31. BAZAR RAVISPA ANGKATAN 8 [REPOST]

Start from the beginning
                                    

"Yoi jam segitu."

Ini masih jam 7. Di mana gelap perlahan-lahan menguasai langit yang tadi berwarna jingga. Perpaduan antara warna kuning, merah dan oranye yang sangat indah saat matahari mulai terbenam untuk beristirahat dan kembali menjemput pagi di keesokan hari.

"Udah masuk aja dulu Lak. Ntar juga kalau mereka udah dateng keliatan."

Galaksi mengangguk. Benar. Firasatnya tidak pernah salah dengan apapun yang berhubungan dengan Kejora. Galaksi pasti bisa tahu dengan mudah jika cewek itu hadir di tengah-tengah acara ini. Tidak ada yang terlihat berbeda. Semuanya sama. Mereka berpakaian yang kompak tapi casual seperti; celana jeans dan kaos yang sudah mereka punya dengan kalung seperti panitia-panitia yang sengaja dibuat Oji dengan bertuliskan 'crew' pada kalung itu.

"Lak jangan nggak sabaran gitu dong. Sini duduk dulu. Kita nyantai dulu," kata Bams pada Galaksi yang baru masuk ke dalam tenda terbuka itu.

"Yang nungguin cewek mah gitu ye?" kata Nyong. "Jadi pengin punya cewek gue."

"Lo kan pacar gue Nyong," kata Galaksi setelah duduk di sebelah Bams.

Nyong mendengus. "Homo banget lu Lak."

"Emangnya ada yang mau sama lo? Masuk aja jarang. Mana ada yang mau," ceplos Jordan setelah ia menaruh kresek putih yang ia bawa dan ia jejerkan di depan meja untuk mereka minum nanti. Sudah ada beberapa orang yang datang dan mulai duduk-duduk untuk menikmati bazar duduk yang mereka pilih. Semuanya adalah kenalan Galaksi dari sekolah-sekolah lain.

Acara ini memang yang paling ditunggu-tunggu setelah dulu berjalan tanpa halangan.

"Sergio dateng tuh Lak," kata Septian menunjuk Sergio dengan dagu. Cowok dengan tubuh tinggi yang sekarang terlihat lebih kurus itu masuk ke dalam tenda. Di mata adik-adik kelas yang belum mengenalnya kesan pertama melihat Sergio biasa saja karena cowok itu sudah cukup berubah selama kuliah. Tapi jangan salah. Cowok itu pintar menyembunyikan segala ekspresi dan memendamnya sendiri.

Cowok itu disambut baik oleh Baret serta Lutfi. Kedua cowok itu masih sangat hormat pada Sergio.

"Thal, Fifi nggak ke sini?" tanya Bams pada Thalita.

"Ya mana mau dia ke tempat kaya gini. Kaya lo nggak tau Fifi aja. Telpon dia sana." Thalita membalas sekenanya setelah makanan datang ke mejanya.

Acara dimulai. Jam makin berganti dan orang semakin banyak berdatangan lalu pergi. Ada yang mengganti kupon bazar mereka lalu pulang tidak mau berlama-lama di bazar itu karena semakin malam. Acara di bazar semakin rawan apalagi kebanyakan laki-laki yang datang. Itu sebabnya. Perempuan kebanyakan memilih makanan bazar itu untuk dibawa pulang.

"Septian." Jihan menyapa. Cewek itu tersenyum pada Septian yang masih duduk di sebelah Zaskia. Ia baru saja datang bersama ketiga temannya. Lala sudah mencar ke Jordan. Hanya Kejora dan Febbi yang ada di belakang Jihan.

"Gue tadi nge-PC lo kenapa cuman lo baca aja?" tanya Jihan. Sedikit tidaknya ia harus tahu alasan Septian mengabaikannya.

"Gak sempet bales." jawaban tanggap dengan nada berat tidak ingin diganggu itu membuat Jihan meringis dalam hati.

"Tapi lo lagi nyante-nyante aja."

Mereka terdiam. Septian sama sekali tidak memperhatikan Jihan. Seperti perempuan itu tidak ada di sini. Mengabaikannya.

Oji yang merasa tidak enak dengan situasi ini. Menyela keduanya. Mehilangkan rasa tegang yang tercipta karena Septian memilih bungkam daripada harus melihat Jihan yang berdiri dengan kaku di depan. Mereka terhalang meja yang sangat panjang dan Jihan benci kalau Septian mengabaikannya.

GALAKSIWhere stories live. Discover now