15 [ Lisa & Kevin ]

1.8K 101 1
                                    


Lisa terus berlari hingga keluar dari komplek perumahan Kevin hingga menemukan halte dan memutuskan untuk duduk disana. Ia lupa jika ia sempat terjatuh saat berlari tadi. Kini lututnya semakin perih dan terasa berkedut kencang. Tapi, ada yang lebih sakit dari itu.

Hatinya.

Begitu sakit sekali dibanding lututnya yang tidak ada apa-apanya.

Kevin-nya berubah. Ia merasakannya. Entah mengapa, tapi ia harus cepat mengetahui hal itu.

Apa mungkin Kevin bosan dengannya?
Apa mungkin dirinya melakukan kesalahan?
Apa mungkin Kevin menyukai gadis lain?
Apa..

Rumit.

Hal ini lebih baik ditanyakan langsung pada Kevin. Dirinya tidak ingin menangkap paham yang salah nantinya. Ia ingin mendengar dari mulut Kevin, sekalipun itu menyakitkan. Ya, itulah yang sering ia baca dari beberapa novel.

Tapi, biarkan ia menyiapkan dirinya untuk sementara waktu. Ia ingin memperlambat hubungannya dengan Kevin walaupun sebenarnya ia masih tidak mengerti.

***

Hari ini seluruh siswa SMA kelas 12 serentak melaksanakan Ujian Nasional. Hari yang paling ditakuti oleh kebanyakan siswa, karena sebagian berpikir lulus atau tidaknya mereka ada pada hari ini dan 3 hari kedepan. Mereka yang terlihat begitu tenang mungkin sudah memiliki persiapan yang begitu matang.

Begitu halnya dengan Kevin. Ia sudah menunggu hari ini. See? Orang yang sudah memiliki persiapan pasti akan percaya diri.

Kevin memutuskan untuk melupakan hubungannya dengan Lisa sampai ujian selesai. Ia tidak ingin pikirannya bercabang-cabang sehingga membuat konsentrasinya buyar. Ia juga berniat menemui Lisa setelah ujian nanti. Dan meluruskan semuanya.

Tunggu Kevin! batinnya.

Tiba-tiba Kevin merasa seseorang menepuknya pundaknya.

"Lo ga ikut makan?" tanya Deki.

"Gue udah makan, kalian aja."

Deki meneliti Kevin. "Serius lo?"

"Iya tenang aja." ucap Kevin meyakinkan.

"Yaudah, tapi kalo lo masih laper gabung aja. Lagipula kita kan pake duit kas."

Kevin menganggukkan kepalanya. Setelah itu Deki kembali bergabung pada teman-temannya yang sibuk mengisi perut mereka yang nantinya akan dikuras habis oleh soal-soal didepan mata mereka.

Kevin tersenyum miris. Dirinya menolak ajakan Deki. Ya, walaupun dirinya sudah memiliki banyak persiapan untuk mengerjakan mata pelajaran yang diujikan, tapi nyatanya ia tidak mempersiapkan tubuhnya untuk diisi barang sedikitpun. Ia masih menunggu. Ia masih jelas mengingat bahwa dulu Lisa pernah berjanji akan membuat sarapan terbaik untuknya saat ia ujian nanti. Tapi, harapan itu sirna begitu ia yakin bahwa hubungannya dengan Lisa merenggang.

***

"Lo laper, hah?" bisik teman disampingnya mendengar suara perut berbunyi yang berasal dari Kevin. Tapi arahan wajahnya masih fokus pada soal yang berada dilayar komputer itu.

Tahun ini mungkin anak kelas 12 bersorak ria mengetahui kebijakan pemerintah yang menetapkan bahwa Ujian Nasional tingkat SMA hanya diujikan empat mata pelajaran saja. Tiga dari empatnya adalah pelajaran pokok, sedangkan satunya pelajaran pilihan sesuai jurusannya. Juga, Ujian Nasional kali ini semua sekolah diserentakkan dengan berbasis komputer. Sehingga disebut UNBK ( Ujian Nasional Berbasis Komputer ).

Kevin menatap kesamping sekilas.

"Percuma kalo lo belajar banyak, toh lo bakal ga bisa mikir maksimal kalo tuh perut ga diisi."

***

"Vin, mau belajar bareng ga? Apa lo mau langsung pulang?" tanya Deki pada Kevin yang langsung berjalan menuju parkiran setelah ujian hari pertama selesai.

"Gue pulang aja deh, bilang yang lain ya sorry gue ga bisa ikut." ucapnya lalu berjalan cepat. Sedangkan Deki hanya menatap kepergian Kevin yang terbilang terlalu cepat.

"Maafin gue, Vin." Deki sudah seperti orang gila yang berbicara sendiri, seolah ada Kevin didepannya. Ia menatap nanar kotak makan bergambar Elsa Frozen ditangannya itu.

***

Hari ketiga.

Kevin masih menunggu janji Lisa yang pernah diucapkannya dulu. Ia yakin Lisa pasti mengingatnya, dan akan menepatinya. Lisa boleh kekanak-kanakan, tapi ia tidak pernah melupakan janji yang telah dibuatnya.

Bel berdering. Kevin hanya menghela napasnya pelan. Tak ada lagi untuk hari ini. Untungnya saja tadi Deki sempat memberinya roti secara paksa. Dan pada akhirnya ia juga memakannya. Bersyukurlah Kevin pada Deki.

***

Hari keempat.

Kevin duduk didalam kelas sendiri. Teman-temannya yang lain sedang berada diluar. Mereka sarapan bersama secara besar-besaran hari ini mengingat ini hari terakhir. Bahkan guru-guru ikut sarapan bersama.

Ini keempat kalinya Kevin menolak tawaran mereka. Tapi, namanya teman pasti ada salah satu diantara mereka yang memiliki jiwa paksa. Juga, dengan asalan embel-embel bahwa ini sarapan terakhir mereka pada saat Ujian Nasional. Dan akhirnya hari ini Kevin kalah.

Perut yang terisi penuh membuat Kevin seperti baru pertama kalinya makan. Biasanya ia merasakan hal itu hanya pada saat pulang ujian. Tapi, ini pertama kalinya ia sarapan penuh setelah tiga hari ia absen.

***

Sorakan-sorakan gembira terlepas begitu anak-anak keluar dari ruang ujian. Rata-rata dari mereka keluar dengan perasaan yang senang. Walaupun ada sebagian yang cemas akan hasilnya. Tapi, biarkan mereka yang bahagia melepaskan kesenangan pada diri mereka. Untuk urusan hasil, biarlah itu menjadi yang terakhir.

Kevin tersenyum bahagia melihat teman-temannya yang langsung mengerubungi dirinya dan langsung merangkulnya begitu keluar dari ruang ujian.

"Selesaiii woyyyy, gue seneng banget njirr."

"Ah gilaaa, lu seneng ga sih pada."

"Senenglah bego,"

Kevin tertawa melihat kekonyolan teman-temannya yang sepertinya mengalami kejiwaan setelah ujian.

Tanpa disadari, ada seseorang yang menatapnya dari jauh. Dia tersenyum begitu melihat senyum Kevin bersama teman-temannya seolah senyum itu menular. Setelah itu ia menarik dirinya pergi.

Kevin tersenyum kikuk melihat Mila dari jauh yang sedang menatap sambil tersenyum ke arahnya.

27 Maret 2017

Lisa & KevinWhere stories live. Discover now