19 [ Lisa & Kevin ]

1.8K 88 0
                                    


Setelah memikirkannya berjam-jam, akhirnya disinilah Kevin. Dirumah Lisa. Ia sedikit ragu untuk mengetuk pintu didepannya. Takut jika nantinya ia diusir oleh Lisa.

Karena terlalu lama bergelut dalam pikirannya, tiba-tiba pintu didepannya terbuka, seseorang berdiri disana dengan tatapan datarnya.

Canggung seketika. Tiba-tiba tubuh Kevin terdiam seperti manekin. Bahkan, mengucapkan kata sedikitpun terasa sulit.

Lisa yang menyadari atmosfir diantara keduanya, ia keluar sepenuhnya dari pintu dan menutup pintunya.

"Hai," sapa Lisa. Kevin mendadak semakin kaku. Sel-sel tubuhnya menegang kuat.

"Ayo!" Lisa berjalan melewati Kevin.

Kevin membalikkan badannya. "E-eh Ke..kema-na?"

Lisa menghentikan langkahnya, tapi badannya tetap membelakangi Kevin.

"Lo mau ngajakin gue jalan, 'kan?" lalu ia kembali meneruskan langkahnya ketempat motor Kevin berada.

***

Langit malam yang mendung dan dinginnya angin yang berhembus kencang hingga menusuk tulang, seolah mewakili suasana keduanya. Mendung mewakili hati keduanya dan dingin untuk mewakili suasana canggung diantaranya.

Lisa menyilangkan tangannya mengusap kedua bahunya yang terasa kaku oleh dinginnya angin. Kevin yang juga duduk diayunan sebelah Lisa diam-diam sebenarnya ia melihat Lisa yang merasa kedinginan.

"Vin,"

"Hm,"

Keduanya tetap menatap lurus kedepan.

"Mau ngomong sesuatu?"

Kevin melihat Lisa sekilas dari ekor matanya. "Enggak,"

Lisa mengangguk, ia melipat bibirnya kedalam dan menarik napasnya dalam-dalam.

"Gue ada,"

"..."

"Waktu disini beberapa hari yang lalu. Lo nanya 'kan, apa mau gue?..." Lisa masih menatap lurus kedepan, bukannya ia tak suka menatap Kevin. Tapi, hatinya dan tubuhnya seolah bekerjasama untuk tidak melakukannya.

Kini Kevin menatap Lisa serius. "Ya.."

"Gue sekarang tau..."

"..."

"Lebih baik ki- E-eh.." Lisa sontak memegang kedua rantai ayunan untuk menahan dirinya agar tidak jatuh.

"Biarkan gue melakukan ini untuk terakhir kalinya.."

***

Ekor mata Lisa terus menatap seseorang yang duduk dipojok depan sana. 'Begini lebih baik', pikirnya.

Begitu orang itu menatap ke arah lain, ia memulai aksinya.

"A, A, D, C," bisik Lisa memberikan jawaban pada Putri.

"Anjirr.. itu jawaban apa nama pelem," ucap Hendra menguping.

Mendengar suara Hendra yang begitu keras, membuat pengawas yang sedang bermain ponsel itu menatap Hendra.

"Hendra.. Ngapain kamu, ga ada contek-contekan, ya!"

Hendra menutup mulut dengan ala-ala sinetron.

"Ga kok bu, cuma kerjasama aja," ucapnya lagi dengan suara sedikit pelan, namun masih bisa didengar.

"Hehe iya maap bu." Hendra kali ini menyerah begitu mendapat pelototan tajam dari Bu Herlina.

2 April 2017

Lisa & KevinOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz