak tau latar belakang lisa,

" kau diam, kau mengakui kesalahanmu, nanti malam dandanlah, kita akan mengunjungi william dan minta maaflah.. " ayah pergi, meninggalkanku dengan ibu, bendungan air siap jatuh membasahi pipiku.

Aku menatap ibu, ibu memelukku,

" ibu, aku bersumpah, temanku hanya melindungiku, dan tolong jangan pinta aku menjauhinya.. " hanya ibu satu-satunya yang ku harapkan kali ini.

" tenanglah, yang terpenting turuti perkataan ayahmu malam ini, setelah meminta maaf, semua akan baik baik saja, dan ibu rasa, kau layak untuk menolak perjodohan ini... " ucap ibuku,

Hal ini membuatku tenang, " terima kasih ibu... "

Tbc.

🤢🤢 chapter ini membuatku mual, bagaimana dengan kalian?

Need (complate) Where stories live. Discover now