Dia bilang dia takut suara petir dan menyuruh Baekhyun untuk datang sesegera mungkin. Padahal, Baekhyun baru saja tiba di apartement.

Anehnya, Baekhyun tidak menolak sama sekali. Pria itu langsung datang ke Apartement gadis itu.

Dan Betapa terkejutnya dia menemukan Jin Sihyeon sedang meringkuk di atas ranjang sambil menutupi kedua telinganya.

Merepotkan sekali.

Baekhyun menatap wajah terlelap Sihyeon dan tersenyum kemudian. Gadis itu terlihat lebih kalem dan cantik ketika tidur.

Andaikan saja wajah kalemnya itu sepadan dengan gaya dan nada bicaranya. Maka mungkin Baekhyun akan jatuh cinta pada Sihyeon, mungkin.

****

Sihyeon mengerjapkan matanya pelan ketika kilauan cahaya matahari menerpa wajahnya. Dia mendudukan dirinya dan mengerjap heran. Kenapa dia tidur di sofa?

Ah,apakah dia ketiduran disini semalam?

Ngomong-ngomong, bukankah Baekhyun datang semalam? Sihyeon masih ingat ketika pria itu datang dan menemaninya disini sampai dia terlelap.

Sihyeon menggerakkan bahunya acuh, mungkin pria itu langsung pulang setelah melihatnya tertidur.

Dengan langkah malasnya, Sihyeon beranjak menuju dapur dan meraih sebotol air mineral.

Suara bel apartement yang nyaring membuat Sihyeon menghentikan kegiatan minumnya dan segera berlari kecil untuk membuka pintu.

"Kau baik-baik saja?"

Seorang pria masuk ke dalam tanpa permisi dan duduk di sofa sambil menatap Sihyeon khawatir.

"Semalam hujan deras dan petir menyambar-nyambar, kau baik-baik saja?" tanya pria itu lagi setelah melihat Sihyeon yang diam.

Gadis itu baru menganggukkan kepalanya setelah sekian lama terdiam, "Temanku datang menemaniku semalam."

"Teman?" sebelah alis pria itu terangkat bingung. Memangnya Jin Sihyeon punya teman?

"Iya."

"Begitu... Ngomong-ngomong, aku merindukanmu."

Sihyeon tersenyum, "Aku juga."

Pria itu beranjak dari tempat duduk dan menghampiri Sihyeon yang masih berdiri di tempatnya tadi. Dia menarik tubuh Sihyeon ke dalam pelukannya dan memeluk gadis itu erat.

Menumpah ruahkan rasa rindunya lewat sebuah pelukan.

Pria itu memundurkan tubuhnya dan beralih menatap mata Sihyeon sebelum berkata, "aku membutuhkanmu."

Sedetik kemudian bibirnya sudah melumat lembut bibir Sihyeon. Gadis itu spontan mengalungkan tangannya dan membalas ciuman pria itu.

Matanya yang semula terpejam kini terbuka dengan tatapan kosong yang menerawang.

Tidak ada yang tahu apa yang telah dia pikirkan, hanya dia dan Tuhan yang tahu jawabannya.

Heal Your Heart | BBH - COMPLETEWhere stories live. Discover now