Black and Pink ( ARUS )

5.5K 442 20
                                    

" hello.."
   
     kudongakkan kepalaku dan kusapa gadis tinggi didepanku ini, dengan senyuman yang menungging manis di wajah putihku,

" hi "
  
   jawaban yang singkat dan wajah yang dingin yang aku dapat, ada apa dengan gadis ini, wajahnya cantik, bukan cantik lagi, bahkan aku berani bertaruh wajah tanpa jerawat itu sangat mempesona, matanya yang lebar dan rambut jeruknya apa dia Orang barat ?, terlihat sekali dia bukan warga negara Korea.

Suasana canggung menghampiriku , bagaimana tidak dia hanya seperti tiang dihadapanku, aku harus bicara apa lagi ?, aku menegakkan tubuhku dari posisi jongkok yang kulakukan agar sedikit mempermudah jalannya nafasku dan tanpa ku duga ada seorang pria memberiku ciutan dan cerlingan nakal ke arah bawahku, dan kuikuti arah pandangnya ke tubuhku, oh God' pahaku, bodoh kenapa aku pakai celana hotpants ini, sekarang bagaimana ?'.

Normal POV

Lisa yang melihat rose terlihat bingung dan malu setelah mendapat cuitan dari pria gila yang nakal, berinisiatif mendekati 'gadisnya' dan mencopot jaketnya, " pakai ini rose !.. " Lisa menali jaketnya di pinggang rose, dan menggandeng tangan rose dengan lembut " ayo kita cari minuman !!.. " oh lord apa ini Lisa.

" emm.. Terimakasih Li..saa.. " ucap gugup dan malu rose, entah kenapa rose merasa ada yang beda dengan sentuhan ini. " hemm.." angguk Lisa, ' bodoh lisa, kenapa dengan tanganmu, Oh lord tangannya sangat lembut'

.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

    " kurasa kita duduk disana saja Lisa,.. !" ucap rose tiba-tiba sambil menunjuk bangku kosong, dan menganggetkan Lisa , spontan Lisa melepaskan genggaman tangannya, " oo iya rose,.. " ucap lisa, yang sekarang wajahnya tak sedatar triplek, tapi juga tidak berekspresi banyak, hanya senyuman kecil yang dia berikan untuk menutupi degup jantungnya yang seperti loncat-loncat itu.

Di stan minuman ini hanya ada 2 kursi untuk satu meja , jadi posisi Lisa dan rose berhadapan, dan berhasil membuat jantung Lisa meledak, sekarang apa lagi skenariomu Tuhan' pikir lisa.

" kau pesan apa Lisa ?.." sekarang rose yang mulai mendominasi percakapan diantara keduanya "eem coffe mocha , saja .." ucap Lisa sambil bermain ponsel untuk mengusir rasa canggungnya, " saya susu coklat saja,.. Terimakasih " ucap rose kepelayan yang sedang mencatat pesanannya,

Rose memperhatikan Lisa yang sedang fokus dengan ponselnya, entah mengapa, rose merasa ada sesuatu yang aneh menimpa dirinya, hingga beberapa saat, Lisa yang terus merasa ditatap oleh orang didepannya ini, mulai menatap balik, tatapan mata mereka bertemu..,

" ada apa rose ? " tanya singkat Lisa masih dengan wajah dinginnya, tidak bisa dipungkiri Lisa memang sedikit terganggu dengan tatapan rose, dia paling tidak suka ditatap oleh orang 'baru' , kebanyakan dari mereka hanya memberi tatapan iba dan kasihan saja, Lisa sangat benci itu, tapi tatapan ini berbeda, rose seperti mencari sesuatu darinya, tapi apa?'

" permisi kak !.." ucap pelayan seraya menaruh dua gelas susu coklat dan coffe mocha didepan rose dan Lisa, dan berlalu pergi, " ah.. Maafkan aku Lisa, ini minumannya, mari kita minum... " ajak rose dengan senyuman canggung, dia sangat merasa tak enak telah menatap Lisa, sungguh tidak sopan kan', dia dan Lisa baru saja bertemu, dan apa yang dilakukannya, bodohnya diriku'.

" oo ya..." jawab Lisa, dan meraih gelas kaca berisi coffe mochanya, dan mulai meminumnya dengan tenang, rose bingung harus memulai topik darimana, kenapa dia jadi bingung seperti ini bukan dirinya sama sekali.

