"Minumlah."pinta Jiseo sambil membantu Jungkook meminum obatnya.
"Noona, appo!"keluh Jungkook setelahnya.
Jiseo yang telaten membersihkan luka di kepala Jungkook lalu membubuhkan obat agar tidak terjadi infeksi hanya diam. Untung saja luka itu hanya robekan dan mungkin akan sembuh dalam beberapa hari.
"Kita harus tetap ke rumah sakit, Kookie."pinta Jiseo.
"Aku tidak mau."kata Jungkook.
"Ko-"
"Aku tidak apa-apa, Noona."potong Jungkook cepat.
Jiseo menarik tubuh Jungkook masuk ke dalam pelukannya, ia mencium puncak kepala Jungkook sampai adiknya mendekap erat tubuh kecilnya. Jungkook memang menyukai pelukan Jiseo, hangat dan sangat penuh kasih sayang.
"Kalau aku bilang tidak boleh berlari, kau jangan berlari. Dasar anak nakal."ucap Jiseo.
"A-"
"Lihatlah, kau sampai melukai dirimu sendiri ... jika kau melakukannya lagi, aku tidak akan datang menolongmu."ancam Jiseo.
Jungkook mengerucutkan bibirnya walaupun ia tau sebenarnya Jiseo hanya menggeretaknya.
"Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu."kata Jungkook. Matanya mulai sedikit terpejam karena kantuk akibat obat penahan rasa sakit yang baru saja ia minum.
"Apa?"tanya Jiseo.
Jungkook memberikan kertas yang sedaritadi ia genggam yang ternyata adalah kertas pengumuman tes milik Jungkook. Adiknya mendapat nilai rata-rata A dan itu artinya Jungkook telah diterima menjadi murid disana.
"Jadi ini yang membuatmu berlari?"tanya Jiseo.
Jungkook mengangguk sambil menguap.
"Kookie-"
"Noona tidak boleh cerewet."kata Jungkook dengan nadanya yang manja.
Jiseo mendengus, sampai akhirnya Jungkook tertidur di pelukannya.
"Semoga kau bisa menjaga dirimu baik-baik disana."
***
Beberapa hari kemudian, Jungkook telah siap dengan ransel hitamnya. Pakaian putih dan almamater sekolah juga dasi yang kini melilit di lehernya. Tangannya sibuk menyisir rambut hitam malam miliknya dan jangan lupakan senyum indah layaknya bulan sabit yang dimiliki namja berusia 17 tahun itu.
Hari ini adalah hari pertama Jungkook masuk sekolah. Ia tidak ingin terlihat cacat diatara teman-teman barunya.
"Kaca itu bisa pecah jika kau pandangi terus, Kookie."
Jungkook berbalik, ia mengerucutkan bibirnya lucu. Tangannya menunjuk tepat pada wajah namja yang kini berdiri sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Ya!!! aku tidak ingin terlihat bodoh di sekolah, hyung."ucap Jungkook.
Namja yang dipanggil hyung itu adalah Seokjin yang kini tertawa terbahak-bahak dan seakan gemas dengan adik dari kekasihnya ini.
Seokjin berjalan kearah Jungkook, ia membantu merapikan rambut Jungkook kemudian.
"Kau terlihat tampan."kata Seokjin.
"Aku-"
"Tapi aku lebih tampan."potong Seokjin cepat.
Jungkook mendengus, ia mengambil ransel yang tergantung di kursi lalu berjalan pelan meninggalkan Seokjin yang kini mengekor di belakangnya.
YOU ARE READING
전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]
Fanfiction[COMPLETE] [HARD SIBLING STORY] 20170812-20180601 Final Ending 20180617 - True Ending 190205 OPEN PO Fisik 10 September - 20 September 2020 "Aku hanya bisa membantumu mempertahankan hidupmu, bukan membuatmu tetap hidup"-Jeon Jiseo. "Noona, aku masih...
![전 형제 [JEON SIBLING] × Jungkook [√] [DICETAK]](https://img.wattpad.com/cover/119207564-64-k934232.jpg)