Goodbye

253K 8.8K 65
                                    

Dorrr!!!

Suara pistol terdengar cukup keras.

"Akkkhhhh" teriak seseorang dengan keras. Rasa sakit karna tembakan tersebut membuat dirinya tertunduk lemah dengan bertumpu pada kedua lututnya.

Semua orang yang berada di jalanan tersebut pada menutup telinganya dan beberapa orang yang menghabiskan waktu di dekat cafe, restauran dan mini market yang bersebelahan dan berhadap-hadapan semua pada berhamburan keluar ingin melihat kejadian yang membuat mereka penasaran.

Briant datang dengan Felix dan beberapa orang suruhannya. Orang suruhannya akhirnya berhasil menembak tangan Robert sehingga tembakan yang akan diarahkan pada Nichole berhasil di batalkan dengan waktu yang tepat.

Pistol yang siap menembak Nichole terjatuh, Robert hanya mengumpat karna kekesalannya yang lagi-lagi tak berhasil membunuh Nichole.

"Bawa dia ke kantor polisi. Aku akan segera mengurusnya nanti. Pastikan jika dia sudah berada di sel tahanan. Jangan kalian pergi sebelum aku datang kesana. Tunggu tepat di depan sel tahanan, karna dia begitu licik. Aku tak ingin keparat sepertinya lolos dan meresahkan masyarakat! Kalian mengerti?" Perintah Felix yang mengambil alih semua anak buahnya.

"Satu lagi. Setengah dari kalian berjaga-jaga disini dan sisanya kalian boleh bawa orang keparat ini ke kantor polisi dan jangan lupa tlp polisi untuk menangani kasus ini secepatnya!" Tambah Briant pada suruhannya tersebut.

"Baik tuan" ucap semua anak buahnya dengan kompak dan menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Setengah dari anak buahnya membubarkan diri dan berpamitan untuk membawa Robert ke kantor polisi. Sisanya berjaga-jaga di dekat kejadian. Sampai polisi datang untuk menindak lanjuti perkara tersebut.

"Liat saja kau akan ku balas semuanya Felix! Kau telah mengacaukan semua rencanamu! Akan ku balas kau Felix! HAHAHA" ucap Robert sebelum di bawa ke kantor polisi.

Briant dan Felix tak ingin mengambil pusing ucapan Robert. Yang terpenting hanyalah adiknya.

Briant dan Felix berjalan menyebrangi jalanan untuk menghampiri Daniel dan Nichole.

Nichole terlihat shock dipelukan Daniel. Tak henti-hentinya Nichole menangis di dada Daniel. Masih sengan posisi yang sama. Tertunduk dalam pelukan Daniel.

Pria itu berlari sekencang mungkin untuk menghindari pistol yang diarahkan pada Nichole. Daniel berhasil memeluk Nichole dengan erat. Sampai akhirnya bunyi pistol tersebut terdengar begitu kencang. Tubuh Daniel tak merasakan sakit sedikutpun. Daniel panik, ia segera mengecek kedaan tubuh Nichole yang berada di pelukannya. Daniel tak menemukan satupun darah yang mengalir pada tubuh Nichole yang ada Nichole hanya menangis segukan.

"Akkkkhhhhh" suara teriakan itu menyadarkan dirinya bahwa seseorang telah terluka dalam insiden tersebut. Daniel mencoba mencari siapa seseorang yang terkena tembakan tersebut. Daniel melihat Briant dan Felix yang sedang berbicara pada pria dengan baju hitam-hitamnya.

Daniel sudah tak tau lagi bagaimana jadinya jika Briant dan Felix tak datang tepat waktu. Dua kemungkinan yang akan terjadi, Nichole yang tertembak atau dirinya yang akan tertembak. Daniel tak berhenti bersyukur pada tuhan yang sudah menyelamatkan dirinya dan Nichole.

"Tenang lah sayang. Kau tak apa. Aku disini bersamamu. Takkan ku biarkan seseorang menyakitimu" ucap Danie sambil menepuk-nepuk punggung Nichole.

"Celli! Its daddy and me!" Ucap Briant pada Nichole.

Nichole melepaskan pelukannya pada Daniel dan mendongakkan kepalanya menatap suara yang ia kenal. Nichole berdiri dan memeluk Felix dengan sangat erat.

"Da da ddy" ucap Nichole dengan segukan.

Briant mengurulkan tangannya pada Daniel untuk membantu Daniel bangkit.

"Kau tak apa?" Tanya Briant pada sahabatnya tersebut.

"Ya, terimakasih lagi-lagi kau menyelamatkanku. Maafkan aku yang tak becus menjaga adikmu" ucap Daniel pada Briant.

"Its okay. Semua telah berlalu. Robert telah tertangkap dan ada satu hal yang harus kau tau tentang rahasia kematian Sofia" jawab Briant pada Daniel. Daniel mengerutkan dahinya bingung.

"Sudahlah nanti saja. Kita harus segera pulang. Aku dan daddy harus mengurus kasus ini dahulu" jawab Briant yang di beri anggukan oleh Daniel.

Polisi telah datang di lokasi kejadian. Briant dan Felix dimintai keterangan danlebih lanjutnya akan di bicarakan di kantor polisi. Felix meminta waktu untuk mengantarkan anaknya pulang karna masih shock dengan kejadian tersebut.

Banyak orang yang melihat insiden tersebut. Mereka menatap kagum Felix dan Briant. Semua pada mengambil potret dirinya dan kejadian tersebut.

Seketika pemberitaan tersebut cepat tersebar pada wartawan dan media. Membuat semua wartawan dan media datang berhamburan ke lokasi kejadian dan terus meminta klarifikasi tentang insiden yang terjadi. Mereka tak ingin menanggapinya terlebih dahulu. Mereka hanya berbicara pada semua wartawan bahwa mereka akan melakukan konferensi pers nantinya ketika semua sudah membaik dan kasus sudah selesai di tangani.

Akhirnya Merekapun memutuskan untuk pulang.

a Cold CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang