EXTRA PART

2.7K 109 3
                                    

Suara tawa lepas itu terdengar bahagia membuat siapa saja yang sedang berjalan didekat mereka pasti langsung melihatnya. Dan sembilan puluh enam persen orang akan mengira jika mereka adalah sepasang kekasih.

Nyatanya tidak seperti apa yang terlihat. Mereka hanyalah teman biasa. Tapi, kita tidak tahu apakah diantara salah satunya ada yang menyimpan perasaan?

Lisa masih tertawa terbahak-bahak melihat kekonyolan yang dibuat Fino.

"Ganti deh, kita main tebak-tebakan aja." ucap Fino menyudahi.

"Kopi-kopi apa yang pait?"

"Semua kopi pait kali!" jawab Lisa menggeleng-geleng.

"Udah jawab aja." paksa Fino.

Akhirnya Lisa mengalah dan menghela napas berat.

"Kopi item."

"Salah,"

"Kopiko!"

"Salah!" jawab Fino. "Nyerah?"

Lisa mengangguk pasti.

"Kopilih diaaaa..." jawab Fino sambil bernyanyi.

Lisa kembali tertawa kecil. "Boleh juga."

"Btw, buat siapa tuh?" tambah Lisa menggoda.

"Ya buat L--"

"Lisa!"

Suara yang terdengar berat dan dingin itu membuat Lisa otomatis melihat kearah sumber suara yang berasal dari belakang dan menatap seseorang yang berjalan dengan wajah yang seperti.. Kesal?

"Kevin." ucap Lisa kecil tapi bisa didengar oleh Fino.

Fino yang mendengar nama itu mengangkat alis sebelahnya. Ia tidak kenal siapa orang yang berjalan kearah Lisa, namanyapun terasa asing.

"Kamu ngapain disini?" tanya Lisa berdiri.

"Kamu?" tanya Fino dalam hati.

"Kamu ngapain?" tanya Kevin balik yang telah berdiri didepan Lisa.

"Aku?" tunjuk Lisa kedirinya. "Inikan kampusku."

"Trus kenapa disini?" tanya Kevin dingin. Matanya sekilas menatap Fino.

"Aku lagi ngerjain tugas kelompok sama Fino." ucap Lisa melihat Fino lalu kembali menatap Kevin.

"H-Hai." sapa Fino pada Kevin canggung.

Kevin tak membalasnya dan memilih menggenggam tangan kanan Lisa lalu menariknya pergi. "Kita pulang."

Sontak kedua mata Lisa melebar dan dengan cepat menahan langkah Kevin yang membawanya.

"Kevin tunggu, tapi aku belum selesai ngerjainnya."

Kevin menghentikan langkahnya dan menatap Lisa.

"Mama kamu nyariin."

"Yaudah tunggu bent-" ucapan Lisa terputus begitu Kevin melepaskan genggaman tangannya dan berjalan pergi meninggalkan Lisa.

Jujur, Lisa sedikit terkejut oleh tingkah Kevin yang tidak seperti biasanya. Bahkan sekarang Kevin meninggalkannya.

Sebelum Kevin berjalan semakin jauh, Lisa kembali ketempat sebelumnya ia bersama Fino duduk.

"No, gue minta maaf banget ya, gue ada urusan mendadak."

Fino yang hanya berpura-pura serius dengan laptopnya menatap Lisa lalu mengangguk dengan senyumnya.

"Iya gapapa, biar gue aja yang nyelesain, tinggal dikit lagi kok."

"Makasih banyak ya, No. Kalo gitu gue duluan."

Setelah mengucapkan itu Lisa berlari mengejar Kevin. Ia tidak tahu jika ada hati yang baru saja tergores karnanya.

"Kayaknya gue selalu telat ya?" ucap Fino entah pada siapa.

****

"Ngapain disini?"

"Pulang." jawab Lisa enteng.

Ia mencoba menyibukkan dirinya dengan memasang seatbelt-nya.

"Turun." ucap Kevin dingin.

"Ayo jalan."

"Bukannya tadi gak mau pulang?"

"Kata siapa?"

Kali ini Lisa mencoba untuk berani dengan Kevin, tak peduli apapun resikonya. Ia hanya tidak ingin Kevin marah padanya tanpa sebab pasti.

"Kalo kamu gak mau turun, biar aku."

"Aku cuma kerja kelompok serius!" ucap Lisa dengan cepat. Dan tujuannya sukses untuk menghentikan aktivitas Kevin.

Lelaki itu diam. Tak lama menatap mata Lisa yang juga sedang menatapnya.

"Kerja kelompok harus ya pake acara ketawa-ketawa gitu?"

Lisa mengerutkan dahinya.

"Maksud kamu?" tanya Lisa tak mengerti.

"Lupain."

Seketika suasana diantara mereka hening. Keduanya menjadi canggung untuk melakukan sesuatu. Lisa pun dengan keras kepalanya memilih untuk tetap duduk didalam mobil.

"Kamu cemburu?" tanya Lisa tiba-tiba pada Kevin.

Namun tak ada tanggapan dari Kevin. Lelaki itu tetap menatap lurus kedepan.

"Kevin jawab." Lisa masih tetap menatap Kevin juga tangannya kini berada diatas tangan Kevin.

Kevin mengangguk samar. Namun untungnya Lisa melihat itu. Senyum Lisa seketika mengembang menatap Kevin yang menurutnya begitu manis jika sedang cemburu seperti ini. Kadar ketampanannya bahkan meningkat dengan sikap dinginnya itu.

"Yaudah yuk pulang."

****

"Aaakk mama Tae Woon cium pipi anak oranggg." Sudah berkali-kali Lisa menjerit melihat adegan per adegan dalam drama Korea didepannya. Untungnya hari ini dirumah hanya Lisa sendiri, karena kedua orang tuanya sedang merayakan pesta perusahaan mereka dipuncak dan pastinya adik Lisa tak ingin ditinggal.

Kini Lisa yang dulu dan sekarang sudah berbeda. Kalo dulu Lisa sukanya Disney, maka kini Lisa condong menyukai Korea. Entah itu dramanya, aktornya, idol grup dan sebagainya. Tapi sifat lebaynya kadang masih sering muncul terutama saat menonton drakor.

"Duhh jadi Eun Ho pasti copot tuh jantung--" Lisa menatap wajah disampingnya yang amat dekat dengannya.

"K-kevin.." gugup Lisa. Kevin yang belum juga menyadari masih menatap serius drama korea yang sedang berputar itu.

Begitu menyadari tingkah Lisa yang diam seketika, Kevin tersadar, namun tetap enggan menjauhkan wajahnya yang hanya beberapa senti dari wajah Lisa.

Ingin rasanya Kevin tertawa melihat wajah Lisa yang terbilang lucu. Sepertinya ia begitu gugup. Akhirnya pun Kevin menjauhkan wajahnya dan tertawa kecil.

"Udah boleh napas sekarang." ucap Kevin jahil.

Lisa tersentak. Lalu ia menutup wajahnya dengan bantal yang berada diatas pahanya. Pipinya terasa panas.

"Kok ditutup?" goda Kevin sambil menarik bantal itu namun Lisa bersikeras untuk menutupi wajahnya.
"Lisa maluu..." ujarnya dengan suara yang sedikit teredam.

"Lisa mau? Mau kayak gitu juga?" goda Kevin semakin menjadi.

"Kevinnnn!!!"

------

Haiii!!

Ini sebenernya part #dibuangsayang hehehe

Oh ya sebenernya ada keinginan pengen ngerevisi cerita ini. Tapi mungkin nanti deh pas liburan semester hehehe

Jangan lupa dibaca 'Love That Is Hidden' yaaa vote+comment juga heheh

25 November 2017

Lisa & KevinWhere stories live. Discover now