Its Hurt

250K 10.2K 39
                                    

Nichole duduk didepan Briant. Ia semakin penasaran apa yang Briant akan bicarakan padanya. Perasaannya sudah tak karuan semenjak Briant menelponnya tadi.

"Ada apa kak?" Tanya Nichole sambil melipat tangannya pada bangku cafe.

Briant mulai gelisah ia bingung harus menyampaikan kabar buruk pada Nichole. Ia takut jika adiknya akan kecewa dengan keputusan yang ia buat.

Briant menyanggah kepalanya dengan kedua tangannya sambil memfokuskan matanya pada manik mata Nichole.

"Dek, kau masih ingat dengan Jessieca?" Tanya Briant lembut. Ia tak boleh terlihat gelisah di depan Nichole. Ia harus setenang mungkin agar Nichole juga ikutan rileks.

"Iya kak, kenapa dengannya?" Tanya Nichole bingung. Ia merubah posisi duduknya. Mencari-cari pose ternyamannya agar yang ia dengar dari mulut kakaknya tak akan terlewat satupun.

"Robert ayah Jessieca akan membuat rencana yang sangat bahaya untukmu. Kau tau jika Jessieca tak akan menyerah begitu saja? Aku minta padamu untuk sementara ini kau harus menjauhi Daniel dan kau kembali tinggal di Jerman bersama Davita sampai semuanya aman. Sampai kakak tau apa rencana Robert padamu" jelas Briant.

Nichole kaget mendengar kakaknya menyuruhnya untuk menjauhi Daniel dan kembali tinggal di Jerman bersama Davita.

"Apa harus itu yang aku lakukan kak? Aku tak bisa berpisah dengan Daniel" lidah Nichole bergetar hebat tak terasa airmata membanjiri pipinya.

"Kakak tau ini berat untukmu. Ini juga berat untuk kakak, mom and dad juga, tapi kakak nggak mau sesuatu terjadi padamu termasuk juga mom and dad"

Nichole menghapus air matanya. Ia mencoba berpikir jernih tentang semua ini. Apa lagi ia sedang mengandung. Jika Jessieca mengincarnya sudah pasti ia akan mengincar calon bayinya juga.

"Baik kak kasih aku waktu seminggu" ucap Nichole sambil menatap kakaknya.

Kakaknya berdiri dari kursi cafe dan menghampiri Nichole. Ia merengkuh tubuh Nichole yang lemah. Nichole memeluk erat tubuh kakaknya.

Ketika adegan tersebut Daniel datang ditengah-tengah Briant sedang mencium kening adiknya.

Briant dan Nichole di buat kaget dengan kedatangan Daniel.

"Daniel?" Tanya Nichole dan Briant bersamaan.

Daniel marah melihat Nichole dan Briant yang sedang berpelukan dan Briant dengan mudahnya mencium kening Nichole.

"Ohh jadi begini kau di belakangku Nichole? Apa jangan-jangan anak yang kau kandung itu anak dari hubunganmu dengan Briant?" Ucap Daniel ketus.

Nichole yang mendengar omongan Daniel membuat hatinya sakit. Tega sekali Daniel berkata seperti itu. Nichole ingin berteriak di depan wajah Daniel jika ini adalah anak hasil dirinya dan Daniel dan Nichole ingin berteriak menjelaskan jika Briant adalah kakak kandungnya. Tapi lidah Nichole kelu. Ia tak bisa berbicara apapun. Ia hanya bisa menangis segukan.

Omongan Daniel menancap di jantuknya dan mengobrak-abrik jantungnya. Rasa sakit yang Nichole rasakan terlalu pahit.

"Apa maksud mu Daniel? Nichole mengandung? Dia mengandung anakmu?" Tanya Briant pada Daniel.

"Kau tak tau Brian? Haha pintar sekali kau menyembunyikan semuanya Nichole?" Ucap Daniel tersenyum licik.

"Kau dengar Nichole! Aku tak akan pernah tanggung jawab dengan bayi yang kau kandung sampai kapanpun! Kau memang jalang murahan!" Seru Daniel lalu pergi meninggalkan Nichole dan Briant.

Nichole menangis, air matanya tak bisa berhenti. Ia harus menerima kenyataan jika pria yang ia cintai perdi meninggalkannya.

Briant menguatkan hati adiknya dengan menepuk-nepuk punggung Nichole dalam pelukannya.

Sementara orang yang membuat semua kekacauan ini pun tersenyum di kursi kebesarannya. Semenjak anak buahnya melaporkan kekacauan yang ia buat ia tertawa senang.

Robert memberikan pesan kepada Daniel 30menit yang lalu.

a Cold CEOWhere stories live. Discover now