never mind

4.3K 415 44
                                    

Still lalisa pov

" kita duduk disini saja... " ucapku, aku lebih suka mengambil tempat didekat jendela, di sudut ruangan sebenarnya.

" kau mau makan apa ?... " tanya rose yang sedang membaca buku menu. " eem pasta dengan ekstra udang, minumnya jus jeruk saja.. " mataku sibuk dengan layar ponselku, salah satu muridku mengirim pesan yang bertulis :

' maaf jika menganggu, apa kita sudah selesai latihannya unnie, kata kata unnie tidak jelas tadi ? '.

' belum, latihan di mulai jam 2 siang nanti, kalian makanlah siang dulu ' send.

Aku sedikit merasa bersalah, meninggalkan mereka dengan keadaan mereka semangat-semangatnya dalam belajar, sorry junior-juniorku.

" apa kau balas dendam dengan ku.. " ucap rose, dia menatapku cemburut, 'balas dendam apa ' , " apa yang kau maksud rose ?.." tanyaku menengoknya sebentar, dan melanjutkan fokus ke ponselku.

" maksudku, ' apa ponsel itu lebih menarik dariku? ' .." , tunggu kalimat ini, ya aku baru ingat. " tunggu ku lihat dulu kau ?.. " ku taruh ponsel ku, dan ku amati wajahnya, dari matanya yang indah, pipi yang lucu, sepertinya itu sangat empuk, dan pandanganku jatuh kebibirnya, bisakah aku melumatnya sebentar. 'oh my god, apa yang aku pikirkan ? '.

" lisa apa kau baik-baik saja ?.. " dia mengusap tanganku ditengah-tengah fantasiku dan itu membuatku kaget, " i.. Iya.. Ten.. Tentu saja, memang kenapa ? " mengapa aku jadi gugup.

" wajah mu memerah, sungguh kau tidak apa-apa kan' ? ... " ucapnya dengan menautkan kedua alisnya, sungguh cantik, mengapa dia sangat perhatian.

" mungkin aku terlalu lapar... " ucapku, aku tidak punya alasan kecuali mempermalukan dariku sendiri. " hehe... Apa kau selalu memerah saat lapar.. " dia Menertawakanku, huh', " tidak ada yang salah dengan itu.. " tunggu lisa, kau akan akan menyakitinya dengan kalimat dinginmu itu, yah kau sudah menyatakannya.

" tentu tidak ada yang salah, aku hanya perlu memberimu roti saat wajahmu memerah... Hehe.. " , apa dia masih melanjutkan tertawanya, diatas kalimat dinginku, aku harus berpikir positif, setidaknya aku tidak menyakitinya.

" is not funny rose, " gadis didepanku masih tertawa, lihat butiran air mata disudut matanya, apa ini sangat lucu baginya, heeh.. Di memiliki selera humor yang buruk.

" kau tertawa lagi, aku pergi... " ancamku, dan yah berhasil menghentikan tawa bodohnya. " maafkan aku, jangan pergi lisa... " ucapnya mengelap air matanya.

" permisi... Ini pesanannya, maaf menunggu.. " suara pelayan mengintrupsi kami, untuk segera makan.

" mari makan sebelum wajahku ikut memerah... " seriously?' dia mengejek lagi, " rose... " kutatap sebal dia, " apa ?..., jangan khawatir aku menyukai warna merah,.. " apa ini berarti dia menyukaiku juga,. Okay lupakan !

" aku bersumpah, kau mengejekku lagi, akan ku bawa kau pergi, dan membuangmu ke tempat asing... " ucap ku, entahlah aku mulai nyaman dengannya Hingga, bicaraku seperti ke bambam.

" aku sudah ditempat asing sekarang,.. " ucapnya santai dan memakan ?.., emm entahlah apa yang di pesannya.

Aku diam, ini akan jadi perdebatan yang panjang jika diteruskan, dan lebih baik aku mulai memakan pastaku.

Beberapa menit kemudian,dia sedikit mencuri pandang denganku, oh rose, kau penguntit yang buruk.

" maafkan aku lisa..., aku teman ngobrol yang buruk... " ucapnya dengan matanya yang memancarkan kesedihan atau khawatir, entahlah.

Aku masih diam, aku ingin tau seperti apa reaksinya.

" lisa.. Apa kau masih marah, sungguh aku hanya bercanda, aku menyukai warna merah di wajahmu, itu sangat lucu, dan tidak ada yang salah dengan itu..., sungguh!! " matanya berkaca-kaca, dan tangannya mengusap tangan kiriku yang sedang memainkan ponsel.

Apa aku jahat, aku hanya mendiamkannya tak lebih dari 5 menit, oh ayolah! ,kau terlalu baik untukku rose.

Kuhentikan acara makanku, tangan kiriku berhenti dari 'hobinya' , membalikkan keadaan dan ku genggam tangan kanan rose yang tadi mengelusku.

Kudekatkan wajahku ke wajahnya, sungguh, aku sudah tidak tahan dengan bibirnya, yang dari tadi tak berhenti bergerak.

Wajahnya tiba-tiba tegang, apa dia kaget dengan jarak yang kubuat, wajahku semakin dekat, hingga beberapa centi saja, wajahnya sangat halus, Dan bibirnya oh my god, sungguh aku sudah tidak tahan, terserah dia akan bilang apa setelah ini.

Dia menutup matanya, jarak kami tinggal beberapa centi saja, mungkin tak lebih dari 5 centi, 4 atau 3 centi, entahl.ah ini semakin dekat.

" maafkan aku rose..." ucapku pelan

Dan...


Tbc...

Akhir akhir ini ceritaku banyak yang notice, kalian tahu aku senang, tetap ikuti cerita ini ya dan berikan dukungannya. Dan jangan lupa beri kata-kata untukku dikolom komentar.

Tapi, aku sedikit sedih, cerita one shotku yang berjudul "too good at goodbyes " kehapus. Yaah, keberuntungan selalu diselingi dengan kesialan.

Thanks u guys.. 💕💕

Good night😊😊

Me now is nonanofitfitt.. Entahlah aku menyukai kata nonano.. 😋

Need (complate) Where stories live. Discover now