   "Eem.. Lisa ? .." tanya rose, dan berhasil merebut perhatian Lisa, " iya rose.. " jawab Lisa seadanya, 'bahkan dia lebih dingin dari Jennie saat pertama kami bertemu' batin rose, " apa kau sudah lama berteman dengan Jennie ?.." tanya rose lagi, " eem.. Iya sudah cukup lama, dan kamu..? Aku tidak pernah mendengarmu dari Jennie ..." ucap Lisa dan meminum kopinya lagi , " tunggu... apa kau yang dimaksud rekan bisnis dari Australia itu ?.. " lanjut Lisa,

  Ini pertama kalinya Lisa berbicara sebanyak ini kepada orang yang baru saja ditemuinya, apa Lisa merasa sesuatu yang disebut 'nyaman'. Entahlah Lisa sendiri mengikuti alur hatinya.

   " mungkin itu, aku yang dimaksud, eem.. Lisa apa kau orang Korea ?..." suasana perlahan-lahan mencair, Lisa sedikit tertawa, entahlah melihat rose dengan pipi 'chipmunknya' dan bertanya dengan sedikit ragu ragu, membuat perutnya geli, apa dia kapok dengan sifat Lisa yang memang menyukai Sikap dingin itu.

    " kau lucu sekali rose.. " Lisa tertawa kecil, rose yang melihatnya sedikit senang karena dapat mencairkan es yang ada diwajah lisa, "emm.. jadi apa kau benar asli dari Korea ?.. " sahut rose diselingi tawa kecil, lalu meminum susu coklatnya, dia benar-benar haus setelah lari ' marathon ', " apa penyebabnya, hingga kau bertanya seperti itu ?.." tanya Lisa menatap wajah rose dengan tangan kanannya menyangga dagunya, dan otomatis jarak keduanya semakin dekat, walaupun tak terlalu dekat juga sih.

   Lisa kau berhasil membuat rose semakin malu dengan perbuatanmu, " eem dari kelopak matamu terlihat besar dan wajahmu seperti kebarat-baratan... Apa aku benar ?.." ujar rose lalu meminum susu coklatnya lagi guna menetralisir rasa malu dan gugup, Lisa tertawa kecil lalu tersenyum santai, " kau benar, aku memang bukan orang Korea, aku dari Thailand... " ujar Lisa memainkan sedotan digelas kopinya.

    " Jennie pernah menceritakan padaku tentang seseorang, saat aku sedang membutuhkan seorang model, dia bilang gadis ini dari Thailand, dan setelah kutunggu beberapa hari ternyata gadis Thailand itu menolak untuk dijadikan model... Apa mungkin yang dimaksud itu adalah kau..? " terus terang rose, entah kenapa bertanya dan berbicara dengan gadis didepannya ini membuatnya senang dan tenang.

  " hihihi.. Mungkin benar, aku pernah ditawari nya menjadi model, tapi aku tidak bisa karena , jadwal ku saat itu padat, maaf ya.. " jawab Lisa canggung yang sekarang tak segan-segan menunjukkan ekspresinya, dia tidak tahu mengapa mengobrol dengan rose dan berkontak mata dengannya membuat hatinya begitu nyaman dan aman.

  Lambat laun,  Rose terbiasa dengan perubahan wajah lisa yang terkadang dingin ataupun hangat dan terkadang hanya jawaban singkat yang dia dapat dari pertanyaan yang dia ajukan, dan tak jarang Kontak fisik ikut ambil dalam obrolan mereka walau sebatas usapan tangan saja.
   
     Bagi rose, dia masih belum puas akan interaksi yang diperolehnya dari Lisa, tapi jika seandainya dia tau bagaimana sikap Lisa terhadap orang baru, mungkin rose sudah bersyukur telah bisa menarik sudut bibir Lisa dari es yang membeku di wajah Lisa.

Lisa POV
   
      Melihatnya girang bercerita, tersenyum, tertawa kecil membuatku ikut senang, dan tak jarang dia mengusap lembut tanganku, hanya karena aku bercerita kejadian lucu yang dialami si jendukie , atau hal yang sedikit menyedihkan, dia sosok yang Sangat perhatian, dan tunggu mengapa aku bisa menjadi sosok ' pendongeng ' didepannya.

Lisa POV end.
    
    30 menit sudah mereka habiskan hanya untuk bertanya dan bercerita tentang hal yang eem, 'Tidak terlalu penting' dan akhirnya mereka mengakhiri obrolan dengan senyum yang entah kenapa mulai ' nyaman ' di wajah lisa seraya bersalaman ringan.

Tbc.

Aku lelah.

Fit_fitt

Need (complate) Where stories live. Discover now